Octagon 3 - 455 : Syarat Sarat Pt. 5

215 24 31
                                    

"Lo! Lo gak ada kabar sama sekali! Lo sadar baru nyelakai Younghoon?!"

Begitu pintu rumah dibuka oleh Hongjoong--dengan kuncinya--suara dari Juyeon terdengar melengking keras, di belakang. Berhubung Juyeon sampai lebih dahulu bersama Yunho--mereka menggunakan satu motor--selagi Hongjoong mengendarai mobilnya bersama Mingi untuk pulang. 

Hongjoong tahu, walau menolak, mereka akan tetap ikut.

Jadi di sinilah emapt anggota The Overload itu.

Segera saja Mingi menarik lengan Juyeon dari belakang--untuk berhenti meneriakinya sejak keluar dari mobil.

Sedangkan Yunho menyelip, mengekor mengikuti Hongjoong ke dalam.

Juyeon menepis Mingi agak kasar, menatapnya marah. "Kalau Hongjoong gak butuh gue dan Yunho buat urusan, lo juga gak akan kabari kami?"

"Masuk ke dalam." Mingi hanya mendorong, kali ini di punggungnya sampai mengeraskan rahang. Begitu berhasil mengantar langkah, dirinya lah yang menutup pintu kemudian. "Seharian kacau--lo pikir gue gak berantem sama Hongjoong sejak tadi?"

Dengan kesal, Juyeon menepis lagi--menjauh. "Lo? Lo berani marah sama Hongjoong? Lo sepatuh itu--"

"Gue juga punya emosi--gue manusia!" Mingi membentaknya lagi, yang membuat Yunho sedikit melirik, tapi sang lelaki lebih memilih untuk terus mengikuti Hongjoong, yang mencapai dapur sekitar pukul 12 malam lebih itu. "Lo mikir selama ini gue diam aja dan tahan sama tingkah-tingkah lo?"

Tampaknya Mingi dan Juyeon masih agak berdebat.

Sehingga Yunho memanfaatkannya untuk bicara. "Gue sendiri belum ketemu sama Younghoon. Waktu ke rumah sakit, gue cuma nunggu di luar."

"I don't care, Yun." Hongjoong membalas sembari membuka lemari dingin. Memindainya untuk beberapa detik, tapi berakhir dengan menutupnya kembali. "Sepanjang10 hari dari kejadian, beruntung, ya, keluarga Younghoon gak nuntut?"

Yunho berdiri lurus, saat melihat Hongjoong bersandar pada lemari pendingin tersebut. "Lo tau sendiri, bokapnya Younghoon pengen masuk banget Antara? Walau pasti terluka, tapi gue rasa gak akan kayak kasusnya Hyunjae? Since, bokap Hyunjae bukan bagian dari kita semua."

"Ah, Hyunjae. Kalau gini caranya, gue harus urungi niat gue buat masukin dia ke UnBada tahun depan."

Agak mendesah, Yunho membalas pelan. "Pasti dia bakal lakuin itu. Orangnya setia. Punya pendirian juga, walau di akhir... mungkin terlalu takut?"

"Takut?" Hongjoong mengangkat satu alisnya. "Younghoon?"

"Yang Hyunjae takutin itu, dia jadi perusak antara The Overload dan Hunters, Hongjoong." ucap Yunho, berusaha untuk tenang. "Makanya dia nurut, dan patuh aja, buat Younghoon apa-apain."

Sambil menekan lidahnya, Hongjoong menatap Yunho lekat.

Dan Yunho tercekat, merasa sangat bersalah. "Kalau waktu itu, gue berusaha lebih keras, buat gak biarin Hyunjae nginap di tempatnya Younghoon, mungkin semua ini gak akan kejadian. Mungkin kalau gak ada gimmick ini..."

"Kenapa lo mikir gitu?" Hongjoong mendecih, membalas. "Semua perkara ini juga ada karena Younghoon punya nafsunya ke Rosé. Tapi memang gimmick macam ini harus berhenti--anjing. Untung buat publikasi, tapi cuma kesialan yang kita punya."

Yunho menarik napasnya perlahan, siap untuk kalimat panjangnya. "Intinya, beberapa dari kami jelas marah ke lo, walau semua udah tau alasan lo mukulin Younghoon. Karena, kita tau sendiri, ini bukan kasus pertama. Bukan kasus pertama celaka, bukan juga kasus pertama bahwa seingin apapun orang nuntut lo, lo gak akan bisa. Gue minta lo harus benar-benar sadar, bahwa lo bisa lakuin apapun, dan semua itu jadi keuntungan sekaligus kerugian lo. Di saat kita, berteman murni sama lo, tapi kita bisa celaka kalau lo gak bisa kontrol itu."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang