**
"Konser CL besok dan BIGBANG fanmeeting di Hawaii hanya 3 hari setelahnya, tidak bisakah kau berada di sini sampai hari itu?" tanya Jiyong saat menelfon Dara ketika kekasihnya itu sudah sampai di New York.Dara memijat kepalanya yang sedikit jetlag sambil merebahkan dirinya di ranjang kamar hotelnya. "Yaa aku baru saja sampai tidak bisakah merajuknya nanti saja?"
"Aku baru melihat jadwalmu dan waktunya berdekatan honey. Ayolah, aku dan Daesung akan tinggal lebih lama di Hawaii dengan penari yang lain juga."
"Tidak bisa Ji, aku ada acara live di Manila."
Jiyong berdecak. "Aish. Jangan pernah ambil acara live lagi setelah ini."
Dara tersenyum tipis mendengarnya.
"Dan jangan ambil pekerjaan di luar Korea lagi. Kau artis Korea Dara."
Senyum tipis itu hilang dari bibir Dara. Ia bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah jendela besar yang menghadap ke jalanan New York malam ini. Ia sangat mengerti maksud dari kalimat Jiyong barusan.
"Di mana kau?" tanya Dara, mengalihkan pembicaraan.
"Di jalan."
"Jalan ke mana?"
"Studio PMO."
"Sendirian?"
"Ne, tapi aku akan bertemu Ahreum dan yang lain di sana."
"Siapa yang kau maksud lainnya di sini?"
"Entahlah, Ahreum hanya mengatakan yang lain tadi."
"Okay." balas Dara datar. Mendadak moodnya tidak enak. Aish. Bukankah Jiyong sudah menyelesaikannya dengan Daum? Tapi kenapa moodnya tetap tidak enak seperti ini?
"Tidak perlu khawatir. Aku sudah menyelesaikan dengan Daum, kau tahu itu kan."
"Tapi belum tentu dia akan menghilangkan perasaannya kepadamu."
"Aku bisa membacanya Dara, aku akan mendepak mereka jika sampai nanti Daum belum menghilangkan perasaannya."
"Kau belum tentu bisa Ji mendepak mereka." sahut Dara dengan suara pelan. "Xin dan yang lain pasti tidak akan setuju."
"Semua keputusan ada di tanganku."
"Terserah kau saja."
"Ada apa denganmu?"
"Huh?"
"Apa kita akan bertengkar lagi karena masalah ini? Masalah seperti ini? Karena Daum?"
"Aku tidak mengajakmu bertengkar."
"Tapi aku tahu moodmu berubah sekarang."
Dara mengacak rambutnya asal lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di sana. Jiyong selalu tahu, bahkan hanya mendengar nada suara saja Jiyong tahu apa yang ia rasakan.
"Kepalaku masih pening Ji, ku hubungi kau nanti ne?"
"Dara, jangan terbiasa menghindari masalah. Kita harus menyelesaikan masalah ini sekarang."
"Aku tidak menghindar Ji. Aku masih sangat jetlag. Pusing sekali." balas Dara, ia memijat kepalanya pelan.
"Aish kau selalu membuatku cemas." katanya. "Minum obat sakit kepala honey."
"Ne, aku akan minta pada Jjangmae nanti."
"Hubungi aku jika kau sudah bangun."
"Arraseo."
Dara menutup sambungan telfon lalu bangkit dan kembali merebahkan dirinya di ranjang. Kepalanya memang pening sekali dan pembicaraannya dengan Kiko tempo hari kembali terlintas dalam pikirannya.