Octagon 3 - 503 : Daya

203 24 14
                                    

Dalam diam, San mencoba mencerna apa yang telah Winter jelaskan padanya, dalam sebuah pembicaraan yang sebenarnya tercipta setelah 30 menit menenangkan diri. Ya, Winter yang perlu menenangkan diri, meredakan tangisan, dan San mengajaknya untuk duduk bersama di kantin terdekat, dengan memesankannya es krim.

Jadi Winter mereda.

Tak membicarakan masalahnya.

Namun memberitahu San sesuatu, setelah Winter bertanya apa alasannya kemari.

"Memang Kak Hongjoong juga sudah curiga, tapi... saksinya bikin Kak Hongjoong mundur..."

San menarik napasnya pelan, mencoba memastikan hal lainnya. "Pacarnya itu, lo dengar namanya?"

"Gak..." Winter menggelengkan kepalanya pelan, mengemut sendoknya menatap San. Padahal Winter sempat sangat membencinya karena merasa beragam perasaannya tak pernah divalidasi olehnya--dahulu. "Winter jaga jarak... Winter gak berani kurang ajar..."

Segera San mengeluarkan ponselnya, untuk membuka sesuatu dan kemudian menyodorkannya pada Winter--memintanya melihat.

Winter langsung mengapit sendoknya dengan mulut, untuk memegang ponsel tersebut dengan kedua tangannya. Sedikit menyipitkan mata untuk memastikan, Winter berakhir dalam anggukan. "Iya. Ini laki-lakinya, dan ini... Chaeyoung itu, 'kan?"

"Right." San ikut mengangguk, merasa lebih terkonfirmasi, sembari menerima kembali ponselnya. San melihat sekilas, lalu mengunci layar untuk menatapnya kembali. "Makanya gue cari dia ke sini sekarang."

"Carinya harus di Fakultas IlKom." jawab Winter pelan, yang perlahan mulai mengambil kembali ice cream dalam mangkuk, menggunakan sendoknya. "Mereka berdua anak IlKom. Yang laki-laki anak semester 7, yang perempuan anak semester 3."

Di posisinya berpikir, San meringis perlahan. "Gue beneran takut sesuatu terjadi..."

"Sesuatu apa?" tanya Winter secara hati-hati.

San diam dalam pikirannya sendiri.

Satu yang San tengah pikirkan.

Semalam...

Semalam mengapa... harus San tunjukan?

"Sekarang, kamu ikut dahulu dengan orang-orang saya ke belakang. Selagi saya butuh bicara dengan anak saya di sini."

San tak berdiri dari duduknya.

Padahal di sana, Gongyoo telah mempersilahkannya.

Di posisi San yang berjejak jelas dari air matanya, secara hati-hati, San mengeluarkan ponselnya perlahan. San membuka sesuatu, untuk kemudian menaruh ponselnya dalam keadaan layar menyala di atas meja, dan mendorongnya ke arah Gongyoo.

Segera Gongyoo melirik, sebelum menyentuh--mengangkat--ponsel tersebut untuk melihat apa yang tengah San berusaha tunjukkan.

"Dua orang di depan adalah... mahasiswa UnBada... dan... di belakang samping adalah Nagyung. Mungkin... foto ini bisa membantu."

Gongyoo diam untuk beberapa waktu.

Sedangkan San, hanya mencoba membantu. "Mungkin... mereka bertanggung jawab atas... apa yang terjadi pada Nagyung...?"

"Kak San? Kak? Kak--"

San terkesiap, dan langsung tersadar bahwa Winter telah memanggil namanya berulang kali. San mengerjapkan mata lalu meringis pelan. Benar-benar kalut sekali pikirannya, San datang kemari untuk memastikan. "Maaf."

"Mau cari mereka?" tanya Winter secara tipis.

Itu tujuannya.

"Kalau mau, ayo, Winter bantu..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang