Octagon 3 - 494 : Sabtu Batu Pt. 3

241 24 55
                                    

Suzy sampai di depan pintu apartemen milik Ibunya, di mana Seungcheol meminta pertemuan mendadak di hari itu, setelah sudah lama juga tak tahu kabarnya lagi. Suzy bahkan tak mengucapkan selamat tahun padanya. Hatinya masih terlalu terluka untuk menghadapinya. Hanya saja, untuk kali ini, Suzy mencoba menerima. Toh dirinya juga hendak memberitahu sang adik, bahwasanya ia akan menikah dengan Seungwoo minggu depan.

Begitu menekan pin, dan membuka pintunya, Suzy langsung mendapati bagaimana Seungcheol berada di sana, dalam keadaan duduk di sofa sembari menumpu kepalanya. Terlihat seperti tengah tertekan.

Bagaimana pun juga, Seungcheol tetap adiknya.

Suzy tetap mencelos sakit melihatnya seperti itu.

Dengan hati-hati, setelah melangkah masuk, Suzy menutup pintunya--menguncinya juga. Suzy pun berjalan mendekat sembari melepaskan tas tangannya, untuk menaruhnya di meja setelahnya.

Bersamaan dengan itu, Seungcheol mengangkat wajah, dan memperlihatkan bagaimana jejak air mata yang telah mengering terlihat jelas di wajahnya.

Napas Suzy tertahan.

Benar-benar, bukan pemandangan biasanya, Suzy bisa melihat adiknya sehancur itu.

Jadi Suzy mengalah pada perasaannya, untuk mendudukkan diri secara menyamping di sininya. 

Namun yang terjadi adalah, Seungcheol langsung turun dari sofa, untuk berlutut. Seungcheol langsung meraih kedua tangan Suzy dan menggenggamnya kuat, sembari menekan kepala pada wajahnya, dan air matanya mendadak runtuh seketika.

Sungguh, di titik itu, Suzy merasa bahwa dirinya adalah seorang kakak yang jahat karena meninggalkannya seorang diri, sementara ia mencari ketenangannya bersama Seungwoo. Suzy langsung menyentuh kepala Seungcheol dan membiarkannya untuk menumpahkan air matanya terlebih dahulu, sembari dirinya sendiri berusaha mengatur napas dengan hati-hati.

"Kak... Adil lakuin hal yang sangat buruk, Kak... dan sekarang gak tau gimana cara hadapinnya..."

Apa yang lebih buruk dari Seungcheol membunuh ibu kandung mereka sendiri?

Suzy tak bisa memikirkan apapun sama sekali.

"Adil, minta tolong, Kak... Adil buntu..."

"Kamu ngapain lagi...?" Sebisa mungkin Suzy menahan air matanya, rupanya tetap tumpah tak tertahankan. Walau begitu, Suzy masih mencoba mengusap surainya dengan hati-hati. "Apa yang terjadi sekarang? Kamu ngapain...?"

Seungcheol kesulitan untuk menahan air matanya.

Selama beberapa hari ini.

Selama tersiksanya ia.

Bahkan Seungcheol memilih untuk tak tidur di rumah, karena tak ingin membuat Jeonghan tahu, bahwa dirinya tengah tersiksa akan ketakutannya pada satu. Akan bagaimana Seungcheol, setelah berdebat dengan Sarga, langsung pergi menyebrangi pulau untuk mengecek keadaan dua orang yang dicintainya namun nihil.

Bagian lubang kunci, pintu depan dan pintu belakang, dibobol oleh tembakan.

Sudah tak ada siapapun di dalam.

Seungcheol kehilangan adik dan ibunya, yang mati-matian berusaha ia selamatkan.

"Kak, ampuni Adil, Kak..."

Tak bisa menahan lagi, Suzy mengangkat wajah Seungcheol untuk menatapnya. Suzy menatapnya dengan membutuhkan jawaban, karena apa sekiranya yang lebih mengerikan dari membunuh ibu kandung, dan membiarkan adik mereka mati? Suzy tak tahu apapun.

Sampai Seungcheol, yang selama ini selalu terlihat kuat tanpa air mata, merintih di hadapan kakak perempuannya. "I-Ibu dan Soobin sebenarnya masih hidup... dan--"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang