Octagon 3 - 493 : Sabtu Batu Pt. 2

182 27 36
                                    

Sambil memperhatikan foto di layar ponsel yang Hongjoong tunjukkan tersebut, Winter terdiam. Winter mengamatinya dalam diam, sebelum menggulir layarnya, pada sebuah halaman Instagram tersebut. Winter masih menahan reaksinya, selagi Hongjoong memperhatikannya dari samping--menunggunya.

Selepas dari segala urusannya, Hongjoong datang ke rumah Winter yang berada di jalan Naratama tersebut--mengingat malam ini pun dirinya akan tidur di rumah sebelah, dikarenakan sudah diminta oleh Checkmate untuk mulai memberikan konten-konten lagi bersama Jennie.

Keduanya duduk bersama di sofa, mencoba menikmati waktu agar bisa juga semakin mengenal satu sama lain.

Winter yang bersandar pada bahunya, perlahan menarik napas dan kemudian memberikan ponselnya kembali. "Cantik."

"Ini bukan tentang cantik--"

"Iya, Winter paham." Winter sedikit melirik pada Hongjoong ke arah atas, tapi setelahnya kembali menyamankan dirinya dengan bersandar itu, sembari melihat bagaimana Hongjoong mulai memegang ponselnya kembali. "Kak Hongjoong mau dekati dia dalam satu minggu ini, biar saat Kak Hongjoong ikut datang ke pesta penerimaan mahasiswa baru di UBB, kehadiran Kak Hongjoong gak jadi pertanyaan panitia lainnya, karena dia ketua."

Sambil mengunci layar, Hongjoong tersenyum tipis. "Is it hurt?"

"Sedikit tapi Winter tau alasannya. Sakit karena itu reaksi normal hati aja." Winter mencoba tersenyum lembut padanya. "Mau gimana lagi, Dad juga langsung peringati waktu Winter bilang kita pacaran."

"Kamu bilang ke Ayah kamu?"

Agak terkejut, Winter menarik wajahnya--pun tubuhnya kemudian. "Kak Hongjoong bilang Winter boleh bilang ke orang terdekat... Winter pikir Black Maiden dan Dad juga Mom...?"

"Ya, boleh sih..." Hongjoong meringis pelan, juga bergumam. Hongjoong setelahnya menarik napas, bersandar pada sandaran sofa sembari menarik tubuh Winter untuk merangkulnya kembali. Tak menatapnya, Hongjoong melihat ke arah langit-langit, dengan berat pikirannya. "Nagyung hari ini pulang dari rumah sakit, tapi Kak Hongjoong gak bisa ke sana. Ibu ngelarang. Ibu bilang, biar Kak Hongjoong gak terlibat kalau misalnya ada pihak luar yang mau fitnah Nagyung."

Di sanalah Winter berbisik pelan sambil merapatkan dirinya dari samping, "tapi nanti Winter boleh jenguk Nagyung... kalau misalnya udah bisa pulang?"

"Mungkin gak bisa." Hongjoong menjawab dalam pertimbangan. "Kita ketemu saat di kampus aja. Atau saat Nagyung main ke rumah Kak Hongjoong, tapi bersama Ibu, atau manajernya."

Winter mencoba memahaminya. "Maaf, ya... Winter coba dekat sama Nagyung bukan karena merasa harus sok peduli, karena dia adiknya Kak Hongjoong. Winter cuma senang berteman dan kami punya banyak kesukaan juga."

"Gak ada yang mikir gitu, kok?" Hongjoong meliriknya dengan khawatir.

Hal itu membuat Winter mulai meliriknya, sebelum wajahnya mendadak memerah. Winter langsung memalingkan wajah, dan mendadak menangkup wajahnya sendiri.

Di sanalah Hongjoong mulai sedikit melunak, terkekeh pelan melihatnya. "Kenapa?"

"Masih gak percaya kita pacaran..." bisik Winter, terus menyembunyikan wajahnya.

Hongjoong mendekat dan mengecup punggung tangannya.

Tubuh Winter tersengat, dan membuangnya semakin meringkuk di posisinya. "Malu..."

"Mana lihat ekspresi malunya."

Winter yang semakin digoda, merasa semakin memanas. Dirinya menarik kakinya ke atas sofa, menekuk, dan semakin menyembunyikan diri.

Dengan gemas Hongjoong menggelitikinya, untuk membuat pertahanannya terlepas. 

Winter menjerit, geli dalam tawanya juga.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang