Octagon 3 - 512 : Pintu Tertutup, Pintu Terbuka Pt. 2

201 23 21
                                    

Dua puluh delapan orang dikumpulkan.

Sesuai dengan bagaimana Changkyun datang untuk membantu, Hongjoong membiarkan sosok ketua di tahun sebelumnya itu mengambil alih untuk langsung menghadapi dua puluh delapan calon, yang sesungguhnya akan masuk menjadi angkatan 53, lusa nanti jikalau mereka sudah memahami seluruh prinsip dan aturan berlaku. Oleh karena itu, Changkyun berada di sini juga untuk menjabarkannya, ditemani dengan beberapa angkatan yang berkuliah lainnya.

Sehingga Hongjoong bisa keluar sejenak, untuk bicara dengan Taeyang, tepatnya.

Keduanya tak keluar dari perpustakaan.

Hanya berbaur dengan orang-orang di kursi dan meja bersama yang tersebar, pada area perpustakaan besar dua lantai tersebut, dan duduk berhadapan. 

Semula memang hanya diam.

Hongjoong menunggu Taeyang yang bicara lebih dahulu, namun nyatanya tidak. Jadi Hongjoong yang membuka suara. "Gimana keadaan lo, dan Eunwoo?"

"Kayaknya urusan kita cuma tentang ini, Hongjoong. Kita gak berteman."

Tatapan Hongjoong menjadi datar, menahan decakannya. Belum tidur membuatnya mudah lelah menghadapi orang-orang, walau sebenarnya memang semua terasa memberatkan adanya. "Serius gue dengar hal kekanakan ini dari mulut lo?"

Nyatanya Taeyang tengah terlihat tertekan, begitu ia menarik napasnya pelan. "Bokap lagi cari pelakunya, dibantu pihak atas. Mereka bersumpah bukan dari bagian yang ngelakuin itu."

"Bukan gue mau sok tau, tapi buktinya, yang berhubungan pada kena." Hongjoong menjawab walau dengan ringisan. "Walau belum pasti untuk motif di balik yang nimpa adik gue, tapi semuanya terlalu bersamaan, Taeyang."

Taeyang menatapnya secara datar, "lupain."

Jadi jikalau Taeyang hanya ingin menempatkan posisi mereka, tetap dalam urusan ketua dan anggota, Hongjoong akan memberikannya. "Oke, jangan bikin masalah lo ganggu kita kalau gitu. Lo udah gak hadir dalam beberapa hari, dan keadaan kacau tanpa lo. Lo bilang mau jadi tangan kanan gue, jadi seharusnya masalah di luar kita gak akan ganggu lo, 'kan?"

Terlihat bagaimana Taeyang agak terkesiap dengan kalimat Hongjoong.

Selagi Hongjoong mencoba menahan diri, untuk tak bicara kasar lebih dari ini. "Fokus ke sini kalau gitu. Eunwoo cuma adik lo, bukan bagian dari sini."

Taeyang terlihat mengeraskan rahang.

Namun Hongjoong tak mencoba memedulikannya, dan kemudian berdiri dari duduknya, dalam percakapan mereka yang belum 5 menit adanya. Hongjoong bersiap untuk pergi, sembari setidaknya menitipkan satu pesannya. "Lakuin semua yang udah gue jelasin tadi. Besok gue datang lagi dan gak ada satu pun bajingan yang masih bertingkah atau lo semua yang kena."

Kala itu Hongjoong meninggalkan Taeyang di tempat sendirian.

Sulit memang jikalau dituntut harus tak memiliki hati.

Sekalinya Hongjoong khawatir secara nyata pun, takkan dianggap adanya.

.

.

.

Agak melenguh, Hongjoong membuka matanya perlahan, dari bagaimana tidur singkatnya yang tak tenang dan langsung terusik adanya. Terusik karena dirinya dalam keadaan waspada, sehingga suara bersin tipis itu pun, dan sedikit guncangan di kepalanya dari bantalan paha, membuatnya membuka mata seketika.

Di balik tubuhnya, Winter yang meminjamkan pahanya sebagai bantalan dari Hongjoong, di kursi belakang mobil tersebut, meringis dan meminta maaf.

Selepas dari Universitas Bakti Bangsa, Hongjoong  langsung membawa dirinya ke Universitas Badasa sebelum berpapasan dengan Jisun--takut semua akan menjadi rumit lagi, di kala waktu padat tersebut. Begitu sampai Hongjoong langsung meminta Winter untuk datang ke parkiran dalam, dan kemudian mengatakan hendak tidur setengah jam saja, sambil menunggu kelas mereka.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang