Octagon 3 - 568 : Untuk Tanggal 8 September Pt. 3

258 18 35
                                    

Begitu sebuah map coklat itu ditaruh di atas meja, oleh Gongyoo, dirinya kemudian menatap sosok di hadapannya, yang berada di sebuah ruangan bersamanya, hanya berdua saja. Di malam menuju pagi tersebut, Gongyoo telah mendapatkan apa yang dirinya bisa tawarkan, sebagai pengikat kerjasama mereka untuk lebih jelas. Gongyoo juga tak menyangka bahwa Dongwook, sosok tersebut, tak mampu melakukannya lebih cepat darinya.

Namun wajar, Gongyoo bisa paham.

"Pandanganmu terblokir."

Dongwook belum membalas, hanya tersenyum tanpa melihatnya. Tatapannya terarah lurus pada map yang Gongyoo berikan padanya, mempertimbangkan untuk membukanya. "Benar orang dekat?"

"Orang dekat dan kau tak akan bisa melihatnya, karena mereka ada di pihakmu." jawab Gongyoo, setenang tatapannya, padahal pikirannya berantakan seperti badai. Hatinya dikaramkan secara paksa, menyakitkan. "Mungkin juga kau tak bisa mempercayai sekitarmu."

"Oh, orang-orang saya bukan bagian sama sekali." Dongwook menjawab, dan kali ini melihatnya, menyadari bahwa dirinya sedikit membuka. "Well, well."

"Apapun itu, semua sudah berselang cukup lama, walau saya tahu, urusanmu ada banyak, termasuk mengurus putra saya." balas Gongyoo kembali. "Setidaknya anak saya tahu tanggung jawabnya, dan selebihnya sudah kita bicarakan. kau tak bisa menyentuhnya kembali jika itu menyakitinya."

Hal itu membuat Dongwook terkekeh kecil. "Secara fisik?"

"Secara fisik termasuk--saya lihat bekas luka yang kau berikan." 

Balasan Gongyoo terdengar kesal walau ekspresinya tak berubah. Dongwook membawa dirinya agak mencondong, mencoba mengingatkannya pada sesuatu. "Tak lain tak bukan, bagaimana dirimu dahulu?"

"Apa kita akan membicarakan masa sekolah kita? Sudah berlalu puluhan tahun." Gongyoo di posisinya tak bergerak banyak, hanya lekat, untuk Dongwook.

Ada di dalam ingatan Dongwook dahulu, membuatnya mengedikkan bahunya secara santai, dan tampak bersiap untuk pergi. "Mungkin sudah waktunya kita berpisah untuk hari ini. Kau dan saya sudah sangat bekerja keras untuk ini."

"Benar." Gongyoo berdiri, sebelum Dongwook, sembari keluar dari area kursinya. Gongyoo segera mendekat untuk menyentuh punggungnya, ketika Dongwook sendiri mulai melangkah, dengan satu map di tangannya yang sama sekali belum ia lihat isinya. "Biar orang saya mengantarmu ke bawah."

Dongwook tak membalas, hanya membawa diri hingga menuju pintu. Setelahnya, Dongwook pun berjalan keluar, menuju elevator dengan diantar oleh salah satu orang berjas yang berada di sana, untuk pergi, selagi Gongyoo memperhatikannya.

Hanya memperhatikan, Gongyoo tak melakukan banyak.

Hingga salah satu asistennya muncul, mendekat padanya untuk memberikannya sebuah kabar. 

Gongyoo--dan Dongwook--tahu sendiri, mereka takkan bisa istirahat.

Dari yang Gongyoo terima pun, informasi selanjutnya adalah satu hal. 

"Tuan Agung sudah tiba di ibukota."

Gongyoo terpaksa membongkar kebuntuannya pada sang ayah, yang mengharuskannya datang kemari setelah terlambat. Sudah berlangsung minggu, Gongyoo baru meminta bantuan, di saat Jihyun sendiri sudah sulit untuk digapai.

Ah, Gongyoo sempat tak sadar diri--selama ini melihat sifat Hongjoong demikian, sangat mirip dengan dirinya sendiri, bukan?

:-:-:-:-:

Ada ketukan berulang kali, di hari pukul 6 pagi tersebut, di mana kebanyakan dari penghuni lantai 3 Lotus, masih terlelap adanya. Ketukan itu tergesa, benar-benar seolah dikejar sesuatu, sampai yang terlelap di dalamnya bisa mencapai pintu utama, dan membukanya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang