Octagon 3 - 475 : Hari Orientasi Kampus Dua Pt. 5

183 24 34
                                    

Terusik dari cahaya matahari yang masuk, lantaran gorden dibuka, Hongjoong mengerang pelan diantara kantuknya. Kantuk yang tercipta karena obat-obatannya sebenarnya, yang sengaja ia konsumsi dua kali lebih banyak, karena butuh merasa baik-baik saja semalam, pukul dua malam. Di mana pesta terpaksa disudahi, karena Hongjoong,Nagyung dan Hunters masih harus melalui masa ospek, dan San juga masih sebagai panitia. Semalam, seluruhnya menginap kecuali anggota Hunters yang tetap memaksa untuk pulang karena mereka harus memberikan kunci pada pekerja di cafe mereka.

Hongjoong berusaha mengerjapkan matanya walau terasa sulit.

Semalam banyak sekali yang terjadi.

Dari seluruh yang bersangkutan dengan Hongjoong, ada sedikit percakapannya dengan Hyunjae.

"Gak bisa, Jae, gue butuh." Hongjoong menatapnya penuh harap, penuh permohonan. Tahu bahwa dirinya masih terlalu banyak kesalahan pada Hyunjae, tapi sudah meminta lebih--untuk menyulitkannya.

Nyatanya Hyunjae benar-benar menolaknya. "Gak."

"Jae, gue bisa gila." Hongjoong mengeraskan rahang, sebelum mencoba untuk menggenggam tangannya. "Tolong, Jae."

"Bahkan setelah lo minta kayak gini, untuk kebutuhan perekrutan, bakal gue serahin ke Kino dan yang lain. Rupanya mereka tau tentang ini udah lama, dan gue gak mau ngecewain mereka lagi, lebih banyak."

"Jae--"

"Gue bahkan jujur ke mereka kalau gue biarin lo nyoba, di depan Kak Minhyuk."

Hongjoong tampak sangat frustasi melihatnya. "Gak bisa, Jae. Gue benar-benar butuh. Gue ketakutan sama tidur, tolong..."

"Lo kacau, Hongjoong." balas Hyunjae, terluka dan penyesalan, bercampur nyata sampai membuat matanya memerah.

Sedangkan Hongjoong, hatinya terasa pecah. "Gue di ambang gila, sejujurnya..."

Jadi Hongjoong menelan obatnya lebih dari seharusnya.

Sampai membuat kepalanya terasa sakit, begitu ia mendudukkan diri. Tentu, yang akan membuka gorden seperti itu pasti Jihyun--ibunya, seperti kemarin. Hongjoong ingin sekali untuk tidur lagi, tapi Hongjoong tahu, jika ia mengatakannya, pasti akan dipersilahkan oleh sang Ibu.

Lagipula, Hongjoong memang harus pergi untuk ospek.

Di sisi lain, hari ini adalah hari terakhir ospek di Universitas Bakti Bangsa.

Hongjoong membuka kedua matanya perlahan, dan melihat sosok seorang perempuan berpakaian serba hitam--celana panjang hitam, dan turtle-neck berwarna hitam di penghujung musim panas, berambut pendek sebahu, selesai membuka seluruh jendela. Setelahnya sosok itu menoleh dan melihat ke arah ranjang, sebelum mendekat dalam senyuman.

Tak sadar dalam tiga detik.

Sampai Hongjoong langsung memundurkan tubuhnya, terengah tiba-tiba--anxiety miliknya memperparahnya--untuk menatap sosok yang hendak menarik selimutnya.

"Lo... lo siapa?"

Perempuan muda itu tersenyum, "sudah waktunya bangun, Tuan Muda."

Dari panggilan itu, Hongjoong baru teringat--seorang asisten rumah tangga, yang tidak biasa, yang Jihyun tawarkan kemarin. Barulah, Hongjoong menurunkan kewaspadaannya dan memilih untuk membunyikan lehernya walau masih dalam keterkejutan diri. "Okay, first of all, jangan panggil gue Tuan Muda."

"Tuan Hongjoong?" Perempuan itu malah bermain--menggodanya.

Hongjoong berdecak kesal seketika.

"Tuan Rastafara kalau begitu?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang