Octagon 3 - 465 : Hari Orientasi Kampus Satu Pt. 10

185 27 18
                                    

Sambil membuang napasnya, Juyeon tak menyangka, datang ke kampus untuk hari orientasi yang masih berlangsung di hari Minggu, 6 Agustus itu, akan menemukan San dalam keadaan yang kurang lebih tak baik. Ya, sebenarnya San masih bisa berjalan dan beraktifitas seperti biasa. Tetapi area bagian hidung, mata, menuju alis kirinya, tampak memar membiru dengan sedikit titik warna ungu di beberapa areanya. Jelas juga membuatnya bengkak, membuatnya juga menyipit sebelah--dari kedua matanya yang memang sudah kecil.

San di hadapannya hanya memberikan ponsel dengan layar retaknya pada Juyeon--dengan cara menekannya pada dadanya--lalu mendengus. 

Setidaknya mereka berada di area kosong lagi, jauh dari keramaian, dan berada di tengah taman. Jadi setidaknya juga, takkan ada telinga walau mereka juga tetap harus berhati-hati untuk bicara.

"Gue lewat Ahin."

"Ahin?" tanya Juyeon terkejut sebelum melihat ponselnya. "Dia itu adik--"

"Taeyang, I know. Gue juga tau orang itu bagian, so what?" San bertanya dengan nada kesal, lalu  mencoba mengurut pelipisnya. "Ngilunya sampai sini."

Sebelum melihat, Juyeon melanjutkan lebih dahulu. "Oke, at least kasih tau gue sedikit lebih detail dari pada cuma bilang kalau itu perbuatan Wooyoung?"

San melihatnya sambil menahan gerutuan.

"Ya Tuhan, San..."

Begitu ponselnya jatuh ke lantai setelah membentur wajahnya, Wooyoung bisa melihat sendiri bagaimana San langsung tertunduk dan menangkup wajahnya sendiri. Tak tahan dengan nyerinya--karena tak merintih, seperti berusaha menahannya--San sampai berjongkok, sembari mengeraskan rahangnya.

San tak mau Wooyoung merasa bersalah.

Tapi rasanya sangat menyakitkan, ngilu menjalar dari batang hidung ke kepalanya.

Wooyoung panik, marahnya tertahan tapi masih mengelilingnya. Wooyoung melihat ke kanan dan kiri, dan berakhir dengan melihat darah mulai bertetesan membasahi lantai, sehingga ia segera membuka pintu tersebut untuk meminta bantuan.

Kebetulan Seonghwa dan Yunho masih di posisinya.

Jadi Wooyoung langsung memanggilnya. "Yun! Hwa! Tolong! San berdarah--"

Segera saja sebelum selesai pada kalimatnya, Yunho melihat sendiri posisi San ketika Wooyoung melebarkan pintunya. Seonghwa juga ikut mendekat, dan melihat keadaan sebelum menyentuh bahu Wooyoung yang gemetaran, bingung sendiri. Selagi Yunho ikut berjongkok untuk menanyakan keadaannya.

Walau, ya, San hanya berucap tipis, "gue gak apa-apa..."

Seonghwa mencoba mendapatkan jawaban, hanya saja tampaknya Wooyoung masih terkejut sendiri dengan yang dilakukannya. Jadi Seonghwa memindai area dekat mereka, menemukan ponsel San di lantai, dan meraihnya.

Layarnya masih menyala, tapi retak.

Masih diam di satu halaman dan...

Foto kelamin perempuan?

Seonghwa langsung berpikir pada satu kemungkinan.

Sedangkan San, yang dibantu berdiri oleh Yunho--berniat memindahkanya ke sofa--melirik lemah dan mendapati Seonghwa tengah melihat sesuatu di ponselnya. Dengan gerakan cepat, sudah pernah melewati perdebatan itu dengan sosoknya, San tak memedulikan darah yang mengucur banyak dari hidungnya, dan hanya langsung merebut ponselnya.

Wooyoung tampak masih shock.

Seonghwa juga.

Sejujurnya San ketakutan sampai rasanya ingin menangis karena salah paham ini. San langsung melihat ke arah Yunho, meminta bantuan--satu-satunya yang bisa melakukan karena pasti tahu perkaranya--dan menunjukan ponselnya. "Yun, b-bantu gue jelasin, Yun. Gue tau gak boleh bocorin ini, tapi bantu gue jelasin..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang