Octagon 3 - 425 : Festival Ego Pt. 2

225 25 49
                                    

"Serius?"

Hongjoong mengangkat kepalanya, di posisinya duduk bersila pada ruang menonton, di atas karpet--tak mengisi sofa-sofa yang ada, ketika mendengar Taeyang bertanya padanya, sambil menyodorkan dua botol bir dalam keadaan masih tersegel. Hongjoong segera menerimanya, lalu mengedikan bahu, sembari melirik ke arah Eunwoo yang baru saja datang, dan langsung bergabung untuk duduk di hadapannya.

Segera Taeyang mendudukkan diri di sisi lain, antara keduanya, untuk memberikan pula masing-masing--dirinya dan Eunwoo--dua botol bir yang baru diambilnya dari dapur. Taeyang masih bertanya padanya dengan pertanyaan, selagi Hongjoong membuka tutup botol birnya dengan gigi, sembar memusatkan tatapannya pada laptop.

"Nyampe sini, gue gak mood." Hongjoong menjawab seketika. Agak bergidik, lalu melirik ke arah Taeyang. "Oke, bokap lo gak ada, tapi rumah ini tetap milik bokap lo? Gak deh, gak gue ngewe di sini."

Taeyang terkekeh mendengar balasannya.

Selagi Eunwoo sedikit melirik, menahan decakannya pada Hongjoong, untuknya pada Taeyang. "Lo bukannya udah bilang, gak akan urusin budak-budak, ya?"

"Buat Hongjoong?" Taeyang menunjuk.

Sekilas Hongjoong melirik ke arah Eunwoo. "Kenapa?"

"Kok lo gampang sih dapatin orang?" tanya Eunwoo, bernada penasaran, sebelum mengedik kembali. "Bukan tentang seks, ya. Kalau seks, gue jelas paham, karena lo The Overload. Cuma..."

"Cuma apa?" Hongjoong berhenti untuk menatapnya.

Eunwoo menahan diri, dan akhirnya decakannya lolos juga.

Melihatnya membuat Taeyang terkekeh gemas. "Eunwoo masih patah hati karena ditolak Saerom."

"Bukan gitu, ya." Eunwoo langsung agak melotot padanya.

Hongjoong menyesap botolnya sekilas, dan kembali pada layar laptopnya. "Gue sama Saerom dulu juga seks doang. Gak ada pakai perasaan."

"Ya, tapi tetap aja." Eunwoo menahan rasa kesalnya, lalu menyerah dengan menatap ke arah Taeyang. "Ini kenapa gue harus bantu? Gue masih bete--Hyunjae gak ada kabar. Kok Hyunjae ngejauhin gue?"

"Tadi katanya 10 juta per 50 nama." Hongjoong melihatnya, sekilas, untuk menagih janjinya.

Eunwoo melihat, tetapi langsung membawa tatapan pada Taeyang seolah mengadu. 

"Katanya mau duit buat jajanin anak-anak lo?" Taeyang menagihnya.

Tak melakukan perlawanan, Eunwoo mencoba untuk menerimanya. "Gue tuh selalu gak nyaman kalau misalnya ngobrol sama Taeyang, tapi bareng bokap. Ada dua lingkaran dalam. Sekarang kerasa lagi, karena ada dua. Satunya pun sama, ketua pula."

"Gue gak gigit kayak bokap lo." Hongjoong langsung terkekeh.

Selagi Taeyang, dengan catatannya--tulis tangan--memperlihatkannya pada Hongjoong, sembari sedikit memberitahu keadaan. "Sebenarnya tentang Kyu, gue udah ngasih tau dia beribu kali. Jadi, dia nunggu lo juga, kok."

"Gue lagi males--serius, gak bisa bayangin gue ngewe di sini." Hongjoong berdecak, sambil teralih, menerima catatan dari Taeyang. "Ini nama buat di UBB, hasil rekomendasi lo?"

"Ya. Terbaik dari yang terbaik." Taeyang memperlihatkan deretan 10 nama di sana. "Semuanya anak tajir juga. Sepuluh orang, karena delapan belas orang dari keluarga."

"Total 28 dong?" Eunwoo ikut bicara, setidaknya tahu akan jumlah.

Hongjoong melirik dan mengedik. "Bisa. Santai."

"Harus bisa." Taeyang langsung sedikit mendekat ke arah Hongjoong, lalu menunjuk nama-nama tersebut. "Angkatan lo, adalah angkatan milih pertama, setelah peraturan baru, alias peraturan di mana keluarga harus masuk. Artinya 18 orang ini, lo sama sekali gak tau kualitasnya, tapi lo bertanggung jawab atas mereka. Jadi seenggaknya lo harus punya 10 nama. Sembilan seharusnya, tapi kita bulatin ke 10. Dengan itu, 10 orang sekiranya masuk karena kualitas, bukan karena ikatan darah."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang