Octagon 3 - 435 : Kognisi Pt. 3

220 26 32
                                    

Baru sampai di Checkmate, tepatnya di dalam studionya, Hongjoong segera membuka sesuatu yang dibelinya dalam perjalanan. Sebuah buku jurnal--dari toko buku. Sampulnya berwarna kuning--kebetulan tadi pilihan tersisa hanya kuning dan hijau. Sambil duduk di sofanya, setelah melepas plastik pembungkusnya, Hongjoong merogoh dompet dari dalam sakunya.

Ah... sticker tadi dan sebelumnya.

Hongjoong, entah mengapa, menyimpannya di dalam dompet. Menempelkannya pada kartu mahasiswanya dahulu di Universitas Bakti Bangsa.

Saat itu, Hongjoong meraih satu per satu sticker dan menempelkannya sesuai urutan. Setelahnya, Hongjoong teralih ke arah meja komputernya, mengambil pulpen dan mulai memberikan tanggalan di sana.

Lucu.

Reward katanya.

Hongjoong bisa mendapatkan reward.

Tak pernah dirasakannya, setelah selama ini hidup selalu menjadi pemberi, bukan penerima.

Tepat ketika Hongjoong menutup buku jurnal tersebut, pintu diketuk. Senyuman Hongjoong menghilang. Segera dilihat ke arah pintu, sebelum menunggunya karena akan dibuka. Ketika dibuka, Hongjoong mendapatkan Mingi dan Juyeon, sebagai yang setelahnya tiba, setelah dirinya.

Mingi tersenyum tipis, membawa tas-nya, dan menaruhnya di sofa sambil mendudukkan diri.

Sedangkan Juyeon menghampiri Hongjoong di meja, yang memasukkan buku tersebut ke dalam lacinya. "Hongjoong, tindik lagi yuk?"

"Tindik?" Hongjoong mengernyit, lalu memperhatikan Juyeon yang tersenyum--tampak ceria--dari kepala sampai kaki. "Mau di mana lo?"

"Kontol." jawabnya bangga.

Hongjoong hampir tersedak angin.

Selagi Mingi di posisinya duduk, membalas pelan. "Bahkan tadi maksa gue pasang di pusar."

"Juy." Hongjoong menatap datar. "Serius? Di kontol--bagian mananya?"

"Di kepalanya, di sekitar lubang kencing--pakai yang bentuk cincin." Juyeon menjawab dengan santai, dan tertawa sendiri. "Atau di batang, pakai yang panjang. Gue masih bingung. Atau tanam beads ya?"

Hongjoong hanya mengerjapkan mata, sebelum menggeleng dengan tak percaya. "Lo ekstrim banget sih?"

"Ayo, dong~ gue pengen ada teman~" Juyeon tiba-tiba merengek.

Sampai Hongjoong menatapnya dengan jijik. "Gak?"

"Lo pasang di telinga, kek? Tambahin?"

Sekilas Hongjoong menyentuh telinganya sendiri yang telah memiliki tindik, lalu dia menggeleng lagi. "Belum mau tambah."

"Please? Cewek gue pasti suka banget!"

"Sex life lo sama Jisoo kayaknya agak-agak, ya?" Hongjoong hendak melewatinya.

Juyeon tiba-tiba merogoh sesuatu, dan memperlihatkannya pada sang ketua, juga pada drummer mereka. "Gue bahkan minta Jisoo hari ini datang pakai ini?"

Segera Hongjoong menoleh.

Selagi Mingi yang mendapatinya lebih dahulu, terkejut lebih dahulu. "Anjir... itu... kan..."

Hongjoong mengernyit, lalu mendekat dan tampak takjub--sekaligus tak percaya padanya. Hongjoong menahan lengan Juyeon, untuk mengambil alih benda tersebut. "Remote? Ini remote vibrator? Kontrol jarak jauh?"

"Yes!" Juyeon terkekeh senang, kedua tangannya bergerak--seperti menari. "Kami baru beli dua hari lalu? Terus hari ini percobaannya~"

Seketika Mingi ikut berdiri, mendekat--melupakan murungnya. "Itu jarak berapa meter?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang