Octagon 3 - 526 : 26 Agustus 2023 Pt. 4

167 24 28
                                    

"Baik, mohon ditunggu sampai pesanan diantarkan, ya, Kak. Terima kasih."

Begitu selesai membantu melakukan transaksi pembayaran dengan salah satu pelanggan, Jungmo segera meminta satu rekannya untuk menggantikannya sejenak, mengambil alih. Lantaran dirinya sudah meminta seseorang yang duduk di kursi dalam area order tersebut selama 30 menit adanya. Jungmo melepas apronnya, sebelum kemudian mengulurkan tangannya pada sosok tersebut, dan mengajaknya ke belakang, ke arah gudang.

Di sanalah Jungmo kemudian menempatkan diri untuk berhadapan dengannya.

Yaitu Seonghwa, yang terlihat lelah, menarik napasnya perlahan. Sekitar 30 menit lagi pun, dirinya harus berangkat ke agensi barunya. 

"Kak, please istirahat dulu." Jungmo berucap, dan kemudian melirik jam tangannya. "Yuk, ada waktu. Tidur di tempat gue dulu, gue temenin."

"Gue gak mau istirahat..."

Jungmo, tahu permasalahannya, dari cerita Seonghwa menarik napasnya perlahan. "Gue tau lo khawatir--"

"Gue khawatir dan perlu tahu kabarnya."

Teringat satu kejadian, Jungmo mengungkitnya pelan. "Lo bilang, waktu lo dapat masalah, dia sama sekali gak bisa nemuin lo. Dan lo juga tau, dia pasti ingin banget, 'kan? Sekarang lo lagi rasain apa yang dia rasain waktu itu, gue rasa."

Hal itu membuat Seonghwa menatapnya perlahan.

Sehingga Jungmo mulai tersenyum hangat, untuk menenangkannya. "Pasti sama kalang kabutnya, tapi dia gak bisa. Ada larangan, ya? Yang dia lakuin apa? Cuma bisa lanjutin harinya, sambil nunggu kabar dari Kak Seonghwa. Jadi, sekarang yang bisa Kak Seonghwa lakuin juga hal yang serupa."

"Tapi..."

"Perihal teman-teman yang lain," Jungmo bisa menangkap maksudnya. "Semua mungkin sedang lelah. Kita gak tau masalah personal apa yang lagi mereka hadapi, mereka rasain. Ada banyak yang bisa terjadi, Kak, Mungkin ini waktunya untuk kita saling pahami masing-masing, ya?"

Seonghwa seketika itu terdiam, sulit untuk membalas lagi.

Dengan hati-hati, Jungmo melanjutkannya. "Gue gak ada maksud menggurui--lo bahkan makan nasi lebih banyak dari pada gue karena hidup lebih dulu. Cuma, di sisi lain, Kak Seonghwa sadar beberapa dari mereka selalu ada untuk Kak Seonghwa dan rasanya sekarang tak dipahami. Tapi apa Kak Seonghwa pernah selintas saja berpikir hal serupa--apa Kak Seonghwa ada atau gak saat mereka butuh? Karena dari pandangan gue, Kak, hubungan bisa rusak kalau cuma satu arah. Jadi mungkin mereka gak mau memahami Kak Seonghwa, tapi mungkin mereka juga... bisa lelah karena gak adanya... timbal balik?"

Sungguh, Seonghwa menatap Jungmo dengan seluruh ucapan yang sebenarnya menusuknya sangat dalam, atau menamparnya berulang kali. Namun satu hal benar-benar terasa di sana.

Seonghwa tak ingin mengelak.

Seonghwa tak merasa ingin marah.

Justru... mengapa bisa benar... yang dikatakannya?

.

.

.

Sambil mendudukkan dirinya, Jennie menatap Mingi yang hanya duduk diam di kantin basement dari agensi mereka, sembari memakan puding mangga. Jennie memilih posisi di sampingnya, tapi sisi meja yang berbeda, yang berhasil menarik Mingi ke arah tatapannya, dalam kebingungan.

Jennie kemudian menaruh ponselnya di atas meja, juga melepaskan luarannya--cardigan--untuknya hanya menampilkan tank top yang dikenakannya. Jennie kemudian menangkup dagunya dengan satu tangan, sambil memperhatikannya. "Lo kenapa?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang