Octagon 3 - 470 : Hari Orientasi Kampus Dua Pt. 2

222 25 82
                                    

Sepulang dari ospek, Nagyung memang meminta agar Saerom tak menjemputnya. Nagyung mengatakan bahwa dirinya akan pulang ke tempat tinggal Hongjoong--mendengar dari sang Ibu, tetap bocor adanya--dan meminta Saerom datang pagi nanti untuk mengirim kebutuhannya.

Alasannya?

Nagyung hanya ingin ikut saja berkeliling dengan Hongjoong untuk membeli perabotan.

Mungkin menghabiskan empat jam sampai jam sembilan malam, sampai mereka pulang ke rumah besar yang kosong karena dibeli dalam keadaan setengah terisi saja--walau lebih banyak kosong. Pulang hanya berbekal belanjaan--sebelumnya sempat makan malam di luar--selagi barang-barang akan diantarkan.

Sebenarnya pengiriman berbatas sampai jam delapan malam.

Tapi, ya, Hongjoong membayar lebih, meminta mereka datang jam sembilan malam untuk mengantar dan membantu untuk menata ke dalam.

Jadi selagi Nagyung menata dapur, Hongjoong sibuk untuk mengarahkan masing-masing petugas, dari tiga toko berbeda, untuk membantu menaruhnya di posisi yang sudah ditentukan. Ada banyak sekali. Beberapa set sofa, meja-meja dan kursi-kursi lainnya, beberapa lemari untuk yang tak tertanam atau bukan ruangan, bahkan kasur, dan sebagainya. Ya, setidaknya yang bisa Hongjoong temukan dahulu saat itu.

Dikarenakan esok akan datang teman-temannya, untuk merayakan ulang tahun Younghoon dan Mingi bersamaan.

Bermaksud dengan agar mereka menginap, bukan?

Sekalian, memberitahu bahwa Hongjoong telah memiliki rumah senilai 17 Miliar tersebut.

Sekiranya, baru selesai pukul 12 malam.

Hongjoong langsung bergegas mandi, dikarenakan Nagyung telah melakukannya dan mengganti pakaian--keduanya, membeli pakaian juga tadi, karena malas bolak-balik ke tempat tinggal mereka. Sial memang, Hongjoong juga belum membawa pakaiannya, sebenarnya--maka dari itu pagi tadi ia pulang.

Waktu tersisa sedikit untuk istirahat.

Di sofa ruang keluarga di lantai dua tersebut, Nagyung sudah setengah tertidur.

Hongjoong pun mendekat, menyuruhnya untuk tidur di kamar lainnya. "Nagyung, ayo pindah."

Dikarenakan sejak tadi sudah menunggu, Nagyung langsung terkesiap, sebelum merengek meminta gendongan. "Mau tidur sama Kak Rastaf..."

Agak meringis, Hongjoong menjawab pelan. "Sebenarnya, Cecil, waktu di apartemen lalu, setiap Kak Rastaf menginap, kita bisa tidur depan televisi, karena tempatnya terbuka. Jadi--"

"Jadi gak boleh kita tidur berdua?" Nagyung langsung memotong, berekspresi sedih.

Hongjoong menahan napasnya sejenak, merasa lelah juga seharian--esok harus bangun pagi--dan memilih menyerah. Hongjoong membuka lengan, untuk menggendong Nagyung yang langsung tersenyum senang--walau kedua matanya agak menyipit. Hongjoong pun membawanya ala bridal, menuju kamarnya yang tak jauh dari sana, dan kemudian membaringkannya.

Sedikitnya, Hongjoong mengernyit pelan, sebelum meninggalkannya sejenak untuk menutup pintu. "Kayaknya, Kak Rastaf tadi gak lihat... Keeho?"

"Kiki terlambat bangun!" Nagyung langsung menjawab, sembari membagi bantal dari tumpukan--di kiri dan kanan masing-masing dua tumpuk. Nagyung mengambil posisi di kiri dan sudah meringkuk menunggu. "Katanya karena hari Minggu-nya dia kompetisi--Cecil nonton! Katanya juga Kak Eunwoo ikut terlambat bangun, jadi, ya, gak datang. Besok, Kiki bilang bakal dikasih surat, sedikit manipulasi, dari timnya."

Hongjoong meraih ponselnya di meja--sudah terhubung dengan smart home tersebut--dan mengatur redup lampu dari sana. Setelahnya Hongjoong mendekat ke arah kasur, dan naik perlahan tanpa mencoba memikirkan apapun.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang