Chapter 21

5.3K 424 28
                                    

**
Jiyong sampai di Busan beberapa jam kemudian. Tidak seperti Dara yang membawa mobil, ia memilih untuk naik pesawat dan langsung menuju pantai yang Dara maksud menggunakan taksi.

Saat turun dari taksi, Jiyong melihat mobil Dara terparkir di pinggiran pantai, lalu tersenyum miris. Ia bahkan sampai rela terbang di pagi buta hanya untuk Dara. 

Jiyong melangkahkan kakinya dengan cepat menuju mobil Dara dan berjalan ke arah sisi kemudi. Hendak dicoba dibukanya pintu itu, lalu ia mengerutkan kening saat ternyata mobilnya tidak dikunci.

Dara tertidur di jok kemudi dengan bagian jok yang diturunkan dengan memakai jaket tebal dan selimut yang menutupi tubuhnya. Jiyong menghela napas melihatnya. Ia ulurkan tangan hendak membangunkan Dara.

"Dara, Dara bangun." kata Jiyong sambil mengusap puncak kepala Dara. "Dara."

Dara menggerakkan kepalanya sejenak saat merasakan tangan Jiyong, ia juga samar-samar mendengar Jiyong membangunkannya dengan pelan. "Hmm."

"Bangun Dara. Pindah, biar aku yang menyetir." kata Jiyong lembut, masih mengusap kepala Dara.

Dara bangun secara perlahan sambil mengucek-ucek matanya. "Ji kau sudah datang?"

Jiyong menganggukkan kepalanya. "Geser. Biar aku yang menyetir." katanya lagi.

Dara menurut dan langsung menggeser tubuhnya untuk duduk di jok sebelahnya, kemudian baru Jiyong duduk di jok kemudi.

Dara mengusap wajahnya dan menatap ke arah Jiyong. "Kau naik apa Ji?" tanyanya sambil memandang ke arah sekitar karena tidak terlihat ada mobil lain.

"Pesawat." jawab Jiyong singkat. Ia ambil air mineral dari jok belakang dan diberikannya kepada Dara.

"Pesawat?" tanya Dara dengan mata terbelalak dan mengambil botol air mineral dari tangan Jiyong.

"Jika aku naik mobil aku akan baru sampai siang nanti Dara dan aku tidak mau membuang waktu."

"Apa kau tidak ada jadwal hari ini?"

"Tidak."

"Benarkah?" tanya Dara ragu.

"Bukankah kau bilang kau percaya kepadaku?" Jiyong bertanya balik, alisnya terangkat sambil menatap Dara.

"Aku hanya tidak percaya kau tidak ada jadwal."

Jiyong tidak menanggapi. Ia nyalakan mesin mobil Dara lalu berkata sambil melirik arlojinya. "Sekarang jam 6 pagi. Apa yang ingin kau lakukan?"

"Bisakah kita makan terlebih dahulu? Aku lapar sekali."

"Kau ingin makan apa?" tanya Jiyong sambil mulai menjalankan mobilnya.

"Sushi."

"Jangan gila Dara. Mana ada restoran sushi yang buka jam segini?" balas Jiyong. Kemudian ia menepikan mobilnya di pinggir jalan saat ia melihat sebuah kedai bubur yang buka di pagi hari ini. Ia kemudian menatap ke arah Dara, "Makan bubur dulu ne?"

Dara menatap ke kedai bubur yang terlihat sudah ramai walau hari masih pagi. "Ramai sekali Ji, kau yakin?"

"Biar aku yang turun. Kau tunggu saja di sini kita makan di mobil nanti." Jiyong hendak turun saat Dara menahan lengannya. Ia menoleh dan memandang Dara dengan heran.

"Biar aku saja."

"Tidak apa Dara, aku sa--"

"Semua orang mengenalmu Jiyong. Tidak peduli kau setertutup apa, semua orang pasti mengenalimu."

Jiyong menyenderkan kembali tubuhnya, "Memangnya semua orang tidak mengenalimu?"

"Aku tidak memakai make up."

I Want You backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang