Octagon 3 - 508 : Tempo Pt. 5

194 26 39
                                    

Sembari mendekat pada Wooyoung, Yeosang yang telah mencuci sayuran--ingin membantu sejak kepulangannya--bertanya hal yang ada di kepalanya. Setidaknya, Yeosang yang penasaran ingin sekali menyampaikannya. "Jadi, dia tinggal di sini, yang harga kost-nya bahkan seharga... gaji dari kamu? Terus makan dia gimana?"

Yunho tengah menatap meja, ikut mendengarkan yang ditanyakan tersebut.

Sedangkan Wooyoung, yang masih sibuk memasak, hanya memutar matanya dalam kekehan. "Sebenarnya dia anak orang kaya--seenggaknya gue pikir? Entah deh."

"Terus kenapa malah kerja di kamu?" tanya Yeosang lagi, dengan polosnya. "Seumur kita?"

"Tanyain dia aja deh nanti." Wooyoung mengerang pelan, tak bermaksud kesal hanya terlalu banyak untuk dijelaskan. "Tapi, seumur Hongjoong dan Seonghwa."

Sembari beralih untuk mengambil gelas, Yunho bertanya, "nama belakangnya siapa?"

"Waktu itu dia bilang... err... Anggasta?" jawab Wooyoung sambil agak melirik. "Kira-kira nama dari keluarga mana?"

"Oh!" 

Seruan dari Yunho yang terhenti ketika telah meraih dua gelas, membuat Wooyoung dan Yeosang--yang tengah melakukan tugas selanjutnya untuk memotong sayurang untuk ukuran sekali makan--melihatnya. Yunho meringis pelan, berpikir, lalu membalas lirikan kedua temannya tersebut.

"Gak kenal."

Wooyoung nyaris melempar spatulanya.

Selagi Yeosang shock sendiri, dan Yunho--yang berhasil membawa lima gelas sekaligus--terkekeh kecil untuk kembali ke dua meja makan--dari tiga--yang sengaja dirapatkan tersebut.

"Biar gak tegang kita~"

"Lihat lo punya emosi lebih selain jadi buaya, bikin gue aneh, sih, Yun." Wooyoung secara refleks memutar matanya lagi, sebelum kemudian meninggalkan kompornya sejenak, untuk mengambil wadah dari masakannya. "Lo jadi bisa marah, sekarang bisa juga bercanda. Efek Seonghwa sekeras itu?"

Setelah menaruh lima gelasnya--sesuai dengan jumlah yang akan ikut makan malam di sana--Yunho memikirkannya. "Kalau bercanda, itu murni karena gue pengen akur aja sama kalian lagi. Tapi kalau marah... jangan ditanya."

"Kalian bertengkar setiap hari..." ucap Yeosang tipis.

Yunho mengangguk. "Beruntung hari ini gak akan, karena Seonghwa pulang ke rumah orang tuanya."

"Bagus kalau lo bisa percaya dia."

Agak meringis, Yunho menjawab. "Sebenarnya gue maksa dia kirim pap sih..."

Tapi Wooyoung hanya mulai menaruh hasil masakannya--daging sapi lada hitam--di dalam wadahnya, ketika selesai. "Ya, oke, gak heran. Mana ada kalian bisa saling percaya, ya? Hubungan kita semua juga bikin susah percaya satu sama lain. Contoh, Yeosang tiba-tiba udah rekor aja."

Seketika Yeosang terdiam di posisinya memotong, karena disinggung juga.

Wooyoung membawa wadah tersebut ke atas meja, lalu beranjak untuk mengecek panggangannya sambil menepuk punggung Yeosang sekilas. "Santai, Yeosang. Semua udah pernah kena musuhin kok, gue juga."

"Ya, Yeosang tak terduga." Yunho ikut berucap dalam gumaman.

Yang sejujurnya semakin membuat Yeosang tak nyaman.

Sampai Yunho melanjutkannya. "Asal gak sentuh kakak gue lagi, gue rasa gak ada masalah antara kita."

"Gak akan, Yun." Yeosang menjawab tipis. "Aku nyesal juga..."

Seketika Wooyoung terkekeh, untuk memperbaiki keadaan. "Okay~ masing-masing dari kita punya hal mengganjal memang~ jelasin satu sama lain nanti aja, okay? Sekarang mending kita beresin semua, sebelum anaknya datang."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang