Octagon 3 - 426 : Festival Ego Pt. 3

211 26 52
                                    

Keluar dari mobil, ketika sampai di Lotus, Mingi melihat bagaimana Jongho dan Keeho sudah sampai lebih dahulu--karena menggunakan motor--dan tengah berdebat di halaman parkir. Di mana Mingi langsung menghampiri, agak khawatir, sebelum Nagyung dan Yeosang menyusul--setelah memarkirkan mobil.

Semula Mingi kira perdebatan mereka tentang hal yang mengkhawatirkan.

Ternyata, Keeho, seperti biasa.

"Daging yang masih banyak bagian raw-nya itu enak banget. Lo kenapa sih gak percaya?"

"Karena gue udah coba dan rasanya aneh?" Jongho menjawab, tenang, tapi dengan ringisan. "Gue coba tadi dari lo."

Keeho menatap dengan gemas dan mengangguk. "Iya! Itu buatan gue--enak, 'kan? Panggang tiga detik aja, enak banget!"

"Maksa." Jongho berucap.

"Bukan maksa tapi lo gak dengerin gue, Kak?!" Keeho kembali protes.

Sehingga Mingi, mendekat padanya dan kemudian menepuk punggungnya. "Masih aja, dari dulu senangnya maksa orang makan daging mentah. Tadi Jongho udah nyoba, 'kan? Bahkan Nagyung."

"Nana suka!" Nagyung menyahut, tersenyum manis, sebelum berlari terlebih dahulu ke arah dalam bangunan. "Nagyung mau ketemu Kak Hongjoong~"

Arah tatapan mereka teralih pada Nagyung yang melesat pergi. Sebelum kemudian ditambah oleh Yeosang, yang sejak tadi hanya diam, atau tak banyak bicara. Yeosang tersenyum tipis pada ketiganya, kemudian meminta izin.

"Aku duluan, ya?"

Yeosang pun berlalu kemudian, selagi Keeho mengerjap, sebelum melihat ke arah Jongho dan Mingi bergantian.

"Selain ngomongnya sopan, Kak Yeosang pendiam banget, ya?"

Baik Jongho maupun Mingi tak tahu bagaimana cara membalas.

Sehingga Jongho hanya mengedik.

Di saat yang sama, Mingi merangkul adik kandungnya. "Masuk, ayo? Lo tidurnya sama gue, 'kan, Dek? Jangan melipir ke kamar Jongho. Ada Nagyung."

"Tadi Nagyung ngomong mau habisin waktu dulu sama Kak Hongjoong." Jongho menoleh, tetapi setelahnya mengernyit. "Kak Hongjoong memangnya pulang? Bukannya lagi jarang banget di Lotus, 'kan?"

"Entah." Mingi sendiri kebingungan adanya.

Namun begitulah, ketiganya segera beranjak untuk masuk ke dalam bangunan. Melewati resepsionis, menuju elevator dan naik sampai lantai tiga. Belum sempat melakukan apapun--hanya berjalan--tampak bagaimana Yunho keluar dari kamar Seonghwa, terlihat kesal.

Mingi sadar betul, Yunho begitu kesal.

Sedangkan Seonghwa saat itu tiba-tiba keluar sampai muka pintu, memegang ponsel, dan berteriak pada Yunho yang berjalan ke arah dapur. "Gue harus bilang--terserah lo mau nerima atau gak, gue harus bilang!"

Yunho terlihat tak nyaman--menahan emosi.

Jikalau ini pertengkaran antara Yunho dan Seonghwa, Mingi benar terkejut adanya.

Mengapa?

Mingi saat itu merogoh sakunya, sembari melepas ranselnya. Mingi memberikan key card kamarnya pada Keeho, juga ranselnya tersebut, lalu menepuk bahunya. "Masuk ke kamar duluan. Mandi dulu sana. Keringatan dari tadi."

"Gue udah keanginan naik motor?" Keeho menerima seluruh benda tersebut, dengan protes.

Tetapi Mingi mengabaikan, dan segera menuju ke arah dapur.

Sedangkan Keeho merasa ditinggalkan, jadi ia mengadu pada Jongho. "Kak Jongho, ada rooftop? Lo ngerokok gak, by the way?"

"Kak Hongjoong gak ada!" Nagyung, tiba-tiba keluar dari kamar 301.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang