Octagon 3 - 574 : Kehilangan Pt. 1

210 22 23
                                    

Tak disangka, tak sadar pula, bagaimana Mingi tersenyum melihat Lisa yang makan dengan lahap, dari sashimi dan sushi yang mereka beli dalam perjalanan sebelum ke apartemen tersebut. Mingi tak bohong, dirinya memang pergi ke Checkmate sebelumnya, melakukan jadwalnya—bersama beberapa produser—dan kemudian pulang bersama Lisa. Sudah menjadi niatnya juga, takkan pulang untuk hari ini, dan niatnya membelikan hal yang Lisa sempat singgung secara iseng.

Jadi Lisa memang merasa tenang, dan menghadiahi Mingi tepukan di kepala berulang kali, dari posisi sang perempuat duduk di lantai--beralas karpet, hadapan meja, selagi Mingi duduk di sofa, dengan kakinya di samping tubuh pemilik flat. 

Mingi sesekali makan juga, suapan sendiri, atau suapan dari sang perempuan yang setahun lebih tua itu.

"Ini enak banget. Beneran." Lisa sampai menggelengkan kepala ketika mengunyah, untuknya kemudian mencubit pipi Mingi. Merasa gemas sendiri akan tingkahnya. "Jadi, karena dalam tiga hari ini lo gak nyewa lonte, lo pakai uangnya buat jajanin gue sushi?"

"Memang minta itu, 'kan?" tanya Mingi membalas.

Lisa tersenyum senang, mengambil suapan kembali, dan memakannya kemudian. Dalam ringisan puas, Lisa menjilat bibir bawahnya--masih mengunyah--dan hendak berdiri. "Gue mau ambil bir dulu. Enak banget kalau minum bir."

"Gue aja." Mingi langsung berdiri, mendahului, agar Lisa tetap makan dengan santai.

Untuk menghargai bagaimana Mingi yang berusaha melayaninya, Lisa mempersilahkannya. "Oke, gemes. Ambil juga buat lo, ya? Bawa lebih dari dua botol atau kaleng aja, gak apa-apa."

"Mau minum nih kita?" Mingi terkekeh, di mana dirinya mulai berjalan ke arah dapur, tak bersekat di apartemen tersebut.

Lisa kembali pada suapan lainnya, menggunakan sumpit, sambil mengibaskan tangannya sekali. "Astaga, bir doang? Lo mabuk kalau bir  doang? Gak, 'kan?"

"Gak." Mingi menjawab, terus membawa diri hingga tiba di hadapan lemari pendingin. Mingi membukanya, dan membuatnya sedikit mengernyit, untuk memastikan. "Ada tiga merek. Mau yang mana?"

"Campur~!"

"Campur?" Mingi menoleh, hanya untuk memastikan lagi.

Kebetulan dengan itu, pintu utama Lisa mendapatkan ketukan.

Belum Mingi bereaksi, Lisa langsung melompat dari duduknya dan melesat menuju pintu. Mingi memperhatikannya sembari tangannya sibuk mengambil dua kaleng, dan dua botol bir secara asal, hingga bisa melihat bahwa yang tiba adalah Yuto.

Mingi pun menutup lemari pendinginnya dengan lengan, selagi Yuto terkekeh pada Lisa, lalu baru mendapatinya di sana. 

Segera Yuto menyapa, sembari mengangkat apa yang dibawanya. "Gue bawa pie, nih!"

"Oh, pie." Mingi membalas untuk kembali berjalan ke ruang tengah.

Karena Yuto sendiri membawa dirinya masuk, dan Lisa menutup--juga menguncinya kembali. Yuto pun ikut mendekat ke arah ruang tengah, walau belum langkahnya sampai, Lisa langsung berbalik untuk berjinjit, merangkul bahunya, dari samping belakang.

"Asik, seru nih~" ucap Lisa bersemangat.

Mingi kembali di posisi duduknya sembari menata empat bir tersebut.

Dengan cepat Lisa kembali ke posisi duduknya semua.

Dan Yuto memilih duduk di samping Mingi--setelah menaruh box dalam keresek bening tebal, di atas meja. Setelahnya, Yuto melepas jaketnya sendiri, dan mengamati meja dengan sangat tertarik. "Kalian lagi rayain apa?"

"Rayain bahwa gue nyelamatin sekitar 30 ribu dari dompet Mingi untuk tiga hari~"

Yuto semula bingung, tapi setelahnya paham. "Oh, 30 juta? Untuk?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang