Octagon 3 - 575 : Kehilangan Pt. 2

247 21 45
                                    

"Pulang gak?"

Jongho mengangkat wajah, sadar bahwa pertanyaan itu ditujukan untuknya. Darinya yang tengah membaca surat-surat dari penggemar--yang menyukainya sejak bermodal teaser video saja--membuatnya mengangkat wajah, di posisinya berada di common area salah satu lantai, di gedung Wild Card Entertainment.

Yang bertanya adalah Baejin, yang membenarkan ransel di sebelah bahunya, sebelum terkekeh sembari mendekat pada posisi duduknya. "Kalau mau balik, ayo bareng. Anak Tesseract mau minum dulu sih, sekalian ngajak."

"Sekarang banget?" tanya Jongho sambil mengerjap.

Baejin mengangguk, melirik jam tangannya. "Udah jam sebelas juga. Lumayan. Eh, atau lo harus tidur di sini lagi?"

Sebenarnya tidak, tapi Jongho tak menjawab spesifik. "Besok mulai promosi jam 9 pagi, tapi harus udah stand by dari jam 7."

"Satu atau dua gelas?" Baejin masih membujuknya.

Sehingga Jongho memperhatikan, untuk mempertimbangkannya.

Selagi Baejin teralih sejenak, pada kekehannya. "Tadi Hyunjin nonton, tau, 'kan? Naik dia ke panggung?"

"Tadi ada Hyunjin sih, memang..." Jongho menjawab, tapi selanjutnya mengernyit tak mengerti. "Kenapa memang?"

"Hyunjin pernah bilang, katanya pengen akrab sama lo. Mungkin karena dia mantannya cewek lo sekarang?" tanya Baejin, sebelum menaikturunkan alisnya dengan bercanda. "Gimana rasanya pacaran sama selebgram terkenal, tapi lo telat muncul di field ini, jadi dia keburu gimmick sama yang lain?"

Jongho tak benar-benar yakin dari mana Baejin tahu sedetail itu, tapi rasanya semua sudah bukan misteri, jikalau beberapa waktu ke belakang pun, Nagyung memang datang ke Lotus. Posisinya pun di sini, Hyunjin tahu tentang hubungan mereka, dan Hyunjin juga Baejin berteman. Jadi mungkin semua berasal dari sana.

Baejin masih menunggu, sekilas menggerutu. "Kali-kali lo hasut The Overload buat main sama Tesseract dong. Ya gak perlu depan umum... err... atau sama beberapa aja. Misal Kak Hongjoong... atau Kak Mingi, gitu?"

"Ajak sendiri coba?" Jongho mencoba memberikan saran.

Nyatanya itu hanya membuat Baejin semakin cemberut, dan terlihat tak puas. Baejin pun dengan segera kembali pada topik utamanya. "Ayo? Ikut minum, yuk? Masa gak mau lo rayain sih? Katanya makan-makannya diundur nanti? Ya, sekarang minum dulu."

Lagi, Jongho menatap untuk mempertimbangkannya.

Sebenarnya... haruskah?

Jongho ingin dunia di luar teman-temannya dahulu untuk sekarang...

Tadi sempat Wooyoung bilang... agak kacau sekarang.

Itu mengingatkan Jongho pada muaknya ia... berada pada lingkungan yang seolah, tak akan kehilangan tanpa dirinya sekalipun. Toh, tak ada yang seumur dengannya, bukan? Mereka tidak ada di halaman yang sama.

.

.

.

Dalam keadaan terengah, pun mata terpejam, Seonghwa menumpukan dahinya pada dahi Yunho, begitu seluruh beban yang dirasakannya, keluar--untuk sementara. Kedua lengannya pun melingkar pada leher sang lelaki muda, disaat Yunho sendiri menempatkan kedua lengannya pada pinggang ramping dari Seonghwa.

Seonghwa sampai mengeraskan rahangnya sekilas, begitu deru napasnya belum terasa normal, tapi kesadaran kembali ke kepalanya.

Seketika Seonghwa pun langsung melepaskan diri, dalam lenguhan tipis, dan mencari di mana dirinya menjatuhkan celana dalamnya. Seolah Seonghwa lebih memilih tergesa untuk menjauhi Yunho, dari pada memikirkan bahwa cairan kental milik Yunho sendiri turun membasahi pahanya, pun sedikit terkena pada pakaian, atau jok dari mobilnya.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang