Octagon 3 - 547 : Pecah Pt. 2

178 19 24
                                    

Jika saja panggilan itu tak berulang, dan tak mengganggunya, Seonghwa tak akan repot untuk menampakan dirinya, dari kamar 301, untuk menghadapi seseorang yang sudah dirinya ketahui dari kebiasaannya. Seonghwa tak yakin, apakah tidurnya nyenyak atau tidak, namun di pukul 11 pagi menuju siang tersebut, ia harus dengan berat hari membuka pintu, untuk melihat bagaimana Yunho hendak mengetuk lagi pintu 302.

Seonghwa hanya tahu, Yunho datang untuknya, bukan untuk membawa kabar untuknya.

Terlihat Yunho dalam keadaan baru pulang, masih sama seperti semalam, hanya terlihat lebih lelah saja. Walau begitu, Yunho tetap menatapnya dengan khawatir.

"Semalam sampai jam berapa?"

Seonghwa yang memegang pinggiran pintu, memutar matanya, dan hendak menutup. "Kalau gak bawa kabar bagus bahwa kita bisa temui Hongjoong, mending lo--"

"Lagipula Hongjoong dibawa pulang Shownu." Yunho memotong, untuk menjawab kekhawatirannya. "Sekarang kita sama-sama gak tau apa-apa lagi, Seonghwa."

Seketika Seonghwa mengeraskan rahangnya, benar siap untuk menutup kembali. "I hate you..."

"Lo harap gue, Juyeon atau yang lain ngapain? Ngelawan Shownu? Lawan keluarganya?" tanya Yunho begitu cepat, begitu lelah sebenarnya. "Dengar. Sebelumnya kita butuh kabarnya karena gak tau, dia di rumah sakit kayak gimana. Tapi sekarang, kita tau--Hongjoong bisa jalan, lukanya gak bikin dia cacat atau semacamnya, jadi, kita juga tau, kalau dia bakal baik-baik aja di tangan keluarganya."

Seonghwa menggigit bibir bawahnya, nyaris menangis.

Sampai Yunho menghela napasnya cukup kasar, untuk membalas lagi. "Tolong, Seonghwa. Pahami keadaan. Damai sama gue, sama kami..."

"Gue gak mau lihat lo..."

"Tapi gue mau." Yunho membalas, dengan nada suaranya yang menurun. Yunho menatapnya begitu tak tega, melihatnya kesulitan. "Seonghwa, posisi Hongjoong itu gak enak banget, dari keluarganya, kalau urusan sama lingkaran dalam. Lo tau sendiri. Posisi lo juga lagi gak enak sama keluarganya. Jangan bikin yang rumit jadi tambah rumit."

"Lo gak ngerti..."

"Lo yang gak bisa ngerti." ucap Yunho, menatap dengan iba. "Gue paham, seenggaknya, bahwa lo sangat khawatir sama dia. Lo merasa... Hongjoong itu hidup lo, 'kan?"

Seonghwa tahu air matanya sudah menggenang. "Walau lo semua tau, lo semua selalu anggap gue berlebihan tentang ini..."

"Karena banyak faktor." jawab Yunho. "Salah satunya, karena lo gak pernah mau ngerti keadaan, dan cuma pengen ego juga keinginan lo dikasih makan."

Air matanya jatuh. Seonghwa meremas pinggiran pintu secara kuat. "Gue juga gak bisa nahan ini, Yunho... s-susah, rasanya susah..."

"Bisa." Yunho membalas lagi, tak kuasa melihatnya mulai rapuh. "Bisa, cuma lo belum nyoba. Gue juga tau, selama ini semua orang manjain ego lo. Dari Hongjoong, gue, bahkan sampai orang-orang yang cuma sekilas kenal lo. Cuma sekarang di sini kita harus tahan. Urusan kita, setelah kenal Hongjoong, atau pun setelah lo kenal gue, itu bukan cuma tentang kisah sakit hati atau jatuh hati. Kita hadapin hal yang lebih berat dari ini, yang bahkan beberapa orang tua kita pun ikut campur. Sekarang lo itu gak bisa berbuat seenaknya, Seonghwa. Lo harus coba pahami keadaan..."

Seonghwa merasa sesak sendiri, air matanya semakin jatuh.

Jadi Yunho memberanikan diri, untuk mempersempit jarak. "Tolong, Seonghwa. Gue tau lo bisa. Pelan-pelan aja. Jangan bikin semua hal ini jadi lebih berat dari pada seharusnya..."

"Tapi sakit, Yun... kalian semua seolah benci gue... padahal gue lebih benci diri gue sendiri..."

"Bitter truth, but," Yunho menarik napasnya pelan, sebelum menyentuhkan tangan besarnya pada pipi Seonghwa secara hati-hati, yang tak ditolak sama sekali. Yunho mulai mengusap air matanya dan memberikan lanjutan pada kalimatnya. "Walau kita semua terikat, sampai mati karena Nama Aman ini, lo memang besar kemungkinan bisa dibenci yang lain, kalau lo terus kayak gini. Mungkin gue terkesan sangat annoying buat lo, tapi gue di sini lagi mengusahakan, biar hal itu gak terjadi..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang