Octagon 3 - 485 : Meluputkan Hati

213 26 32
                                    

Yunho agak terkejut, ketika keluar dari kelas di sore hari tersebut, dirinya menemukan Wooyoung yang langsung mencapainya seketika. Yunho tentunya ikut mendekat, melihatnya terlihat cemas tak menentu, sebelum menatap wajahnya untuk mengatakan sesuatu.

Karena memang, Wooyoung sudah mencoba bertanya pada beberapa, tak ada jawabannya. "San ada?"

"San?" Yunho menggelengkan kepala, lalu menatap lagi. "Gak ada. Tadi juga kelas gue kosong, cuma 12 orang yang datang. Pada kabur nonton teater soalnya."

Wooyoung merintih, memikirkannya dengan bingung. "Dari semalam gak ada kabar. Gue bingung banget, Yun. Ke mana dia, ya..."

"Loh, semalam gak ada di Lotus?" tanya Yunho, jelas lebih bingung karena biasanya mereka bersama, walau sedang bertengkar sekalipun. Dari Wooyoung tak ada jawaban, yang jelas membuatnya paham. "Oke, tapi terakhir pamit ke mana?"

Di sana, Wooyoung mengangkat ponsel yang tengah ia genggam dan menggelengkan kepalanya. "San semalam tidur di rumah Hongjoong. Gue hubungi Mingi, tapi gak kesambung--apa ha-penya mati? Gue hubungi Hongjoong tapi gak diangkat."

"Kalau kayak gitu--"

"Apa gue ke rumah Hongjoong, ya?" Wooyoung bergumam pelan.

Dari posisinya, Yunho melihat Seonghwa berjalan ke arah keduanya. Yunho melihatnya beberapa detik, sebelum menggelengkan kepalanya pada Wooyoung, tak menyetujui idenya di sana. "Jangan. Mending lo pulang deh, mungkin San udah pulang. Dari pada ke rumah Hongjoong juga."

"Tapi gue malah jadi khawatir--"

Seketika Wooyoung menghentikan ucapannya.

Lewat belakang, menuju samping, Seonghwa muncul.

Kebetulan Wooyoung yang tak siap hanya mengerjap.

Sedangkan Yunho bertanya pelan padanya, sambil menyentuh pinggangnya dari samping. "Masih ada kelas, gak?"

Baru Wooyoung hendak terkejut, Seonghwa telah menepis tangan Yunho kasar. Wooyoung memilih bungkam lebih dahulu, untuk mempersilahkan, bagaimana Seonghwa melihat ke arah Yunho, dari tatapan datarnya.

"Jaehyun ngegangguin gue tadi di kantin." Seonghwa membalas, sedikit memutar mata dan melihatnya. "Since gak ada Hongjoong di sini, lo urusin dong, kakak tingkat satu bagian lo."

"Gangguin gimana?" Yunho menjadi waspada.

Seonghwa lagi, memutar mata, dan kemudian melihat ke arah Wooyoung. "Hei, Wooyoung. Sorry, gue datang agak kesal. Lo kenapa? Mau cari es krim? Buat... maaf dari gue...?"

"Konteks?" tanya Wooyoung tak menangkapnya.

Sempat Yunho mencoba menyentuhnya lagi, tapi Seonghwa menepisnya. "Karena sekarang gue pacaran sama Yunho? Well, gue lagi kesal sih sebenarnya. Semua ngomongin tentang seks tape gue--anjing!"

"Masih ada yang ganggu?"

"Minta testimoni. Bajingan." Seonghwa meliriknya sinis, dan kembali pada Wooyoung. "Gimana? Yuk?"

"Wooyoung lagi cari San." Yunho membantu menjelaskan keadaan di sana.

Seonghwa ikut bingung adanya.

Tak ingin memperpanjang, Wooyoung tersenyum canggung saat itu. "Gue cari San di Lotus aja. Sorry, Seonghwa. Gue harus pulang sekarang soalnya. Studio gue sekarang punya karyawan--namanya? Ya, pokoknya, gue masih harus jelasin banyak dan cek hari pertama dia kerja. Jadi gue duluan, ya?"

Seonghwa tak bisa mencegahnya.

Selagi Wooyoung mencoba tersenyum lagi, dan hal terakhir yang dirinya bisa katakan sembari berjalan mundur, hanyalah, "please, kalian jangan ke mana-mana lagi. Berdua aja, kalau memang cuma seks kebutuhan kalian, ya?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang