Octagon 3 - 461 : Hari Orientasi Kampus Satu Pt. 6

182 28 37
                                    

Malam tiba.

Semula Mingi sudah mengatakan, bahwa dirinya akan sampai sekitar pukul sembilan malam. Beruntung juga, ketika Hongjoong menghubungi penghuni rumah sebelah, sosoknya mengatakan bahwa mungkin sampai ke rumah pukul sembilan atau sepuluh malam. Jadi masih ada waktu untuknya, untuk setidaknya apa? Mempersiapkan?

Entah.

Seonghwa terus mengiriminya pesan, tak ada satu pun yang Hongjoong baca.

Di titik ini, Hongjoong tidak ingin teralihkan.

Selama Seonghwa tak berada dalam bahaya, artinya, Hongjoong akan mengabaikannya.

Hongjoong saat itu duduk di atas meja, dengan satu ponsel yang ia pegang, satunya di dalam saku--ia buka dan tutup halaman internet yang memberitakan debut terbaru dari sebuah band underground, dan halaman obrolan, untuk melihat laporan-laporan dari mereka yang bertugas di kampus, untuk masa pendekatan sebelum perekrutan. Hongjoong tak sadar bahwa pintu terbuka--tak mendengar juga suara motor yang tiba--sampai akhirnya Mingi yang berlari tergesa, dengan bagian depan penuh.

Barulah Hongjoong melirik.

Dilihatnya bagaimana Mingi menaruh buket bunga besar, dari peony ungu kehitaman dan juga putih, juga sebuah buket lainnya yang lebih kecil. Mingi langsung memutari meja untuk mencapai kompor, yang membuat posisinya memunggungi Hongjoong.

"Kenapa, Gi?"

"Kenapa ada bau terbakar?" tanya Mingi panik, kembali mengecek kembali--takutkan kompor listriknya mengalami konslet.

Hongjoong diam memperhatikan, lalu tatapannya melirik ke arah tempat sampah.

Karena tak mendapatkan jawaban, Mingi menoleh untuk melihatnya.

Hongjoong hanya menjawab sambil turun dari meja tinggi tersebut. "Tadi gue cuma bakar sesuatu."

"Bakar apa?" Mingi memperhatikannya yang berbalik untuk menghadap meja.

Namun Hongjoong, lagi tak menjawab, walau ada pertanyaan tercipta darinya. "Kenapa ada dua buket?"

Segera Mingi mendekat, untuk meraih yang satunya--yang lebih kecil. "Untuk gue."

"Untuk lo?"

"Untuk Soobin." Mingi mengoreksi, sebelum melepaskan waist bag-nya, dan menaruhnya di salah satu kursi. Mingi menatap buket bunga lily putih miliknya, sebelum berjalan untuk meninggalkan area dapur. "Gue di halaman belakang, ya? Lo kalau butuh sesuatu bilang aja."

Tak membalas, Hongjoong hanya melihatnya benar pergi. 

Sedikit sesak, Mingi tak tahu bahwa Soobin masih hidup.

Hanya saja, posisi Hongjoong dan Mingi, sama-sama masih sensitif sekarang. Pembicaraan mereka sering berakhir dengan perdebatan. Hongjoong memilih untuk tak memulai. Dengan itu, tangannya membuka bungkusan luar dari buket--karena dibawa dengan motor untuk melindunginya--lalu mengambil kartu ucapan terselip di dalam buket bunganya, dan menaruhnya di atas meja.

Sudah mempersiapkan pulpen, sejak menunggu, jadi Hongjoong hanya menulis kalimat singkat untuk memberikan selamat.

Sampai tiba-tiba ponselnya bergetar, dan ia langsung mengeceknya--yang berada di dalam sakunya.

Hongjoong menaruh ponsel untuk urusan pentingnya, lalu merogoh ponsel sosialnya.

Pesan masuk.

Dari sosok yang ditunggu.

winter sudah sampaaiii ૮ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ა
kedengaran tidaaaak? ⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡
winter masuk dulu ke dalam atau winter ke rumah sebelah?
gak ada kak jennie kan? ૮ ◞ ﻌ ◟ ა

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang