Octagon 3 - 401 : 7 Juli 2023 Pt. 6

250 28 65
                                    

Cukup banyak yang telah Hongjoong ketahui, dari informasi yang Woobin berikan, sehingga ia hanya berpura-pura tengah mencernanya di sana. Beruntung, tak ada yang disembunyikan, dari beberapa hal yang Hongjoong telah ketahui.

Hongjoong masih berpikir, sekiranya apa yang tak ingin Gongyoo beritahu padanya. Karena tentu Hongjoong tidak akan tahu di point mana, lantaran ia juga tidak tahu hal apa yang dimaksud. Walau begitu, Hongjoong tetap hanya mendengarkan yang telah diberitahu padanya.

Yang pasti Hongjoong telah tahu, keluarganya berperan besar dan sangat kuat, setelah berkhianat pada bangsa, demi bersatu dengan penjajah. Ternyata pengkhianatan telah bermulai sejak 4 generasi ke belakang, bukan baru berasal dari pernikahan Gongyoo dan Jihyun. Hanya saja, walau menjadi pengkhianat, ada banyak bagian dari Negara yang justru tunduk, lantaran betapa besarnya mereka.

Itu menjawab bagaimana adanya para mantan perdana menteri di Antara.

Hongjoong sudah dituntut harus masuk Antara dalam 5 tahun lagi, dalam artian, dirinya harus sudah memiliki usaha sendiri dalam kurun waktu itu. Tak terhitung dengan perusahaan yang kini dikelola pamannya--Hongjoong bahkan tak memiliki jabatan spesifik tapi dia bisa meminta apapun untuk itu. Setidaknya untuk pembelajaran, Gongyoo bilang.

Tapi Hongjoong semakin banyak tahu.

Tentang garis keluarga... di mana kini Hongjoong tahu bagaimana cara memanfaatkan diri.

Terlebih saat Hongjoong bertanya, "jadi Ayah dengan Kantata itu bagaimana?"

"Kantata itu bukan orang yang berbahaya, sekaligus bisa menjadi berbahaya." Di posisi mereka masih bersepeda malam, berkeliling area tersebut, Gongyoo siap menjawab pertanyaan Hongjoong, sesuai denga yang dijanjikan. "Tapi tenang saja, Ayah sudah bicara dengan Kantata. Perihal kamu dan lingkaran dalam. Yang menjadi masalah kamu sekarang bukan Kantata--tak pernah dia menjadi masalah. Namun Sadewa, dan orang-orang yang berpihak padanya."

Agak memutar matanya, Hongjoong membalas, "bajingan itu melakukan apa lagi?"

"Bajingan yang kamu panggil itu, telah berhasil memperbaiki posisi dirinya dalam 15 tahun terakhir." Gongyoo membalas, sedikit mempercepat kayuhan sepedanya agar Hongjoong bisa menyejajarkan diri lebih cepat. "Di lingkaran bisnis, posisinya sudah sangat aman, berbeda dari terakhir ketika Ayah sedikit mengacaukan hidupnya. Sekarang yang dia ingin benar-benar merusak Ayah, lewat kamu."

"Lagipula kenapa Ayah mau berurusan dengan dia? Bagaimana hidup kalian dulu?"

Gongyoo terkekeh mengingatnya. "Tadi, bersambungan dengan orang-orang yang Ayah bilang mengkhianati Negeri juga, demi dipandang hebat? Ada di sana. Sadewa akan tetap bersama dendam masa lalu, seperti bagaimana pengikutnya, yang tahu, walau kita adalah pengkhianat, kita tetap sangat aman di Negara ini."

"Tapi selama hidup, Rafa pikir Rafa hanya anak orang kaya biasa?" Hongjoong langsung mencoba menyejajarkan diri. Hongjoong tak menyangka saja, Gongyoo masih seahli itu dalam bersepeda walau sibuk adanya.

"Karena kita memang tidak perlu menonjolkan diri secara lingkungan. Lihat betapa lowkey Ibu kamu, pun Ayah--jika tidak di mata orang-orang berpengaruh juga." Gongyoo melirik Hongjoong, menatap gemas pada anaknya. "Kalau sudah, sejak dahulu mungkin kamu target penculikan. Namun tidak, 'kan? Ayah juga memilih untuk terus menguasai Kolenmijn, dari pada pamer kekuasaan di Batavia. Kalau iya Ayah lakukan, kamu sudah jadi target penculikan atau pembunuhan sejak kecil."

"Mana ada?" Hongjoong mendengus. "Orang-orang sudah paham sendiri mendengar nama Prananto. Lagipula, mengapa harus mengubah Bahuwirya menjadi Prananto? Jika memang berniat membuat batasan agar orang-orang takut, seharusnya pertahankan nama pengkhianat itu, 'kan?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang