Chapt 77

3K 282 23
                                    

**
Hari Ke-20

Jiyong mengerutkan kening nya dengan beberapa foto postingan di instagram milik Daum, baik yang di private ataupun yang di publik. Entah kenapa ia merasa aneh. Di akun privatenya Daum memposting beberapa foto selfie yang mau tidak mau Jiyong akui bahwa pose, style, dan semuanya pernah ia lihat sebelumnya. Benar kata Soojoo beberapa hari lalu. Sangat Kiko. Terlebih lagi di akun publiknya, Daum beberapa kali memposting foto dirinya dan beberapa foto yang terbilang hampir mirip dengan fotonya. Daum juga selalu memposting foto saat mereka berkumpul bersama di waktu senggang yang mana Jiyong sesungguhnya tidak ingin orang-orang tahu apa yang sedang ia lakukan, namun karena Daum, semuanya menjadi tahu.

Sejak pembicaraannya dengan Bom lima hari lalu, Jiyong kembali mengingat-ingat pembicaraannya dengan Soojoo dan Yoon. Terutama pembicaraannya dengan Dara yang menyatakan secara terang-terangan ketidaksukaannya kepada Daum. Setelah itu Jiyong mulai akan merenung dan mengamati tingkah laku Daum secara tidak langsung.

Tapi baginya, tetap saja tidak adil untuk Daum. Mungkin semua ini hanya kebetulan-kebetulan yang terlalu banyaknya, belum ada bukti pasti Jiyong harus menjaga jarak dengan perempuan itu. Dia kembaran dari Ahreum, temannya sendiri. Tidak mungkin Jiyong bersikap tidak baik kepadanya.

Jiyong membuka grup chat +82, Christina baru saja mengatakan bahwa tanggal 1 Agustus +82 diharapkan bisa membantunya di studio karena Chaerin akan pemotretan untuk teaser lagu solo Amerika-nya. Seperti yang sudah dilakukan Jiyong akhir-akhir ini, ia hanya membacanya saja tanpa berniat untuk membalas. Jiyong keluar dari grup chat tersebut dan masuk ke aplikasi instagram, membuka akun instagram publik dan private milik Dara.

He missed her. He missed her so bad. Jiyong menyesali keteledorannya mengajak Dara untuk vakum. Walau memang karena vakum ini mereka bisa berpikir dengan kepala dingin dan bisa melihat semua masalah dari segala sisi, ia tidak bisa menutupi rasa rindunya pada kekasihnya ini.

Seperti saat Dara pergi ke Manila untuk ulang tahun Ayahnya, Jiyong tidak bisa menahan rasa cemasnya lagi dan memutuskan untuk menghubungi Jjangmae -- dengan peringatan-peringatan agar manager dari Dara itu tidak menceritakan apapun kepada artisnya. Dan itu masih berlanjut sampai sekarang. Jiyong tidak bisa berhenti untuk bertanya apa yang sedang Dara lakukan, apa Dara baik-baik saja, bagaimana kesehatannya, apakah Dara sudah makan, apakah Dara istirahat dengan cukup.

Shit. He felt like dying here.

Jiyong ingin menenangkan diri untuk sejenak, tapi jika ia mengajak Xin, sudah pasti pria itu akan mengajak yang lain. Jika ia mengajak anggota BIGBANG, yang ada bukan pikirannya yang tenang karena ia hanya akan teringat album BIGBANG yang masih dalam proses.

Dua nuna-nya yang bisa menenangkannya berada di negara yang berbeda dengannya kini. Soojoo masih berada di Paris, sedangkan Yoon ada di Jepang. Jiyong mengerutkan kening, Jepang hanya dua jam dari Korea, apa ia harus ke Jepang? Tapi bagaimana jika Dara tahu ia ke Jepang? Apa dia akan berpikiran macam-macam lagi?

Jiyong pun bangkit dari ranjangnya. Memakai jaketnya lalu mengambil paspor dan dompetnya. Untuk sebentar saja ia ingin tenang, dan hanya dua nuna-nya itu yang bisa memberinya ketenangan.


*
Yoon terkejut saat melihat kehadiran Jiyong di galerinya. "Kau, apa yang kau lakukan?" tanyanya sambil mempersilahkan Jiyong masuk ke dalam. "Kau sendirian? Soonho tidak ikut? Atau Xin?"

Jiyong merebahkan dirinya di sofa lalu menggelengkan kepalanya. "Aku sendiri."

"Kenapa tidak menghubungiku dulu? Untung aku tidak jadi ke Osaka hari ini."

"Kalau kau jadi ke Osaka mungkin aku akan jalan-jalan sendirian di Tokyo." balas Jiyong.

Yoon memperhatikan dongsaengnya sekilas kemudian berjalan menuju kulkas untuk mengambil beberapa minuman. Tidak perlu bertanya apakah pria itu baik-baik saja, Jiyong adalah pria yang sangat mudah dibaca. Raut wajah dan reaksi pria itu menjelaskan semuanya lebih baik dari pada perkataannya, dan kini Yoon benar-benar melihat kecemasan, ketidaktenangan, dan kegalauan yang pria itu hadapi.

I Want You backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang