Octagon 3 - 519 : Kekurangan Kepastian

176 23 25
                                    

"Kak, tolong..."

Sulit untuk meyakinkan Suzy, yang pada hari itu, nyaris sekali membatalkan segalanya karena tak ingin merasa bahagia di atas bencana yang mereka hadapi. Terlebih, Suzy melihat bagaimana Seungcheol tetap datang, dalam keadaan belum tidur sama sekali, hanya untuk menyaksikannya di hari pernikahan kecilnya, yang hanya akan dilaksanakan di gereja.

Tanpa riasan yang lebih.

Tanpa pakaian yang mewah.

Hanya Suzy dengan gaun sederhana berwarna putih, untuk hari dengan janji sucinya.

Dan Seungcheol menjadi khawatir, karena berulang kali Suzy mengatakan bahwa ia akan mengurungkan pernikahannya. 

"Tolong, jangan pikirkan Adil sejauh ini, ya? Hari  kalian ini tidak ada sangkut pautnya dengan masalah kita sekarang. Biar Adil yang urus."

Suzy, di dalam sebuah ruangan itu menatap khawatir, menyentuh pipi sang adik perlahan setelah mendekat. "Kakak bahkan sudah bicara pada Seungwoo, dan kami tak keberatan. Kami juga bisa menjadwal ulang pada pendeta dan--"

"Kak..." Seungcheol menghentikannya, dan menarik napasnya sejenak. Lagi, Seungcheol menggelengkan kepalanya sambil perlahan menyentuh tangan Suzy untuk menurunkannya. "Adil masih coba cari mereka, dibantu oleh beberapa orang yang Adil percaya, ya? Kakak tenang. Ayah juga sedang sibuk dengan urusan, jadi Adil rasa, Adil masih punya waktu."

"Ini sudah cukup lama sejak kamu bilang mereka tiada..."

Seungcheol mengangguk, tersenyum--mencoba untuk tak membuatnya khawatir. "Setidaknya, saat mereka pulang, kakak bisa pamerkan kalau kakak sudah jadi istri dari laki-laki baik, ya? Lanjutkan saja. Adil masih di sini sampai selesai."

Tampak bagaimana Suzy benar-benar merasa bersalah melihat bagaimana adiknya tersiksa seorang diri. Yang Suzy lakukan selanjutnya hanyalah merapat, untuk memeluknya, yang langsung mendapatkan pelukan balik.

Bersamaan dengan muncul ketukan dari pintu, yang kemudian terbuka, menampilkan bagaimana Seungwoo sedikit mengintin dengan izin, dalam balutan pakaian rapi tuxedonya.

Seungwoo tersenyum lembut, sekaligus khawatir untuk keduanya.

Sehingga Suzy menarik diri dari pelukan singkat itu, dan kemudian terkekeh kecil sambil menahan tangisannya. "Iya, kita jadi hari ini."

.

.

.

Begitu Winter tiba, Seonghwa yang memang sudah menunggunya langsung menghadangnya seketika, yang mana dirinya juga sudah tak memiliki akses untuk sembarang masuk. Toh, Seonghwa, Mingi dan Hyunjae yang bahkan masih berada di sana sampai jam 9 pagi itu pun, masih sama sekali tak bisa menemuinya.

Winter melihat bagaimana Seonghwa begitu khawatir dari tatapannya.

Tanpa mempersulit apapun, Winter mengiyakan ajakan mereka untuk bicara. Sehingga di sanalah, Winter menjelaskan apa yang terjadi, dari awal sampai akhir di mana Hongjoong ditangani. Tampak bagaimana Winter beberapa kali meneteskan air mata dan gemetaran karena mengingat yang terjadi.

Namun setidaknya kini mereka sudah mengetahuinya.

Walau, masih belum bisa tersusun sempurna semua teka-teki ini.

Sepertinya, ada kepingan yang terlewat, sampai mereka tak bisa benar-benar mengerti, dari mana akar permasalahannya.

"Winter curiga... orang yang nusuk ada hubungannya sama kematian Kak Chaeyoung kemarin..." Winter tercicit pelan, di posisinya. Agak ragu untuk bicara tentang lingkaran dalam, tapi dirinya mengutarakannya secara tak kentara. "D-Dad bilang... keluarga Immanuel pasti b-balas dendam..."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang