Octagon 3 - 572 : Jalan Tak Sejalan Pt. 2

210 23 30
                                    

Ada sebagian waktu diberikan, sehingga selepas showcase perdananya di hari itu, terlebih sendirian, Jongho bisa sedikit mendatangi mereka yang menemuinya. Mereka yang sengaja datang, padahal di hari-hari mendekat debutnya, Jongho tak menghabiskan waktu bersama. Di Lotus pun hanya sebentar, selebihnya banyak waktunya dihabiskan di agensi. Untuknya mengenal lebih banyak orang, lebih banyak lingkungan, dan, ya beruntung, ada Tesseract yang setidaknya sudah akrab.

Ada Yeosang, San dan Wooyoung.

Selebihnya, entah?

Jongho tak akan menyalahkan, atau sebenarnya tak ingin memikirkan karena tak ingin memiliki sakit hatinya.

Jadi Jongho hanya mencoba berpikir dengan sederhana.

Hongjoong, memang masih sulit ditemui, walau Wooyoung memberitahunya sosok itu pulang ke Lotus kemarin--lewat pesan. Seonghwa, sibuk dengan Paradigm--Jongho akan menganggapnya seperti itu. Yunho, dengan lingkaran dalam. Mingi... mungkin dengan The Overload? Oh, Jongho tahu sedikit--Mingi sedang bermasalah. Lagi, informasi dari Wooyoung.

Sehingga saat empat lainnya tak ada, Jongho tak akan terlalu memikirkannya.

Toh, Yeosang, San dan Wooyoung sendiri sudah cukup.

Begitu turun dari panggung, menuju ke belakang--dan telah memberitahu manajernya bahwa dirinya ingin menemui teman-temannya--dirinya diperbolehkan. Jongho merasa diperlakukan dengan sangat baik, itu menyenangkan. Walau, ya, sedikitnya Jongho sudah mendengar sendiri dari Baejin bahwa Wild Card sendiri penganut penuh patriarki, jadi bagi mereka para laki-laki adalah sebuah keuntungan berada di sana.

Jongho meminta menunggu di ruang tunggu, selagi teman-temannya akan dipanggilkan.

Mungkin menunggu sampai 15 menit, akhirnya pintu dibukakan dan dua orang dipersilahkan masuk.

Jongho tersenyum, baru akan bercanda karena, well, tiga orang tadi memang naik ke atas panggung, untuk tanda tangan album--alasan mengapa Jongho tahu mereka berada di sana. Hanya saja, senyuman itu luntur, tapi bukan karena kekecewaan, melainkan kebingungan.

Justru yang manajernya bawa adalah... Nagyung dan Keeho.

Oh... apakah ada salah paham...? 

Karena sepertinya Jongho bisa mengerti, kalau akhirnya mereka berdua yang dianggap, karena walau ia tak tahu sebelumnya bahwa keduanya pun ada, dua sosok tersebut sudah dikenal publik secara luas. Jadi... wajar...

"Jongho..." Nagyung menyapa lebih dahulu, tersenyum, dan langsung berjalan cepat ke arahnya dengan sebuket bunga di tangannya.

Jongho tersenyum, tapi kenyataannya... setelah apa yang Saerom katakan padanya, semua pandangannya benar-benar berubah. Semua tak lagi sama. "Kamu gak bilang?"

"Nagyung gak dikasih ha-pe sama sekali..." Nagyung tercicit begitu sampai di hadapannya. Sebelum Nagyung pun tersadar tentang Keeho, dan membuatnya kembali menatap Jongho. "Nagyung sama Keeho juga baru ketemu hari ini. Baru dibolehin ketemu juga... sama Kak Saerom... jadi sekalian kami datang..."

Tak ingin membuat harinya buruk juga, Jongho mengangguk dan membuka satu lengan untuk pelukan.

Tanpa menunggu, Nagyung langsung menghambur pada pelukan tersebut, sembari membalasnya. Tak lupa juga Nagyung menjauhkan buket bunganya agar tak hancur sama sekali.

Padahal ada yang hancur tanpa terlihat.

Jongho melihat ke arah Keeho yang nyengir, tapi terlihat seperti tak nyaman. Tak ada komentar dari Jongho, selain mungkin satu. Satu saja, tak bermaksud menyindir siapapun dalam niat pikirannya. "Keeho, sini, kalau lo mau ngasih selamat ke gue juga. Soalnya gue juga mau ngasih selamat ke lo."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang