Happy Reading
Seseorang menepuk pundak Aruna dari belakang. Terkesiap, gadis itu membalikkan badan dengan cepat. Dilihatnya sosok wanita hamil tersenyum lembut.
"Hai, kenapa kamu disini sendirian?" tanyanya ramah.
Aruna menghela napas pelan, ia kira tadi apa. Ternyata sosok wanita hamil yang tampak cantik dengan rambut di gelung. Beberapa kali wanita itu terlihat mengelus perutnya yang buncit.
"A- aku habis menengok temanku Kak." Aruna menutup mulutnya. Benar kan ia seharusnya memanggil orang yang lebih tua, Kak.
Wanita itu terkekeh. Ia mengelus pundak Aruna. "Matamu bisa memberi tanda kalau kamu capek, butuh minum dan makan. Ayo, ikut kakak ke kamar kakak. Makan dan minum dulu."
"Eh." Aruna terkejut, kenapa sebaik itu? Padahal mereka belum kenalan.
Wanita itu mengangguk, tangan kanan Aruna di gandeng lembut menuju ruangannya. Wah ternyata wanita hamil ini menyewa ruangan vvvip. Sangat luas juga pribadi tampak seperti apartment.
"Kakak kesepian, kamu temani ya? Ayo makan dan minum dulu."
Aruna meneguk ludah tak enak. "Kak, aku gak mau ngerepotin."
"Eh, gak repot sayang. Justru senang karena ada yang mengunjungi ruang inap kakak." Ia menepuk pelan pundak Aruna.
Ekspresi penuh harap dari wanita itu membuat Aruna jadi tidak enak menolak lagi. Gadis itu digandeng pelan duduk di sofa, melepas tasnya yang cukup berat.
"Kamu ke Jepang sendirian aja?" tanya wanita itu.
Aruna mengangguk. Paham gelagat Aruna yang masih canggung, si wanita hamil mengulurkan tangannya.
"Namaku Yura, siapa nama kamu?" tanyanya ramah. Masih setia mengulurkan tangan.
"A- aku Aruna, terimakasih Kak Yura." Menyambut uluran tangan Yura dengan senang hati meski masih canggung.
Yura terkekeh, entah mengapa dirinya langsung merasa jika Aruna gadis yang baik. Perlahan berjalan dengan perut buncit nya untuk mengambilkan minum dan makan.
"Makan dulu Aruna, jangan segan. Aku disini cuma sendiri, jadi kalau ada tamu merasa sangat bahagia."
Pada akhirnya Aruna tidak menolak, ia minum dan makan dengan perlahan. Sembari menjawab celotehan Yura yang ternyata wanita itu memang sangat ramah dan merasa kesepian. Aruna jadi sedih, kenapa tidak ada keluarga yang menemani sih? Bukankah saat sedang hamil pasti butuh bimbingan ibu atau mungkin mertua begitu. Ah, Aruna tidak tahu jalan cerita Yura. Jangan langsung menjudge, ia tidak berhak soal apapun. Juga tidak ingin tahu privasi keluarga Yura.