Octagon 3 - 515 : Pintu Tertutup, Pintu Terbuka Pt. 5

173 23 33
                                    

"Tadi ada Mingi, tapi udah keluar lagi, katanya mau jemput Seonghwa." Wooyoung menjelaskan keadaan begitu San sudah muncul, dalam keadaan rambut masih setengah basah, untuk mendatanginya di tempat terakhir mereka berpisah--dapur rumah Hongjoong tersebut. Wooyoung mengedik ke arah di sampingnya, selagi ia masih duduk di tempat semula ketika bersama Mingi, sambil melanjutkan informasinya. "Kak Sohee juga belum balik lagi."

San pun mengikuti arahannya untuk duduk di sampingnya. "Hongjoong belum pulang?"

"Belum ada tanda-tandanya--kenapa gak coba hubungi?" Baru Wooyoung akan menjawab, dirinya terdsadar sesuatu.

San menarik napasnya setelah duduk, dan menggelengkan kepala. "Aku lagi jadi pengecut. Aku takut buka ha-pe--Papa pasti lagi nyari."

"Sebenarnya separah apa masalah kalian berdua sampai kamu kaburan kayak gini?" Wooyoung memutar posisi duduknya, untuk menghadap, dengan khawatir. "Jangan kayak gini, San. Maaf, aku bukan mau bikin kamu tertekan, tapi kalau kamu nunda, semuanya bakal jadi berat. Kamu seharusnya udah belajar tentang ini, 'kan? Kita semua, udah belajar tentang ini."

Paham ucapannya benar, tapi San tenggelam sendiri. "Susah, sayang... untuk ini... susah."

"Oke, susahnya di bagian mana? Sedikitnya kasih tau aku?"

Wooyoung jelas begitu khwatir.

Hanya saja San juga bingung sendiri.

San berakhir dengan meminta ponsel Wooyoung, untuknya kemudian sibuk mencari sesuatu. 

Di posisinya Wooyoung menunggu.

Sambil mulai gemetaran kembali, San mendapatkan yang dicarinya, kemudian menaruhnya di atas meja hadapan Wooyoung dalam keadaan terbuka.

Segera karena itu, Wooyoung pun melihat ke arah yang dituju.

Di sanalah terlihat sebuah halaman berita, yang Wooyoung coba baca secara hati-hati dalam kebingungan adanya. Walau begitu, Wooyoung tetap panik, karena tentu ada alasan mengapa San memperlihatkannya hal ini--padanya. "Ini apa maksudnya San."

Sebuah mobil tenggelam di danau, dekat tol keluar dari Batavia.

Satu orang selamat.

Satu lainnya ikut tenggelam.

Kejadiannya kemarin.

Wooyoung masih menunggu.

Sedangkan San yang sejak tadi memikirkannya di kamar mandi, hanya membukanya sedikit. "Yang meninggal itu... mantanku--"

"Sihyeon?!"

"Bukan..." San sadar bahwa Wooyoung pasti akan teringat padanya. "Tapi... yang laki-laki itu... Yugyeom."

Barulah Wooyoung menaruh ponselnya di atas meja dalam rasa tak percaya. "Jadi di dalam mobil itu... mantan kamu meninggal, dan yang selamat itu Yugyeom... pacarnya Sihyeon...?"

San mengangguk pelan. "Hongjoong bilang mereka selingkuh... dari Sihyeon..."

"Wait, sebentar, kenapa Hongjoong--"

"Keduanya kuliah di UnBada, so..."

"Oh, right." Wooyoung mengangguk, tapi masih belum bisa memahami. Wooyoung kembali pada San untuk mendapatkan kejelasan. "Oke, tentang ini... apa masalah ini ada hubungannya dengan Papa kamu atau ini masalah yang beda?"

San langsung memalingkan wajah, tak ingin menjawab.

Sehingga Wooyoung harus menelan kembali semuanya mentah, dan menekan diri untuk tak memaksa. Jika hanya sejauh ini yang bisa Wooyoung ketahui, ia akan mulai menerimanya saja.

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang