Octagon 3 - 450 : Jalan Berkelok

201 26 29
                                    

"Ini? Ini cocoknya pakai krim yang vanila atau yang icy blue ini?"

Sembari tertawa kecil, dengan sangat menggemaskan, Seonghwa bertanya pada Jungmo yang berdiri di sampingnya, di tempat di mana sang lelaki lebih muda tinggal. Di hari libur Jungmo--pemilik cafe sedang berbaik hati memberikannya libur di hari Minggu--mereka pun berakhir untuk membuat cupcake bersama.

Dari Seonghwa yang bisa melakukanya, juga dengan Jungmo dengan ilmunya.

Sudah dua jam, menghabiskan waktu dengan sangat menyenangkan.

Sampai Seonghwa lupa bahwa dirinya masih punya masalah, tapi Jungmo itu menyenangkan. Seonghwa memang seorang anak tunggal, tetapi cara Jungmo peduli itu, justru terasa seperti seorang adik pada kakaknya? Seonghwa belum pernah merasakan ini, dari niatnya yang selalu tertarik untuk tidur dengan lelaki manapun.

"Coba keduanya?" Jungmo menjawab, meliriknya.

Seonghwa sampai mengerutkan hidungnya--kebiasaan Hongjoong yang ditirunya secara tak sadar--dan tersenyum lagi. "Boleh?"

"Boleh dong." Jungmo terkekeh, beralih untuk menuju lemari pendingin dan membukanya. "Gue punya stroberi, peach, ada kiwi juga. Mau tambah buah gak?"

Seonghwa sedikit menoleh. "Cocok memang?"

"Biar asam manis?" tanya Jungmo sedikit melirik. "Ya, walau peach gak asam."

Seonghwa berpikir sejenak sebelum mengedikkan bahunya. "Oke, gak masalah. Tapi memang gak apa-apa? Mungkin persediaan punya lo?"

"Santai aja." Jungmo terkekeh dan membawa buah-buah yang dimaksud. Segera membawanya ke dekat tempat mencuci piring, untuk mencucinya. "Kita buat cupcake-nya jadi cantik! Biar besok, gue bawain ke bos gue, dan semoga diterima!"

Seketika Seonghwa menjadi sumringah. "Apa cocok... ide gue?"

"Cocok! Tadi rasanya enak, 'kan?" tanya Jungmo, meliriknya yang tengah menatap. "Gue gak pernah kepikiran pakai bahan-bahan yang lo saranin tadi. Enak banget, serius. Adonannya juga bagus. Hebat! Gue bangga!"

"Kok gue senang banget, ya?" Seonghwa membalas, sembari mengalihkan tatapan, sembari tersenyum malu. Seonghwa kembali pada selusin cupcake yang baru dia angkat dari oven, menatapnya dengan senang sebelum hendak menghiasnya. "Kayak... udah lama banget gak dapat pujian."

Jungmo melirik, ikut tersenyum, dengan gemas. "Mau dapat pujian tiap hari?"

"Gue agak suka, sih." Seonghwa sedikit mengerucutkan bibirnya. "Berharap dapatin dari satu orang, tapi kayaknya gak mungkin. Gue lagi... dibuang. Hehe."

Kalimatnya menghentikan Jungmo untuk mencuci buahnya.

Seonghwa menyadari, membuatnya melirik dan meringis. "Gue gak maksud mellow loh."

"Gak, lo bisa cerita apapun." Jungmo membalas, menghentikan kegiatan mencucinya sembari menaruh buah-buahan tersebut pada mangkuk bersih di dekatnya. Jungmo tak mendekat, hanya sedikit memutar tubuh untuk melihatnya. "Cerita aja, Kak Seonghwa."

"Gue bilang gak usah panggil pakai Kak." Seonghwa merintih, tapi setelahnya mengedik. "Tapi boleh juga sih..."

"Makanya, Kak Seonghwa aja~" Jungmo terkekeh sebelum kembali serius. "Ayo cerita aja. Kalau kata anak zaman sekarang, gue open minded."

Seonghwa menyipit melihatnya. "Se-open minded apa?"

"Sangat open minded." Jungmo tersenyum dengan bangga, menepuk dadanya. "Boleh lo bilang apapun ke gue, Kak. Gue beneran bakal dengerin lo, tanpa ngehakimi."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang