Octagon 3 - 388 : Peranan Kiri

242 30 69
                                    

Pukul 11 malam.

Mingi sampai menekan dahinya cukup kuat pada seprai dari kasur di kamar 206 tersebut, disaat Baejin menguasai tubuhnya dari belakang. Mendorong dan menekan penisnya di dalam rektum Mingi, yang membuat sang lelaki yang lebih jangkung itu hanya bisa mengerang samar dan serak, melampiaskan yang dirasakannya dengan meremas seprai, dan menikmati perbuatan tersebut.

Seperti bagaimana Baejin selalu menuruti apa yang Mingi inginkan, sebagai seseorang yang menyukainya lebih dahulu.

Rasanya penuh dan sesak.

Baejin lebih muda satu tahun darinya, dan tahu caranya membuat Mingi puas. Di samping itu, jikalau Mingi sedang berpikiran ingin untuk berada di pihak atas, Baejin takkan keberatan. Walau ya, itu bukan benar-benar opsi yang disukai Mingi, dari dirinya yang sudah menikmati berada di bawah sebagai pihak submisif. Karena Mingi merasa percuma juga, saat dirinya menjadi pihak atas, tetap saja Mingi hanya menunggu diarahkan, tak nyaman untuk mengarahkan.

Geraman rendah dari suara Baejin yang memberat, di samping telinganya, jujur membuat Mingi sangat bernafsu. Mingi bahkan pasrah saja begitu Baejin membalikkan tubuhnya--menarik lepas diri dahulu--kemudian melebarkan paha sosok tersebut seolah tak berdaya. Mingi menantinya. Menanti bagaimana Baejin, dalam balutan pembungkus tipisnya, melesakkan kembali penisnya ke dalam rektum ketatnya.

Rasanya sangat penuh.

Mingi sampai memejamkan mata, meracau sangat menikmati, seolah tak ada hari esok.

Selagi Baejin juga menyukai bagaimana jepitan dan hisapan dari rektum Mingi benar-benar memanjakannya. Dari seseorang yang sudah lama disukainya. Dari sosok yang selama ini Baejin pikir hanya sebagai angan saja untuk didapatkan.

.

.

.

"Bagus banget loh, Soobin."

Pujian itu diberikan oleh Jeonghan, yang sejak tadi menemaninya untuk membuat dan kini sudah sampai di tahap menghias, sebuah kue tart dengan diameter sekitar 20 sentimeter yang dibuatnya. Sampai larut adanya, walau memang mereka juga melakukannya secara sengaja. Dari Soobin yang bilang waktunya harus di tengah malam, sedangkan Jeonghan membiarkan Seungcheol yang baru datang sore tadi untuk membantunya berkemas.

Jeonghan akan pulang ke ibukota, dalam artian Soobin akan ditinggal bersama Alanna.

Bagaimana pun juga Jeonghan harus kembali bekerja di perpustakaan kota dan tak bisa berlama-lama untuk pergi. Di sisi lain, Jeonghan menerima ajakan Seungcheol untuk tinggal bersamanya, di sebuah perumahan yang tenang dan asri, berada di pusat kota.

Kala itu, Soobin menatap sebuah kue tart dengan krim berwarna ungu yang dihiasnya. Walau tak benar-benar memiliki hiasan, masih terhitung sederhana, dirinya tetap menyukai apa yang baru saja dibuatnya.

Seungcheol saat itu keluar dari kamar setelah memastikan dua koper Jeonghan siap sedia untuk dibawa pergi, esok pagi. Seungcheol kemudian mendekat ke arah dapur, untuk menghampiri Soobin dan Jeonghan yang masih berada di sana.

"Bukan ulang tahun Soobin atau kakak kamu, 'kan?" Jeonghan langsung bertanya memastikan pada Seungcheol yang mendekat.

Namun Soobin yang menjawabnya. "Bukan. Ini cuma kue untuk monthsarry hubungan aku sama seseorang, Kak."

"Oh, kapan?" Jeonghan menatapnya iba.

Soobin melirik pada jam dinding di area ruang tengah, yang menunjukkan pukul dua belas malam kurang sepuluh menit. "Tanggal 2, harusnya peringatan ke 2 bulan."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang