Octagon 3 - 524 : 26 Agustus 2023 Pt. 2

199 23 21
                                    

Dengan tergesa, Juyeon berlari ke lapangan parkir, setelah mendapatkan balasan pesan dari Yunho bahwa sosoknya baru tiba di kampus, pukul 9 pagi tersebut. Juyeon benar-benar terengah, ada kabar yang dibawanya, yang begitu siap ia berikan pada Yunho, dalam perasaannya yang bercampur aduk.

Begitu sampai di hadapannya, hanya beberapa detik ia gunakan untuk menarik oksigen ke dalam paru-parunya, sebelum Juyeon memuntahkan segalanya.

"Kantata nanti malam datang!"

Sontak Yunho membulatkan matanya--pupilnya membesar, lebih dari biasanya. "Lo lagi bicarain Kantata bokapnya, bukan anaknya?"

"Anaknya sendiri yang tadi bilang!" Juyeon nyaris berteriak jikalau ia tak menahan dirinya. Secepat kilat dirinya merapat, meremas bagian kerah Yunho untuk bisa berbisik di samping telinganya. "Gue gak bercanda, gue takut. Posisi Kantata, both of them, lagi berantakan. Lo sadar sendiri semalam Changkyun berapa kali coba ngasih sadar Taeyang? Sekarang bokapnya bakal dateng. Anjing... mati kita..."

"Oke, tapi yang lain udah pada datang?" tanya Yunho yang tengah mencoba untuk tenang.

Segera Juyeon menuntun langkah lebih dulu, agar Yunho langsung mengekornya, untuk menuju ke tempat mereka berkumpul--di perpustakaan. "Changkyun udah ada, tapi belum mulai. Beberapa belum datang. Lo tau sendiri, sekarang yang kumpul full dari 50 sampai 52."

"Gue gak bisa mikir, Juy..."

"Sama..." Juyeon menggerakkan jemarinya secara resah di langkahnya. "Pahit banget mulut gue butuh nyebat."

Dua orang tersebut benar kebingungan adanya.

Ada banyak pikiran mengenai; bagaimana nanti? Apa yang harus dilakukan nanti? Apa yang harus mereka terima nanti?

Sungguh berantakan.

Terlebih rasa lelah yang sebenarnya melanda, pun dengan kabar dari salah satu mereka yang masih belum bisa didapatkan. Nyatanya, sesulit ini keadaannya, yang terjadi hanya dalam satu hari mendadak yang sangat sulit mereka hadapi.

.

.

.

Begitu Yohan nyaris mencium bibirnya, Yeosang perlahan memalingkan wajahnya, walau tak benar-benar kentara. Hanya saja, jelas adanya bahwa itu adalah sebuah penolakan darinya. Padahal, pernah ada satu ciuman tercipta. Bebearapa hari lalu, secara tak benar-benar sadar, tapi keduanya melakukannya, di posisi sama--di mobil. Hanya saja waktu itu, berada di dalam mobil Yohan.

Di dalam mobil Yeosang tersebut, Yohan menarik diri untuk menatapnya dalam diam--sedikit tak paham.

Selagi Yeosang mencoba untuk tersenyum tipis, mengatakan keadaannya. "Maaf."

Hanya saja Yohan dalam kebingungan. Di sisi lain, dirinya butuh kekuatan untuk menjalani sepanjang hari ini. "Kenapa? Kemarin kita--"

"Mungkin cuma satu kali?" tanya Yeosang pelan, lalu sedikit mendesahkan napasnya. "Aku dan Serim juga baru putus. Baru saja terhitungnya. Sebenarnya, aku pikir teman-teman di kampus akan... melihatku bagaimana tapi rupanya, Serim benar-benar tetap tak membongkar apapun mengenai mengapa kami putus. Jadi aku merasa buruk."

"I can treat you better than him."

Yeosang menatapnya dengan sedikit ekspresi tak percaya.

Namun berhasil membuat Yohan sadar sehingga dirinya langsung mengerang, bersandar dan melirik ke arah atap mobil sambil menekan kepalanya ke belakang. "Ah, ya, gue lingkaran dalam. Got it. Di sisi lain, lo juga pasti benci kenyataan tentang dulu, lo nyaris jadi budak."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang