Octagon 3 - 559 : Waktu yang Hilang Pt. 3

179 21 20
                                    

Sebenarnya Seonghwa sedang menikmati waktunya beristirahat, di hari Rabu, 6 September tersebut. Tak ada latihan, pun kelasnya sudah selesai, pagi tadi. Jadi di siang menuju sore tersebut, Seonghwa hanya diam membaca buku, di dapur, lantaran dirinya tahu tak ada siapapun di Lotus lantai tiga tersebut.

Sampai perkiraannya salah.

Rupanya Wooyoung pulang, di kala itu.

Tak ada sapaan, dari Seonghwa, yang tahu bahwa Wooyoung masih marah dan tak nyaman tentang banyak hal, termasuk hubungannya dengan Yunho. Lagipula, siapa yang nyaman diantara mereka? Seluruh tatapan tak mengenakan, terlebih memang keadaan mereka semua sedang tak baik satu sama lain.

Nyatanya Wooyoung justru datang ke dapur, sembari melepas tasnya.

Seonghwa tak mau menjatuhkan tatapan, hanya saja dirinya justru mendapatkan pertanyaan—mungkin awal dari sapaan.

"Udah tau tentang Jongho?"

Seonghwa tak akan tahu, jikalau semalam Yunho tak memberitahunya. "Debutnya...?" tanyanya memastikan.

Wooyoung menaruh tasnya di atas meja lainnya—dari tiga yang berada di sana. Sembari berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya, Wooyoung menjawab. "Iya, tanggal 9 nanti."

"Bagus tanggalnya..." Seonghwa menjawab dengan kaku. Jemari panjangnya menahan halaman buku yang tengah dibacanya.

Tak terduga lagi, Wooyoung bertanya hal lainnya. "Lo sendiri, kapan sekiranya bisa turun main film?"

"Lo tau...?" Seonghwa memastikan, walau sebenarnya itu pertanyaan bodoh. Berita apa yang tak sampai, bukan? "Maksud gue... ya, belum tau. Tapi memang latihan rutin dan gue udah ikut casting juga. Belum ada lagi informasi..."

Memilah apa yang akan dikeluarkannya dari lemari pendingin, Wooyoung berakhir dengan sebuah box makanan dari dalamnya. Wooyoung pun segera menutup pintunya kembali, tak mencapai meja yang dipilihnya—oleh tas—dan justru memilih meja di mana Seonghwa berada.

Wooyoung menaruh box tersebut di atas meja, kemudian menarik kursi menghadap Seonghwa, dan duduk di sana.

Sehingga Seonghwa semakin kaku menatapnya—atau untuk tak menatapnya.

Dengan perlahan, Wooyoung membuka penutup kotak tersebut, untuk menunjukan hidangan apa yang terdapat di dalamnya. "Ayo makan ini."

"Apa... itu?"

"Ini," Wooyoung menaruh tutupnya secara terbalik, dan agak mendorongnya ke arah Seonghwa. "Yeosang dikasih Younghoon, dan Younghoon dikasih Hyunjae. Pie. Ada banyak macam."

Seonghwa tak bermaksud salah fokus, tapi dirinya benar teralih. "Yeosang...?"

"Yeosang." Wooyoung mengangguk, melihatnya sejenak. "Gue lagi gak mau marah sama lo, Seonghwa. Jangan bilang—"

"Gak, gue cuma kaget—" Seonghwa menghentikan ucapan Wooyoung, juga menghentikan miliknya sendiri setelah itu. Tak bohong, Seonghwa terluka, tapi bisa paham adanya. "Bukan tentang Younghoon... cuma... kaget aja... kenapa bisa."

Sesungguhnya Wooyoung juga tak bermaksud demikian, toh maksud kedatangannya juga untuk berdamai secara perlahan. Wooyoung pun menarik napas, sebelum berdiri untuk mengambil sendok pie, dua piring kecil, dan dua garpu untuk tart—makanan manis. "Juyeon yang bilang, sebenarnya. Yeosang dan Younghoon jadi sering bareng di kampus. Juyeon bilang, dia sibuk urusin lingkaran, dan Yeosang malah ambil alih buat perhatiin Younghoon. Katanya juga, Younghoon masih sering kambuh sakit di kepalanya—khawatir sebenarnya, takut dokter sehebat apapun terlewat buat pastiin keadaannya."

"Gue gak seharusnya abai juga..."

"Lo fokus aja sama urusan lo." Wooyoung membalasnya, setelah mendapatkan alat makan yang dibutuhkannya, dirinya kembali dan menaruhnya di atas meja. Masih dengan keadaan berdiri, Wooyoung teralih sejenak. "Mau yang mana? Ada apel, peach, pecan dan blueberry--gak ada stroberi."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang