Octagon 3 - 482 : Pendekatan Penawaran

194 27 26
                                    

I fuck him because I really miss you

Sambil menyuapkan sereal ke dalam mulutnya, Hongjoong hanya menatap datar, tak berekspresi dari keterangan yang biasa Seonghwa tulis di jurnalnya, setelah memberikan rating perasaannya. Perasaan tak ada yang berubah, memang untuk sekarang. Namun setidaknya Hongjoong tahu, perkiraan Wooyoung tak benar-benar sampai.

Pada akhirnya, di hari yang sama Hongjoong bertanya, nyatanya semalam mereka sudah bersama.

Hongjoong mencoba terbiasa.

Bertahun-tahun, memang sudah pernah mencoba.

Terlebih Seonghwa pernah bersama Younghoon yang berada di sekitarnya.

Hanya saja memikirkan sekarang orang itu adalah Yunho...

Yunho yang hanya kita tau busuknya saja, tapi kita tak tahu bagaimana ia dalam versi serius pada seseorang. Yunho yang... tampaknya sudah mendapatkan kesan baik dari ibu Seonghwa, entah bagaimana ayahnya, tapi pasti takkan jauh, bukan?

Sebanyak apapun yang Hongjoong lakukan, takkan mengubah fakta bahwa keluarganya telah membeli keluarga mereka.

Kembali sesak dan panas rasanya.

Pagi itu tanggal 14 Agustus, Mingi, di dapur, yang saat itu tengah mengambil mangkuknya sendiri mulai sampai ke hadapannya. Mingi menaruhnya di atas meja, mengisinya dengan oatmeal dan susu, lalu menyadari bahwa Hongjoong tengah memikirkan sesuatu.

Jadi Mingi harus langsung mengambil fokusnya, agar pikirannya tak pergi terlalu jauh. "Oke, semalam kita gak jadi ngobrol karena lo balik sendirian, bawa mobil San. Gue gak mau ganggu lo semalam, tapi mungkin lo bisa bilang sekarang?"

Tersadar, Hongjoong langsung mengunci layar ponselnya, dan mendorong pada ponsel lainnya di atas meja. Hongjoong kemudian mengambil suapan lebih dahulu, dan kemudian menjawab sesuai yang dirinya ketahui. "Hajoon cuma minta gue bawa mobil San untuk pulang. Waktu Hajoon datangi gue, San udah gak ada di sekitar--mungkin dibawa keluar dari ballroom. Yang gue dapat cuma Hajoon bilang, San baik-baik saja tapi akan dibawa ke rumah sakit--"

"Rumah sakit?!" Mingi langsung menaruh sendoknya, hendak berdiri. "Ya kita ke sana dong?"

"It's not like dia terluka fisik, or something." Hongjoong menarik napasnya cukup panjang dan meminta pasrah. "Di sisi lain, Hajoon minta gue untuk percayakan ke dia. Mau gimana lagi? Hajoon orang tuanya sekarang."

"Tapi--"

Hongjoong menggelengkan kepala, memotong. "Makan, Gi. Sarapan dulu. Obrolan kita tahan aja nanti."

"Okay, kalau gitu, berarti fokus ke yang lo mau omongin ke gue."

"Gi..." Hongjoong mengerang, baru saja menekankannya. "Nanti aja."

Dengan kesal, Mingi mengedik padanya. "Gak. Lo kasih tau sekarang, karena setelahnya, lo pasti bakal susah digapai. Hari ini, hari pertama kuliah lo. Lo juga pasti urus ini dan itu di UnBada. Jadi gue--"

Memilih untuk menyerah, Hongjoong mengatakannya masih sambil memakan makanannya. "Oke, gue mau minta izin lo buat biarin gue bawa Keeho ke lingkaran dalam."

Mingi seketika terdiam.

Selagi Hongjoong akan mewajarkan reaksinya, tanpa melihat Mingi, dirinya mengangguk pelan. "Gue tau, Keeho juga bakal lewatin hal yang sama untuk perekrutan dan peresmian, dan itu adalah hal terberat. Tapi gue gak mau Keeho ngerasain hal yang sama kayak gue--"

"I knew it."

Hongjoong terhenti ketika disela, untuk melihatnya.

Ekspresi Mingi sedikit berubah, samar. Yang Mingi lakukan adalah mengaduk makanannya dengan tak berselera--seperti hilang, tapi tetap harus makan. "Gue tau alasan lo. Biar Keeho bisa lindungi gue, 'kan?"

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang