Octagon 3 - 484 : Senarai

220 27 53
                                    

"Winter masih gak bisa berhenti senyum, Kak..."

Di posisinya mengemudi, Hongjoong melirik Winter di sebelahnya yang sepanjang perjalanan dari kampus, setelah dua kelas mereka hari ini, terus menceritakan mengenai kejadian yang terjadi sebelumnya.

Sebenarnya Hongjoong sudah siap jika Yoonsu ingin mulai melakukan sesuatu, atau apalah itu. Nyatanya, tak ada sama sekali. Hongjoong mendapati hari pertamanya berkuliah dengan... bisa ditebak, bagaimana teman-teman sekelasnya sangat excited, walau beberapa terlihat jual mahal. Terlebih, dalam kelas tersebut, bukan hanya Hongjoong, tetapi juga Winter di dalamnya yang jelas membuat baik perempuan atau laki-laki berkumpul, sekadar untuk berkenalan atau tak tanggung meminta foto atau tanda tangan.

Ya, wajar hari pertama.

Ketika Hongjoong dan Winter keluar dari kelas pertama, ternyata Nagyung sudah menunggu di depan. Nagyung merengek meminta agar mereka makan siang bersama, karena Keeho juga meninggalkannya dengan teman-teman barunya. Tak mungkin Hongjoong menolaknya di muka umum, jadilah mereka bertiga makan bersama. Dan di sanalah, Winter juga Nagyung berkenalan.

Masing-masing sudah mengenali, walau hanya lewat layar.

Dari Winter yang ceria dan banyak tingkah, dengan Nagyung yang mudah akrab dan selalu excited akan segala hal--jadilah, makan siang itu memiliki banyak jeritan, dari betapa miripnya hal-hal yang mereka suka, gemari atau...

Tunggu.

Bukankah ini terasa membenarkan bahwa Hongjoong malah tertarik dengan seseorang yang mirip dengan adiknya sendiri?

Sial.

Pikiran macam apa itu.

Winter menepuk tangannya gemas, sembari sekilas membenarkan aksesoris mobil yang menggantung di bawah spion tengahnya--mobilnya sendiri. Ya, Hongjoong terpaksa harus meninggalkan mobilnya pada jasa derek lagi. Sialan. Bisa-bisanya mobilnya mogok kembali, walau tadi masih di lapangan parkir kampus.

Jadi dalam perjalanan itu, adalah mobil Winter yang digunakan, tapi Hongjoong yang mengemudikannya.

"Tapi Winter masih gak enak kalau harus panggil Nagyung tanpa sebutan kakak, soalnya umur kami beda." Winter mendadak mengerucutkan bibirnya, untuk melirik Hongjoong. "Memangnya gak apa-apa?"

"Tadi Nagyung bilang gak apa, 'kan?" Hongjoong menjawab, sekilas melirik sembari tersenyum. "Santai aja. Lagipula kalian satu angkatan sekarang. Memang Nagyung tahun kemarin lebih sibuk membesarkan namanya dulu."

Winter mengangguk-angguk memahami. Sekilas Winter melirik jam tangannya--masih pukul dua siang. Winter lalu kembali pada Hongjoong, dan mencoba dengan tipis mengatakannya. "Kak, Kak... jadi Winter punya... jadwal wawancara majalah sama Black Maiden, tapi... nanti jam 7 malam."

"Ya, lalu?"

"Boleh kita main dulu sebelum pisah?" Winter langsung mengucapkannya, sebelum memejamkan mata, takut dengan balasan. Walau begitu, tetap saja ia menjelaskannya. "Gak mau cepat pisah sama Kak Hongjoong. Soalnya Kak Hongjoong udah lama gak pulang ke rumah sebelah, padahal Winter udah bilang ke Dad, mau tinggal terus di sana. Terus Dad bilang, memang rumah itu untuk Winter dan Kak Hongjoong..."

"Dan Kak Hongjoong?" Hongjoong mengernyit dengan heran.

Winter sedikit membuka matanya, mengintip, dan mengangguk tipis. "Dad bilang... itu salah satu asetnya dan memang... sengaja?"

"Loh..." Hongjoong mengernyit tak mengeri.

Sedangkan Winter terdiam sebentar, memahami dan baru sadar sampai menutup mulutnya. "Oh! Jadi maksud Dad itu nyuruh kita tinggal berdua?!"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang