**
Paginya Jiyong dan Dara bangun sebelum seluruh anggota keluarga Park bangun. Dara langsung memasak apapun yang ia bisa dari bahan masakan yang ada di dapurnya dan membuat skenario bahwa Jiyong datang pagi tadi setelah menyelesaikan pekerjaannya.Jiyong keluar dari kamar mandi dan langsung berjalan ke arah dapur. Ia mendekati Dara dan mencium pipi kekasihnya itu cepat. "Kau hebat sekali tadi malam." bisiknya.
"Yaaa." desis Dara jengkel saat Jiyong menciumi lehernya. "Aku sedang masak."
Jiyong terkekeh, lalu berbalik dan berjalan ke kursi tinggi yang ada di belakang pantry dapur.
"Apa kau mau kopi?" tanya Dara.
"Boleh." jawab Jiyong dan mengambil sandwich yang sudah Dara buatkan untuknya.
Dara membawa cangkir kopi ke arah Jiyong dan meletakkan di atas pantry. "Ku dengar ada yang marah pada Jjangmae setelah menonton final PBS." goda Dara lalu kembali ke kompornya yang masih menyala.
Alis Jiyong terangkat dan menarik cangkir kopi mendekat ke arahnya. "Ya menurutmu? Bagaimana aku tidak marah dengan semua yang ada pada performancemu? Bajumu, rambutmu, pahamu?"
Dara hanya tersenyum sambil sesekali melirik ke arah Jiyong. "Itu Sandara Park yang baru Ji."
"Tapi bukan berarti kau---" Jiyong menghentikan kalimatnya. Ia tatap punggung Dara beberapa saat sebelum perempuan itu berbalik dan bertanya.
"Kau apa? Kenapa diam?"
Jiyong mengambil cangkir kopi dan mulai meneguknya dengan pelan, ia membasahi bibirnya setelah itu dan meletakkan lagi cangkirnya. "Tapi di balik semua hal yang menjengkelkan itu, kau melakukannya dengan sangat baik Dara. Performance itu menunjukkan siapa dirimu, seorang penyanyi yang sudah tujuh tahun berada di industri ini."
"Kau menyukainya?"
"Ya, di balik semua yang menjengkelkan tadi, serta pria-pria yang menggendongmu."
Dara tertawa geli. "Aku ingin membawa Hitech tapi mereka sedang bersama kalian."
"Aku bisa mengatur jadwal mereka jika kau mengatakan padaku." balas Jiyong cepat. "Tapi ya sudah lah sudah lewat juga."
Jiyong membuka akun instagram publiknya lalu mengucapkan happy new year untuk semua followersnya. Kemudian ia membuka akun twitternya dan melihat notifikasi yang memang sangat banyak, lalu mulai membacanya satu persatu. Matanya terhenti pada satu tweet untuk dirinya tentang foto editan Daragon yang kemarin di postinh oleh Richard Prince. Jiyong tersenyum lebar melihat tweet dari salah satu VIP tersebut kemudian memandang ke arah Dara yang sedang sibuk memasak. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya menretweet tweet dari penggemar itu. Tweet-an yang berisi foto Daragon dengan caption yang sepertinya pemilik dari akun itu bukan seorang Daragon shipper tapi mengakui kalau editan itu adalah karya seni. Ini sedikit beresiko sebenarnya, tapi Jiyong tidak menyesal melakukannya..
Dara mengecilkan api kompor tersebut lalu berbalik menuju ke pantry. Berdiri bersebrangan dengan kekasihnya itu "Bagaimana reaksimu tentang Dcrew?"
Jiyong meletakkan ponsel dan memandang ke arah Dara. "Aku sangat tidak menyukainya karena hampir keseluruhan pria." jawab Jiyong jujur. "Tapi kau pantas mendapatkan mereka."
Alis Dara terangkat dan ia tersenyum samar."Apa maksudmu?"
"Kau pantas memiliki perkumpulan teman-teman yang memang membuatmu nyaman, yang memang setipe denganmu, memberikanmu kebebasan untuk menjadi dirimu sendiri, dan yang paling penting kau bahagia berada di sana." Jiyong mengambil koran yang ada di atas pantry, "Aku tahu kau tidak nyaman berada di +82. Kau di sana, karena ada aku di sana."
