Octagon 3 - 563 : Waktu yang Hilang Pt. 7

169 23 36
                                    

"Tenang, Seungcheol, tenang. Astaga... Seuncheol... hei? Kamu dengar kakak? Adil--sayang?"

Seungcheol, menggelengkan kepalanya, sembari meremasnya kuat dalam posisi menunduk--dengan siku menumpu di atas pahanya. Seungcheol bahkan mengeraskan rahangnya, dan menghentakkan kakinya berulang kali, di posisinya duduk di sofa, selagi Suzy pun duduk di sampingnya.

Sang kakak perempuan mengusap punggungnya berulang kali, sembari menatap cemas ke arah jam dinding, di rumah yang kini ditinggalinya bersama suaminya.

Dari sekitar satu jam menunggu sejak kedatangan Seungcheol, akhirnya pintu depan terdengar terbuka. Suzy langsung mengangkat wajahnya dan menunggu, untuk beberapa detik, hingga kemudian terdengar sahutan, yang mendekat. 

"Sayang?"

"Seungwoo!" Suzy membalas sahutannya, nadanya pun jelas terdengar cemas.

Karena itu, Seungwoo mempercepat langkah dan bisa menemukan bahwa ada Seungcheol, sebagai tamu di ruang tengah tersebut. Karena keduanya terlihat tak baik-baik saja, Seungwoo segera mendekat, menaruh tas dan melepas jasnya, untuk menghampiri dengan pertanyaan.

Suzy juga tak berniat menyembunyikannya. "He's starting to panic... setelah, setelah... oh, Tuhan..."

"Seungcheol." Seungwoo segera bertumpu lutut di hadapan Seungcheol. Secara hati-hati, Seungcheol mengusap lutut Seungcheol, untuk menanyakan keadaannya perlahan. "Seungcheol, ayo, coba angkat dulu wajahnya. Jangan seperti itu, nanti bisa sesak."

Namun Seungcheol menggelengkan kepalanya kembali. "Tak bisa. Tak bisa... sulit, tak bisa..."

"Apanya tak bisa?" tanya Seungwoo kembali.

Suzy terlihat begitu cemas. Air dalam gelas yang telah diambil olehnya, di atas meja, segera diraihnya untuk diberikan pada sang adik yang terpaut umur hanya dua tahun darinya. "Sayang, minum dulu."

"Kak, Adil harus buat keputusan hari ini..." Seungcheol merintih, mengangkat wajahnya--pada akhirnya--tapi terlihat di ujung air matanya. Seungcheol masih terus berusaha bersikap kuat, padahal kedatangannya kemari pun sudah menunjukkan bahwa dirinya sudah tak tahan. "Kak... Adil harus akui semuanya hari ini, agar Ibu dan Arga bisa kembali... dengan selamat..."

Seungwoo segera melirik ke arah Suzy--takutkan ada kesalahan di sana.

Sadar akan itu, Suzy memberikannya sedikit jawaban. "Adil tentu tau, aku pasti cerita sama kamu."

"Oke." Dengan itu, merasa lebih diberikan akses, Seungwoo kembali pada Seungcheol. "Maaf sebelumnya untuk ikut campur. Tapi kakak kamu bilang, kamu harus mengakui semua perbuatan kamu pada seisi Khatulistiwa, agar Soobin dan Ibu kalian bisa kembali. Jika pilihan kamu tidak mengakui, artinya mereka akan tetap dikurung selamanya--"

"Atau dibunuh, entah kapan." Seungcheol melanjutkannya, mengangguk tak kuasa. "M-masalahnya, Ayah sudah siap dapat... konsekuensi dari... dari..."

Suzy tahu apa yang hendak dibicarakannya, jadi dirinya menyentuh punggung Seungcheol kembali, sembari masih menahan gelasnya. "Bicarakan saja. Seungwoo tau semua. Di sisi lain, cuma Seungwoo yang pernah kakak ceritakan, tentang Seonghwa, ingat? Di sisi lain, kamu pikir apa alasan kakak sulit menikahi Seungwoo sejak dahulu, jikalau bukan memikirkan ini?"

"Kak..." Seungcheol merintih menatapnya, tapi tahu bahwa pada akhirnya dirinya yang akan mempertanggungjawabkan dan semua itu bukan masalah. Sejak dahulu, Seungcheol sudah berlatih untuk bertanggungjawab. "Ayah sudah siap dapat konsekuensi dari lingkaran dalam, karena di titik Adil menyerahkan diri, artinya anggota keluarga membuat masalah, jadi Ayah harus membayar. Tapi Ayah benar-benar sudah siap untuk itu..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang