Octagon 3 - 570 : Untuk Tanggal 8 September Pt. 5

199 20 25
                                    

Satu usakan di rambutnya, secara lembut dan hati-hati, walau diimbuhi oleh kekehan. Namun Lisa, tetap memeluk Mingi, dalam pelukannya. Membiarkan kepala denga rambutnya yang berkeringat basah itu berada di pelukannya, selagi dirinya mencoba memberikan apa yang setidaknya sang lelaki muda butuhkan.

Selain kehangatan, ada ketenangan.

Sekilas Lisa melirik ke bawah, pada Mingi yang mempertahankan dirinya secara terpejam. Jadi Lisa bertanya, secara hati-hati. "Feeling much better?"

"Entah..." Mingi menjawab, tipis.

Lisa mencium surainya, pun mengusapnya kembali. Bersandar, menyamankan dirinya, di atas kasur tersebut. "Gue selalu suka buat jadi teman aman untuk seseorang. Walau, ya, tingkah gue kayak gini--Yuto bilang gue mobil balap--alias ngebut tanpa rem, hehe. Ada alasan gue selalu suka jadi yang dominan, di sebuah hubungan, atau di atas ranjang."

Secara pelan Mingi membalasnya. "Ini terasa aneh, tapi gue gak mau beranjak..."

"You don't have to." jawab Lisa, lalu melihat ke arah jam dinding di kamarnya. Lisa mengedikkan bahunya secara perlahan. "Udah jam 11 malam. Nginap sini aja lagi?"

Mingi diam, memikirkannya.

Selagi Lisa menyisir kembali rambutnya, dan kemudian teralih. Teralih pada ponselnya yang bergetar panjang, di atas kasur, entah di bagian mana. Jadi Lisa mencoba mencari.

Dan hasilnya, Mingi perlahan menarik diri untuk meluruskan tubuhnya. Ada di dekat punggungnya. Mingi meraih, dan memberikannya pada Lisa.

Lisa yang menerimanya langsung melihat layar, dan tak berpikir panjang, langsung mengangkatnya. "Yo, Yuto? Kenapa?"

Karena nama itu, Mingi memperhatikannya.

Lisa, dalam keadaan tubuhnya telanjang, mengusap punggung Mingi sekilas sebelum membawa dirinya turun dari ranjang tersebut. Lisa meraih kausnya secara asal, mengenakannya yang panjangnya sampai sepaha, sembari menjawab seseorang di seberang panggilan.

Masih diam, Mingi melihatnya memunggungi.

Hingga Lisa menjauhkan diri dari telepon, menoleh, dan bertanya padanya. "Ada Yuto di luar pintu."

Segera Mingi berekasi, dalam helaan napas. Mingi pun mengedarkan pandangan, mencari pakaian dan celananya, sembari turun.

Di saat yang sama, Lisa keluar dari kamarnya, untuk berjalan menuju pintu utama flat apartemennya.

Tanpa berpikir panjang, Mingi mengenakan seluruh pakaiannya kembali--sembari membenahi diri. Terakhir yang dikenakannya adalah jaket, dan bersamaan dengan itu, Lisa muncul kembali dengan panggilan berakhir. Selagi Yuto mengekor di belakangnya, terkekeh dengan santai. 

"Lisa gak mau jawab, tapi gue udah bisa nebak."

Mingi tak ingin tak sopan, jadi dirinya tersenyum tipis pada sosok yang lebih tua darinya tersebut. "Gak ada yang perlu disembunyiin kayaknya."

"Beneran, nih?" Lisa memastikan, sembari menunjuk Yuto di baliknya. "Si Yuto bisa dipercaya, maksud gue. Di sisi lain, ini bukan topik baru. Tapi kalau lo gak nyaman--"

"Cuma kita bertiga aja yang tau, 'kan?" tanya Mingi, lalu membenarkan ikat pinggangnya. Setelah itu, Mingi memastikan kunci motor dan ponselnya berada di saku, dan kemudian bersiap untuk menghampiri mereka--bersiap untuk pergi sebenarnya. "Gak masalah. Cuma kita yang tau."

"Loh, terus mau ke mana?" tanya Yuto terkejut.

Mingi tersenyum lagi, mengedik ke arah jam dinding. "Pulang. Udah malam. Ada urusan juga."

"Gak tidur di sini?" tanya Lisa agak kecewa.

Dengan sopan, Mingi menggelengkan kepala. "Sorry, Kak. Gue pulang dulu. Semalam ada Hongjoong. Semoga masih ada."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang