Octagon 3 - 447 : Memetik Resolusi Pt. 3

202 28 24
                                    

"Sayang! Berhenti kabur, bisa gak?!"

San tahu, sebenarnya Wooyoung sangat kesal di pagi itu. Pagi pada tanggal 27 Juli, di mana ketika Wooyoung masuk ke dalam kamarnya, dirinya mendapati San sudah dalam keadaan rapi lagi--seperti setiap hari--tetapi tak ada tanda-tanda hendak menyelesaikan masalahnya.

Sampai Wooyoung berdecak kesal, dari berat isi kepalanya. "Kamu itu kenapa jadi pengecut gini, sih? Aku bilang, datangi mantan kamu--datangi Sihyeon, dan kamu sendiri udah dapat alamat lengkap dari tiga teman yang kamu rundung itu dan--"

"Tapi sayang, urusan di kampus gak bisa ditolak. MInggu depan udah masuk kuliah."

Agak mengeraskan rahang, Wooyoung menatap mulai marah dalam kamar 305 tersebut. "San, tolong dong. Sampai sekarang Hongjoong gak ada kabar, kondisi Younghoon walau membaik tapi dia DIPUKULI teman kita sampai separah itu. Sekarang yang bisa kamu lakuin cuma selesaiin masalah kamu juga dan--"

Buru-buru San mendekat dan menangkup pipinya. "Aku gak bisa ngecewain banyak pihak."

"Oh, kamu udah ngecewain aku." Wooyoung menepis lengan San darinya, dan mengerang kesal. "Sekarang selesaiin, San. Aku sengaja libur studio biar bisa antar kamu!"

"Sayang, tapi--"

"Kamu gak berani hadapi masalah kamu? Hah?" Wooyoung memotong, membentaknya. "Jangan jadi pengecut kayak gini, San! San, astaga! Ayo kita selesaiin semuanya satu-satu. Selain masalah yang lain, aku cuma ingin cintai kamu dalam damai."

Kalimat itu bisa langsung menghentikan napas San seketika--langsung merasa bersalah.

Namun sepertinya terlambat, Wooyoung terlampau kecewa. "Kamu terus ulur waktu tuh buat apa? Minggu depan kita kuliah lagi, San, dan aku yakin kamu pasti bakal mau ikut campur sama kegiatan kampus lainnya!"

"Bukan maksudku--"

"My God, you are unbelievable." Wooyoung sudah tak sanggup untuk mendengar, sehingga membuatnya langsung mendorong dada San untuk pergi darinya. Wooyoung langsung mencapai pintu walau San memanggil.

Sempat San menyusul.

Tetapi Wooyoung sudah melesat keluar, mencapai pintu kamar 308 dan mengetuknya sampai penghuninya keluar.

San memperhatikan dalam kebingungan--kebimbangan.

Selagi Wooyoung sama sekali tak mau melihatnya, dan hanya langsung menghadap Jongho setelah sosoknya keluar. "Jongho, keluar, yuk? Gue kosong--sengaja liburin studio soalnya. Lo kosong gak?"

San ingin menahan.

Di sisi lain, Jongho meliriknya.

Hanya saja, Wooyoung langsung meraih lengannya. "Ayo, abaiin San, tolong. Gue males lihat dia."

.

.

.

Di posisinya berdiri, di depan pintu rumahnya tinggal sementara, Hongjoong diam setelah membuka bingkisan dengan sepucuk surat di dalamnya. Bukan berupa surat, yang benar-benar surat. Hanya beberapa tulisan pendek, tetapi membuatnya mengeraskan rahang ketika membacanya.

Sang pengantar pesan adalah Yeosang.

Yeosang yang memberanikan diri menanyakan alamatnya pada Hongjoong, di mana lelaki itu memberikannya setelah diberitahu bahwa Mark dan Yongha menitipkan sesuatu padanya, dan dikatakan bahwa keadaannya mendesak. Lantaran mereka sudah mencoba menghubungi Hongjoong tapi tak aktif.

Ah, Hongjoong lupa.

Belum semua orang tahu nomor-nomor barunya.

Saat itu Hongjoong memang memberikan alamatnya dengan catatan bahwa yang lainnya tak boleh tahu. 

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang