Octagon 3 - 544 : 27 Agustus 2023 Pt. 11

199 22 36
                                    

Setengah empat pagi.

Seonghwa segera turun dari motor Mingi sembari melepas helmetnya, dalam keadaan marah dan kesal, setelah berhasil dipaksa untuk pulang. Di mana pada akhirnya, mereka dapat tiba di Lotus setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang.

Sebenarnya Mingi meminta Seonghwa untuk naik mobil Yeosang, yang juga dipaksa pulang setelah ditemukan. 

Jongho juga ikut memaksa sebenarnya.

Sulit, Seonghwa berakhir dengan pulang bersama Mingi, sedangkan Yeosang sendirian.

Agak menghawatirkan memang, namun bagaimana lagi?

Jongho masih bertahan di sana dan San juga tetap berada di tempat.

Antara merasa bersalah atau tidak, Mingi turun dari motornya setelah mematikan mesin dan memarkirkannya. Mingi memasukkan kuncinya ke dalam saku, membuka helmetnya, dan melihat bagaimana Seonghwa masuk lebih dahulu ke dalam area sepi, di mana mungkin semua penghuni lainnya sudah tidur, kecuali satpam dan resepsionis yang berjaga pada giliran itu.

Saat itu, Mingi hanya mengikuti sembari menarik napas, dan memasang wajah datarnya.

Seonghwa menggunakan tangga untuk naik, Mingi mengikutinya.

Seonghwa langsung menuju satu kamar, tapi bukan kamarnya, barulah Mingi membiarkannya.

Dikarenakan, Mingi justru menemukan seseorang yang lain, di ruang tengah. Seseorang yang tengah diam, menatap kosong ponselnya sendiri, dalam keadaan ruang tengah yang lampunya tak dinyalakan, hanya terbantu dari cahaya samar dapur, yang juga lampunya tak dinyalakan seluruhnya--hanya satu dari tiga.

Jadi Mingi menghampirinya dan baru menyadari; dirinya adalah satu-satunya yang tak datang, tadi.

Wooyoung, sosok itu, meliriknya sekilas yang mendudukkan dirinya, di sofa lain, sebelahnya, sembari menaruh helmetnya di lantai.

"Kenapa di luar?"

"Lagi sakit hati." Wooyoung menjawab, kembali pada layar ponselnya yang menyala--dinyalakan.

Sembari melepaskan jaketnya sendiri, Mingi bertanya lagi. "Karena San?"

"San gak akan pernah percaya gue sampai kapanpun, walau kami udah pernah bicarain ini." Wooyoung menjawab dengan suara pelan, tertekan, seperti menahan tangisannya. "Lo cek ha-pe lo deh. Kayaknya San ngechat lo, soalnya tadi dia bilang gitu."

Segera Mingi merogoh ponselnya dari saku jaket, membukanya dan mengabaikan beberapa, untuk melihat apa yang dikirimkan San padanya. Karena benar adanya, ada pesan dari San di sana.

gi, nanti kalau udah nyampe kabarin gue ya?

gi udah nyampe?

gi nanti kabarin

gi wooyoung ada kan?

nyampe?

gi ada wooyoung?
masih sama karyawannya?

Enam pesan terpisah.

Mingi diam, selagi Wooyoung bersandar perlahan. 

"Padahal gue udah bilang, gue keluar sama Jiwoong. Awalnya mau beli cat di tempat biasa, tapi kemalaman. Ya, memang tadi juga rencananya ngecat sama dia malam-malam, biar besok udah aman tempat gue buat disewain lagi." Wooyoung mencoba menjelaskan, dengan suara tipisnya. "Tapi San langsung nyebelin begitu tau kalau gue sama Jiwoong tadi nyobain dance dulu. Alasannya takut gue celaka, padahal--"

"Keingat Yeonjun." Mingi memotong.

Sukses hal itu membuat Wooyoung memperlihatkan ekspresi terlukanya. "Gue gak setolol itu buat ngulang kesalahan, Gi. Apa gak cukup semuanya buat gue? Dari sisi negatif, gue salah satu alasan orang tua Yeonjun kehilangan anaknya. Dari sisi positif, gue udah dapatin San sekarang... apa lagi yang gue minta dari dunia ini?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang