Octagon 3 - 439 : Tutur

225 26 35
                                    

Sesuai janji, pada tanggal 20 Juli tersebut, San telah bersiap untuk berangkat--untuk mengantar Yeosang. Bahkan San sampai meminta izin pada panitia yang lain, bahwa dirinya memiliki satu urusan dulu yang tak bisa ditinggalkan. Bagaimana pun juga, San telah berjanji. Bagaimana pun juga, San sejak dahulu peduli padanya.

Hanya saja, Wooyoung menatapnya dengan sebuah tuntutan.

San juga tak berniat menghindar. Hanya saja...

"San." Wooyoung, kala itu berdiri di belakangnya yang baru saja menutup dan mengunci pintu kamarnya. Wooyoung agak menghentak kakinya ringan, sampai San berbalik perlahan untuk melihat ke arahnya. "Ayolah."

Ada ringisan tipis, San bahkan memendekkan lehernya. "Tapi hari ini udah janji antar Yeosang... kamu juga tau, 'kan?"

"Terus mau kapan urus masalah kamu?" tanya Wooyoung kembali, menatapnya gemas--lebih ke arah kesal. "Kamu ke bawah, bisa aja ketemu Gahyeon yang datang ketemu teman-temannya?"

"Aku tinggal hadapi dia?" balas San pelan.

Wooyoung diam dua detik sebelum berdecak, dan nyaris pergi.

Bersamaan dengan itu, Yeosang keluar dari kamarnya.

Baik San dan Wooyoung melihatnya.

Maka dari itu, San merapat, lalu berbisik lembut sembari mengusap pipi sang kekasih dengan tangan lainnya. "Nanti, ya? Jangan bikin Yeosang mikir aku terpaksa bantu dia. Kamu juga ingin suasana membaik, 'kan?"

Hanya bisa menyerah, Wooyoung pada akhirnya menghela napas. "Oke. Kira-kira berapa jam?"

"Sayang..." pandangan San menyimpulkan maksudnya. Tak ingin kepergiannya mengantar Yeosang malah memberatkannya.

Sedangkan Wooyoung langsung mematahkannya. "Aku tanya, biar kita bisa makan bareng nanti. Biar aku bisa masakin kamu sesuatu."

"Ah, maaf sayang." San langsung merasa bersalah mendapati jawabannya. "Maaf. Aku janji, kita bakal urus--"

"Gak perlu banyak janji." Wooyoung membalas, lalu menepuk dadanya dua kali. Sebelum Wooyoung beralih untuk berjalan menuju Yeosang yang sengaja menunggu. "Bawa mobilnya satu aja, antara lo atau San. Gak usah berangkat misah."

"Tapi--"

Wooyoung menoleh. "Pakai mobil siapapun, tapi kamu yang nyetir."

San langsung menatap tak enak pada Wooyoung.

Namun di sana, Wooyoung sendiri kembali pada Yeosang, mencapai dan menatapnya. "Biar San yang bawa mobilnya, mau pakai mobil lo atau mobil dia. Lo mau foto, 'kan? Jangan capek-capek."

Sejujurnya, San merasa cukup senang melihat bagaimana keadaanya, Wooyoung tetap peduli. Entah untuknya, entah untuk Yeosang, yang keduanya memang tengah bermasalah. Beruntung saja, masalah San tak diketahui siapapun selain Wooyoung. Jadi, walau keadaannya sedang tak enak saat itu, San kembali mendekati Wooyoung untuk mengusap kepala dan mencium samping kepalanya.

Hanya itu sekiranya, sebelum San pamit pergi dengan Yeosang, dalam keputusan menggunakan mobilnya.

Wooyoung juga berlalu, untuk pergi ke studionya.

:-:-:-:-:

Duduk di kursinya sembari mengotak-atik gitar milik Juyeon, Mingi agak terkejut karena Hongjoong mendadak tiba. Padahal Mingi sudah memisahkan dirinya berada di area santai seorang diri, ketika beberapa yang lainnya sibuk, dan dirinya kosong. Walau begitu, dari apapun hal yang disembunyikannya, Mingi berusaha untuk tak memperlihatkannya.

Karena Hongjoong pembaca yang handal.

Sama seperti dirinya.

Jelas, keduanya harus saling berhati-hati jika tak ingin terbongkar.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang