**
Besok siang, di Restoran ChaJiyong masuk ke dalam ruang VIP dalam restoran Cha. Ahreum sudah datang lebih dulu dan mengirimkan pesan bahwa ia berada di ruangan yang memang private dan berada di lantai tiga.
Diantar oleh salah satu pelayan, Jiyong memasuki ruang VIP tersebut, duduk di bangku yang berhadapan dengan Ahreum, dan langsung memesan makanan yang ia mau. Setelah pelayan pergi, baru Jiyong membuka suara. "Sudah lama?"
"Baru saja, sekitar 10 menit yang lalu."
Jiyong menganggukkan kepala lalu melepas jaket yang ia pakai.
"Mengapa sepertinya serius sekali oppa? Ayanna bahkan sampai jengkel karena dia tidak kau izinkan ikut."
Jiyong tersenyum tipis. "Karena ini memang hal serius, dan aku rasa ini suatu hal yang pasti kalian tidak ingin semuanya tahu."
Raut wajah Ahreum mulai berubah. "Ka.. kalian?"
"Kau dan Daum." tembak Jiyong langsung.
"Da.. Daum?"
Jiyong meringis mendengar reaksi Ahreum. "Kau sebenarnya sudah tahu apa pura-pura tidak tahu Ahreum-ah?"
"Maksudmu?"
"Kembaranmu itu menyukaiku."
Ahreum terdiam beberapa saat memandang ke arah Jiyong. Ia menelan ludahnya panik. Benar Jiyong akan membicarakan ini. Astaga. Daum... Look what you did here!
"Kau sudah tahu bukan?" tanya Jiyong lagi. "Mustahil kau tidak tahu, Daum pasti menceritakan semuanya kepadamu."
Ahreum tersenyum tipis, sangat tipis yang bahkan Jiyong tidak bisa melihatnya.
"Kenapa kau tidak melarangnya? Kau tahu benar ini adalah salah, dan kau tahu benar siapa aku hanya mencintai Dara."
"Aku sudah melarangnya oppa, kau tidak tahu seberapa keras aku melarangnya."
"Mungkin kurang keras?" alis Jiyong terangkat.
"Oppa."
"Kau tidak tahu sudah berapa kali aku bertengkar dengan Dara karena kembaranmu itu. Kau juga tidak tahu sudah berapa kali Dara menangis karena tingkahnya. Kau juga pasti tidak tahu Daum adalah salah satu alasan mengapa aku dan Dara vakum sebulan yang lalu!" desis Jiyong, kejengkelannya mulai keluar.
"Perasaan Dara selalu kuat, tapi kemarin aku masih selalu membela kembaranmu karena aku yakin dia tidak akan memiliki perasaan seperti yang Dara pikirkan." Jiyong menatap ke arah Ahreum. "Serta yang Soojoo nuna dan Yoon nuna pikirkan."
Mulut Ahreum menganga mendengar apa yang baru saja Jiyong katakan. Tidak hanya Dara, tapi juga Soojoo dan Yoon? Jadi mereka sering membicarakan Daum di belakang? Bukan tidak mungkin mereka membicarakan dirinya juga. Bagaimana ini? Dua perempuan itu adalah orang-orang yang sangat Jiyong hormati, yang bahkan Ahreum dalam hati sangat berharap Jiyong suatu hari bisa menganggapnya sama seperti menganggap mereka.
"Mereka bertiga memiliki perasaan yang tidak enak pada Daum. Tapi aku tidak pernah mendengarkan, bahkan aku sempat bertengkar dengan Soojoo nuna karena aku selalu membela Daum." Jiyong tertawa miris. "Tapi, ternyata aku lah yang salah di sini."
"Opp--"
Kalimat Ahreum terpotong dengan pelayan yang membawakan pesanan mereka. Jiyong menunggu sampai pelayan itu meletakkan semua pesanan di atas meja dan pergi, baru ia melanjutkan obrolan ini.
"Aku tidak menjauhi Daum atau menjaga jarak dengannya karena aku masih menghormatimu." kata Jiyong dengan nada yang serius. "Aku menghormatimu sebagai sahabat dari Xin dan Bajowoo, aku menghormatimu sebagai temanku."
