Octagon 3 - 458 : Hari Orientasi Kampus Satu Pt. 3

178 26 22
                                    

2 Agustus.

San menelan ludahnya, melihat bagaimana pesan itu masuk, di sela-selanya tengah melakukan istirahat--sebelum para mahasiswa baru itu bersitirahat. Sehingga nanti, adalah gilirannya, untuk mengawasi.

kalau kamu memang betah aku diemin
go on
terserah
jangan ketuk pintu aku lagi
sampai kamu lakuin yang seharusnya kamu lakuin
aku berulang kali tawarin kamu waktuku
tapi kamu gak pernah gerak terus
oke aku paham kamu panitia
tapi mau sampai kapan sih san?
kamu gak mau kita baik-baik aja?

Nyatanya, memang San tengah menunggu waktu.

Sihyeon belum memberikan waktu untuk bertemu, dan ketiga lainnya--tak mungkin San mendatangi mereka di malam hari, lantaran kegiatan pun baru selesai untuk para panitia saat malam hari, bukan? 

Jadi memang masih agak tertunda.

Namun San akan berusaha--walau tak terang-terangan pada Wooyoung. Hanya tak ingin membuatnya... berat atas kesalahannya sendiri?

Bergegas, ada yang menghampirinya, di salah satu bangku kantin yang terisi beberapa panitia lainnya--yang memiliki waktu istirahat yang sama. Kebetulan San duduk dengan tiga lainnya, terkesiap, melihat bahwa Juyeon datang ke sana sambil menentang helmetnya.

San mendesahkan napas dan mengunci layar ponsel, lalu bertanya, "lo ngapain lagi ke sini? Udah tiga hari berturut-turut?"

"Mampir sambil jalan ke agensi." Juyeon menjawab dengan terengah, lalu menyapa yang lainnya. "Hai, hai. Sorry, gue ambil San bentar, ya?"

"Lo kalau sering ke sini, mending kita buka photobooth, Kak." satu dari mereka bercanda padanya, tetapi setelahnya mengangguk. "Silahkan."

Juyeon tersenyum canggung.

Selagi San dengan terpaksa berdiri untuk meninggalkan makanannya, tapi tidak dengan ponselnya. San langsung menuntun langkah agar Juyeon mengikutinya, ke arah sudut area terbuka tersebut--mereka berada di kantin luar namun beratap. Setelah agak menjauh, barulah San berbalik, agar bisa menghadapnya.

"Gue udah bilang, Juy, biar gue bantu. Lo tiap hari ke sini malah mencurigakan."

"Ya, tapi gue berhasil dapatin beberapa via Instagram." Juyeon menjawab sembari merogoh ponselnya. "Dari data mereka."

Langsung membuat San meremas lengannya, menarik perhatiannya, dan ia langsung melotot. "Jangan bikin rekam jejak."

"Gue cuma minta kontak Telegram, biar bisa hapus chat dan kontak, dan gak ada bukti kalau itu akun gue." Juyeon menjawab agak mengerjap, tetapi setelahnya mendengus. "Please, gue gak bodoh, anjir."

"Tetap aja risky--harus secara langsung!" San mengeraskan rahang, dan juga mengeraskan remasannya.

Juyeon meringis, tapi mencoba untuk memperlihatkan secepatnya padanya. "Nih, untuk sekarang, gue udah nemu dua orang yang memang udah ngelonte dari SMA. Sisanya, fans berat Hongjoong, tapi gue butuh pendekatan dulu sama mereka, makanya gak bisa langsung bertindak."

Barulah San terdiam dan membiarkan Juyeon menunjukkan apa yang mau ditunjukkan padanya.

"Namanya Ave, dan Kenia. Nama asli maksud gue--karena gue datengin mereka secara asli dulu, right?" Juyeon terkekeh dan kemudian menunjukkannya. "Nih, dari yang gue tangkap dari akun asli dan akun jualan mereka, Kenia itu sangat into rape-play thingy."

"Bagus dong?" San agak meliriknya.

Namun Juyeon mendesah pelan. "Tapi dia sukanya sama gue dan Mingi--"

"Ya, masa lo mau cobain?" San menatap kesal, menampar dadanya agak keras dan menarik perhatian.

Juyeon merintih, lalu melirik ke belakang, dan berusaha menutupi San dari pandangan. "Sabar dong, gue belum beres." ucapnya dengan nada tertahan.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang