**
Dara terkejut bukan main saat keluar dari kamar mandi dekat rooftoop dan melihat Jiyong berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada, memandang ke arahnya. Ia langsung menghentikan langkah dan balas menatap Jiyong."Sedang apa kau di sini?"
Jiyong memandang Dara dari atas sampai bawah lalu maju beberapa langkah.
"Apa yang kau lakukan?"
Jiyong menatap Dara dalam. "Apa yang terjadi Dara?"
"Ap.. apa maksudmu?"
"Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau begini?"
Dara mengucek hidungnya dan menjawab dengan acuh. "Aku tidak apa-apa."
"Apa karena putus dengan pria itu kau jadi begini?" Jiyong bertanya dengan hati-hati.
Dara mengangkat kepalanya dan kembali menatap Jiyong dengan heran.
"Apa kau benar-benar patah hati putus dengannya?" tanya Jiyong lagi.
"Aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan Ji." Dara menghindar dan hendak melangkahkan kakinya pergi tepat saat Jiyong menahan lengannya.
"Kau tahu apa yang ku bicarakan Dara."
Dara mencoba melepas cengkraman tangan Jiyong di lengannya tapi tidak bisa. Jiyong menahannya dengan sangat erat. Matanya pun naik kembali dan menatap Jiyong.
"Berhenti bersikap seakan kau peduli padaku. Ini sungguh menjengkelkan."
"Aku peduli padamu."
Dara tertawa hambar. "Oh Jiyong, stop it." Ia meronta dan berusaha melepaskan tangan Jiyong lagi. "Lepas."
"Kau bisa mengatakan semuanya padaku." bilang Jiyong lagi. "Kau tahu aku masih di sini Dara."
Dara berhenti meronta, lalu menoleh dan menatap Jiyong tajam. "Jiyong, jangan pernah kau mengatakan hal seperti itu lagi."
Jiyong balas menatapnya.
"Jangan membuat semuanya semakin sulit untukku Ji."
"Dara, aku---"
"Kau sudah bersama Kiko. Jadi berhenti seperti ini. Berhenti bersikap seakan kau peduli padaku, berhenti bersikap seakan kau masih memiliki perasaan kepadaku. Berhenti melakukan itu semua Ji."
Jiyong mengulurkan tangan dan meletakkan kedua tangannya di bahu Dara. "Dara kau--"
Dara menggelengkan kepalanya, tidak mau dengar. "Lepas." pintanya lagi.
"Dara kau bisa menceritakan semuanya kepadaku! Aku bisa membantumu!"
"Aku bisa mengatasi semuanya sendiri Ji. Hanya masalah waktu sampai aku bisa menerima semuanya. Aku hanya memerlukan waktu. Aku tidak membutuhkan bantuan siapapun di sini."
"Dara.."
"Semua orang sudah mengkhianatiku Ji. Semua orang meninggalkanku. Aku hanya memerlukan waktu sampai aku bisa menerima bahwa aku memang harus terbiasa sendiri lagi."
Jiyong menatapnya iba dan juga sedih. Dara terlihat sangat kacau di hadapannya dan ia benar-benar ingin memeluk dan menenangkan Dara. Ia tidak kuat melihat Dara menjadi seperti ini.
"Ayahku pergi meninggalkanku dan keluargaku sejak kami kecil, jadi aku sudah terbiasa jika semuanya pergi dariku. Aku hanya memerlukan waktu saja." bilang Dara lagi, tidak menyadari air matanya sudah menetes.
"Dara, aku mohon." Jiyong menangkup wajah Dara dengan kedua tangannya. Berharap bahwa perempuan itu mau membagi bebannya kepadanya.
"Aku sudah kehilanganmu, pria yang aku pikir akan menjagaku sepanjang hidup." Dara berkata dengan lirih. "Kegiatan 2NE1 tiba-tiba dihentikan, perilaku tidak adil semua orang di YG, aku sudah terbiasa. Kau dan anggota BIGBANG yang lain tidak perlu khawatir."