Octagon 3 - 433 : Kognisi Pt. 1

267 25 31
                                    

Hari Senin, 17 Juli 2023.

Sebelum masing-masing berangkat--Wooyoung untuk studio dan San untuk kampus--keduanya sarapan bersama, berdua, di meja makan yang terasa sepi di pagi itu. Entah yang lainnya ke mana. Antara belum bangun, atau justru sudah pergi lebih dahulu. 

Ada kesibukan lagi di depan mata.

Wooyoung setidaknya memastikan sesuatu. "Datanya udah kamu kasih ke Hongjoong semalam?"

"Udah." San menggigit rotinya, menjawab.

"Kalau mantan kamu, kapan mau kamu hubungi?"

Sedikitnya San terdiam, memikirkannya. San hanya sedikit bingung, sampai berbisik tipis. "Boleh aku tahan 1 sampai 2 hari lagi?"

"Kenapa?" Wooyoung langsung berhenti untuk menggigit roti miliknya dan memilih untuk menatap San lebih dahulu. "Kenapa coba? Kenapa harus ditunda?"

"Aku butuh waktu..."

Wooyoung tersenyum tipis. Satu tangannya terulur untuknya menyentuh lengan San yang berada di atas meja. "Oke, 1 atau 2 hari lagi, tapi lakuin, ya? Aku tuh cuma gak mau, kamu belum lakuin apapun, tapi kamu udah ketemu Gahyeon lagi. Tau sendiri band-nya ada di sini."

"Apa Sihyeon mau bantu aku lurusin ke Gahyeon?"

"Kamu  yang kenal dia."

Hal itu membuat San berpikir sejenak, sebelum menghela napas--kesulitan. "Kayaknya gak akan deh, sayang. Sihyeon masih terlihat bahagia sampai sekarang. Aku datang pasti gak akan diterima--dia pasti sakit hati sangat. Apalagi pacarku setelah Sihyeon, itu anak orang kaya di sekolah, jadi langsung banyak teman saat dia masuk. Padahal adik kelas, tapi bisa bikin Sihyeon... ya... semacam kalah dalam pergaulan? Seolah semua ada di pihak adik kelas ini."

"Kacau banget sebenarnya kamu, San..." Wooyoung menjauhkan tatapan, untuk merobek ujung dari rotinya. "Dan kamu pikir, kamu lepas dari semua, karena lingkungan kamu selalu besar, jadi kamu pikir back up kamu juga besar?"

San mengangguk sambil mengulum bibir bawahnya.

"Pokoknya tetap kita hubungi Sihyeon itu." Wooyoung melepaskan robekan, dan menggesek jemarinya sendiri. Masih, enggan melihatnya. "Kamu harus coba, kalau gak, kamu gak bakalan tau. Mungkin mereka terlihat baik-baik aja, tapi di saat kamu datang, bisa jadi mereka memang mengharapkan itu."

"Pumpkin..."

"Aku juga kesal sama kamu, San. Tapi aku gak bakal ninggalin kamu." Wooyoung mendadak berdiri,begitu tiba-tiba. "Aku berangkat. Nanti kabarin aku kalau ada apa-apa."

San terkejut dan ikut berdiri.

Hanya saja Wooyoung telah lebih dahulu berjalan, menyusur koridor untuk mencapai elevator, sesegera mungkin.

Sehingga tak ada yang bisa San lakukan, selain mendudukkan diri kembali dengan pikiran penuhnya.

Dengan itu pula, Hongjoong muncul dari elevator, bertepatan dengan Wooyoung turun menggunakan tangga. Hongjoong hanya melihat sesaat, sebelum kemudian berjalan dan mendapati San makan sendirian. Isi kepalanya menebak, jadi Hongjoong yang baru pulang, tak langsung mencapai kamar, melainkan menunju meja makan di sana.

Hongjoong mengambil posisi duduk di depan San, menatap sepiring roti tersisa setengah di hadapannya, dan mengambil kesimpulan bahwa itu adalah milik Wooyoung--karena San memiliki piringnya sendiri. Jadi Hongjoong meraihnya, dan kemudian memakan--menggigitnya sembari terus memperhatikan San.

"Kenapa lo?"

"Masalah masa lalu gue--" San menjawab, lalu mengernyit ketika mencium sesuatu, membuatnya mengangkat wajah segera. "Lo bau alkohol."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang