Octagon 3 - 441 : Aduan

249 28 28
                                    

Rooftop.

Area yang sering kosong, lantaran para staf lainnya lebih suka bersitirahat di area santai, atau bahkan di area tidur. Berbaring lebih menyenangkan dari pada hanya menikmati angin, bukan? Walau, ya, angin juga terdengar tak buruk untuk menyegarkan otak.

Sehingga memang, The Overload sering sekali menguasai rooftop agensi tersebut.

Hongjoong adalah yang terakhir tiba, lantaran pergi dulu ke studionya, setelah menyuruh Yunho dan menghubungi Hyunjae untuk tiba. Di sanalah, Hongjoong sudah bisa menemukan keduanya, berdiri dengan berjarak, seperti memang menjauh.

Hanya satu yang menjauh.

Hyunjae, yang mungkin terkejut, mengapa Yunho ada di sana.

Sambil mendesahkan napasnya--juga menikmati angin yang menerpa di siang itu--Hongjoong menutup pintu pembatas rooftop dan tangga menuju bawah. Hongjoong berjalan menghampiri, tapi tidak pada Yunho, melainkan pada Hyunjae lebih dahulu.

Ada perasaan bersalah yang harus disampaikannya, bagaimana pun juga. "Sorry gue harus ngancam. Kalau gak, lo pasti gak bakal datang."

"Gue sebenarnya udah mau buka diri--"

"Terus kenapa gak lo lakuin?" Hongjoong memotong ucapan Hyunjae sekaligus, bernada sangat khawatir. "Tolong, Jae. Jangan bikin khawatir. Eunwoo bahkan bilang, lo juga jauhin dia. Lo harus tau, Eunwoo kebingungan sendiri--dalam artian, lo bahkan gak biarin dia datang ke cafe?"

Hyunjae tersiap, sampai membuatnya sedikit mundur. "Lo datangi Eunwoo...?"

"Ya?" Hongjoong membalas dengan pertanyaan, karena merasa bukan itu yang penting. "Lo tuh kenapa sih? Oke, kalau tentang masalah kita, gue bisa ikut paham. Tapi lo sama Yunho kenapa? Younghoon? Ada masalah?"

Di posisinya, Yunho masih diam, mendengarkan pembicaraan yang jelas terdengar.

Selagi Hongjoong terus menatap Hyunjae dalam tuntutan--untuk mendapatkan jawabannya. "Jawab, Jae. Gue mulai khawatir sama lo."

Sekilas Hyunjae melirik pada Yunho.

Sebenarnya hanya satu detik.

Tetapi Hongjoong tengah membawa dirinya dalam keadaan waspada, sehingga dengan cepat ia menangkap, dan kemudian membawa dirinya menoleh pada Yunho. "Oke, gue tau, ada yang lo berdua sembunyiin. Salah satu diantara lo ngomong, atau gue gak keberatan dipanggil snitcher, tapi lo berdua dan Younghoon anak gue dan Kino, so gue bakal aduin ke dia."

"Cuma--" Hyunjae buru-buru menyentuh lengan Hyunjae, meremasnya kuat.

Hongjoong pun terarah untuk melihatnya. "Nyaris semua yang kenal lo ikut sedih dan khawatir--karakter lo bukan kayak gini."

"Gue gak boleh diam dan terluka, Hongjoong?"

"Bukan gitu." Hongjoong berdecak, melihatnya hendak berdalih. "Lo mau arahin pembicaraan ini ke mana, tapi sejak Yunho mulai untuk gimmick-nya sama lo, lo tiba-tiba--"

"Justru Hyunjae jadi banyak ketawa setelah gimmick sama gue." Yunho yang tak terima langsung memotong.

Hongjoong menoleh, mengabaikan lengannya. "Ya? Oke, berarti tunjukin di mana masalahnya. Gue masih tersesat."

"Gak ada masalah." Hyunjae langsung agak menarik tangan Hongjoong untuk mendapat perhatiannya kembali.

Teralih padanya, satu alis Hongjoong terangkat. "Sekarang keliatan jelas memang ada sesuatu."

"Kamu atau aku yang bilang, Jae?"

Begitu Yunho berucap, Hyunjae langsung agak membulatkan matanya. "Gue gak suka, ya, Yun. Lo itu terlalu ikut campur disaat kita cuma pasangan gimmick, sama kayak yang lainnya. Bahkan kita belum diumumin sama sekali--lo gak punya hak apapun."

✔️ OCTAGON 3: THE INNER CIRCLE PT. 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang