Octagon 3 - 415 : Hari Jadi

237 27 44
                                    

Memang kunci kamar San titipkan pada Wooyoung, dengan harapan bahwa sang kekasih mau untuk tidur di kamarnya lagi hari ini. Berhubung San sendiri memang datang membawa setengah lusin cupcake, untuk memperingati hari jadi mereka selama satu bulan, yang jatuh pada tanggal 11 Juli--sekitar satu jam lagi.

Namun ketika San sampai, kamarnya dalam keadaan terkunci, dalam artian Wooyoung tak ada di sana.

Jelas, San agak bingung sebelum beralih pada pintu kamar 307, dan mengetuknya pelan. Berharap Wooyoung belum tidur pukul 11 malam tersebut.

Sayangnya cukup lama, sampai kemudian pintu tersebut terbuka.

Satu yang San pikirkan--apa dia mengganggu tidur Wooyoung? Karena San tidak keberatan jika tak bisa masuk ke dalam kamarnya, dirinya bisa menginap di tempat Yunho, Mingi atau pun Jongho.

Tampak Wooyoung membuka pintu, sebelum melebarkannya.

San sedikit kecewa karena tak mendapatkan sambutan seperti yang dirinya inginkan, tetapi ia mencoba mengerti--mulai belajar untuk bertanya. "Sayang, kenapa? Perasaan kamu sekarang kayak gimana?"

Sedikit pupil mata Wooyoung melebar, terkejut bahwa San sudah mengerti bagaimana caranya bersikap. Jadi Wooyoung mengedik agar San masuk ke dalam, di mana sosok tersebut langsung menuju ke dalam dengan karton cupcake di tanganya.

Wooyoung agak melirik, sebelum membalas pelan. "Cupcake dari siapa?"

"Aku beli?" San bingung, mengangkatnya.

Wooyoung kemudian menutup pintu secara hati-hati. "Tadi juga ada yang kirim kamu cupcake. Aku simpan di kulkas."

"Loh, siapa?" tanya San, menjadi panik, kemudian tersadar sendiri. "Astaga, Gahyeon, ya?"

Dalam diam, Wooyoung hanya menatapnya.

San melirik pada cupcake di tangannya, lalu meringis pelan. "Sayang, aku beli ini buat rayain hari kita ke satu bulan. Aku gak biasa beli cupcake--oke, mungkin terbiasa, tapi buat diri sendiri. Tadi Gahyeon sempat nyinggung dan--"

"Ya udah?" Wooyoung memotong seketika.

San melihatnya merasa tak nyaman, sehingga dirinya juga ikut meringis pelan. "Sayang, aku gak mau berantem."

"Gak ada yang ajak berantem." Wooyoung menjawab sambil memeluk tubuhnya sendiri. "Jadi selama ini kamu suka cupcake?"

"Aku--iya, tapi..." San berhenti, melirik pada cupcake di tangannya, dan kemudian membalas lagi. "Tadinya aku mau beli pumpkin cake tapi habis, katanya masih agak susah buat stock pumpkin. Karena udah ke tokonya, dan buatku cupcake-cupcake ini lucu, jadi kubeli, sayang."

Wooyoung menatap sedikit lelah, "aku juga gak mau dianggap kekanakan karena permasalahin hal ini."

"Ya, tapi mau permasalahin ini?"

"Aku cuma--" Wooyoung berhenti sendiri, sebelum mendesah kasar dan kemudian berbalik untuk berjalan menuju kamar utama. "Aku cuma gak ngerti, kenapa tiba-tiba orang dari masa lalu kamu datang, dan seolah tau sebanyak itu tentang kamu?"

Buru-buru San menaruh kartonnya di atas meja, untuk menyusul Wooyoung ke dalam ruang tidur. "Gahyeon gak tiba-tiba datang, dan sebenarnya gak ada apapun. Mungkin--mungkin Gahyeon beli cupcake itu karena kebetulan? Dari mana?"

"Rendezvous." Wooyoung menjawab, tetapi membawa dirinya ke arah kamar mandi.

San terus mengikutinya. "Tuh? Dari sebelah? Ya... ya mungkin selesai dia kasih aku kado, dia kepikiran untuk beli cake, dan mungkin yang ada di Rendezvous cuma cupcake?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang