**
Ketika Dara kembali ke studio satu jam kemudian, Bom tidak bisa menemani karena ada pekerjaan lain. Di studio pun hanya ada Jiyong. Tidak ada Teddy atau pun Kush.Jiyong menoleh saat mendengar suara pintu terbuka dan melihat Dara masih berdiri di pintu. "Masuk lah. Kenapa hanya diam di sana?" tanyanya bingung.
Dara tersenyum canggung dan menutup pintu, kemudian duduk di bangku yang ada di sebrang Jiyong.
"Teddy hyung dan Kush hyung sedang dipanggil oleh Yang-nim." bilang Jiyong, "Maaf kalau membuatmu tidak nyaman."
Dara mengangkat wajah dan berkata dengan gugup. "Tidak perlu minta maaf."
Jiyong memandang Dara sesaat, kemudian kembali menatap layar laptopnya. "Kau ingin latihan lagi atau langsung rekaman?" tanya Jiyong tanpa menatap ke arah Dara.
"Ji, aku..."
Jiyong menatapnya.
"Aku benar-benar tidak tahu apakah aku bisa melakukannya."
Kening Jiyong berkerut. "Kenapa kau harus merasa seperti itu?"
"Aku...."
"Apa karena ini kolaborasi antara kau dan aku?"
Dara balas menatap ke arah Jiyong.
"Kau bahkan terlihat sangat normal saat kolaborasi dengan Top hyung."
"Tidak seperti itu Ji, maksudku.--"
"Aku mengerti maksudmu Dara." potong Jiyong. "Aku mengenalmu dengan sangat baik, jika kau lupa."
Dara menggigit bibirnya. Merasa tidak enak dengan Jiyong. Semua ini terjadi karena rasa gugupnya yang berlebihan, yang membuatnya merasa tidak tenang dan menjadi tidak fokus, sangat sulit untuk fokus saat Jiyong berada di sekitarnya.
"Jika kolaborasi ini benar-benar mengganggumu, kita batalkan saja."
Kontan Dara langsung kembali menatap Jiyong. Ada rasa sedih di tatapan pria itu dan sama seperti dulu Dara tidak menyukainya.
"Aku akan bicara pada Yang-nim." Jiyong bangkit dan hendak berjalan keluar saat tangan Dara menarik lengannya, mencegahnya.
"Tidak." kata Dara tiba-tiba. Kepalanya mendongak menatap Jiyong. "Kita lanjutkan saja. Aku tidak apa-apa."
Jiyong melihat tangan Dara yang masih menahan lengannya, entah Dara tidak sadar atau apa tapi perempuan itu belum melepasnya. Jiyong kembali duduk dan menatap ke arah Dara.
"Jika semua ini membuatmu tidak nyaman, aku bisa bicara pada hyung Dara." Jiyong memastikan itu. "Kau tidak perlu memaksakan diri."
"Tidak Ji. Aku tidak apa-apa." balas Dara. "Maaf atas sikapku tadi."
Dara menghentikan kalimatnya, lalu ia menghela napas. "Aku hanya gugup kolaborasi denganmu dan bersamamu lagi setelah kata-kata tajamku beberapa minggu lalu kepadamu. Aku merasa tidak pantas berada di sini. Tapi aku tidak apa-apa. Jangan dibatalkan."
"Berhenti memikirkan yang tidak-tidak Dara. Kau sama sekali tidak salah berkata seperti itu." Jiyong mengambil tangan Dara yang ada di lengannya, kemudian menggenggamnya. "Kau memang seharusnya berkata seperti itu." lirih Jiyong sambil mengusap tangan Dara.
Dara memandangi tangannya yang berada dalam genggaman tangan Jiyong. Ia tidak berusaha menariknya, karena tiba-tiba ia merasa hangat.
"Aku harap kau bahagia bersama Kim Soo Hyun, Dara."
Kedua bola mata Dara naik dan tepat memandang ke kedua manik mata Jiyong.
"Aku yakin Kim Soo Hyun akan membahagiakanmu dan bisa menjagamu dengan baik."
