**
Masalah Dara dan Ayahnya bisa selesai dengan kekeluargaan, entah apa yang YG lakukan terhadap Mr. Park, tapi Mr. Park mengalah dan hanya minta agar diizinkan untuk bertemu dengan ketiga anaknya tiap waktu. Ayahnya tidak ingin ada permasalahan lagi apalagi harus dibawa ke hukum. Mrs. Park menyetujuinya, asalkan mantan suaminya itu tidak akan melakukan tindakan yang semena-mena lagi kepada dirinya dan ketiga anaknya. Mereka semua berjanji di atas materai dan disaksikan oleh pengacara masing-masing.Dara tidak bisa menahan harunya saat Ayahnya memeluk kedua adiknya. Ia harus menghapus air matanya berulang kali agar tidak terlihat. Ia yang tertua di sini, ia tidak boleh terlihat lemah apapun kondisinya.
Setelah itu mereka semua menghabiskan waktu bersama. Mulai dari belanja, nonton film, makan malam, dan sekarang mereka sudah sampai ke tempat bowling atas ide Sanghyun. Dara hanya mengikuti.
Seharian ini Dara memperhatikan Sanghyun dengan lekat. Sanghyun sudah terlihat kembali seperti Sanghyun yang dulu, yang memang sangat dekat dengan Ayah mereka. Kedua pria di dalam keluarga Park itu sangat tidak terpisahkan seharian ini. Dara tersenyum dalam hati, bersyukur karena akhirnya Sanghyun bisa kembali seperti sedia kala. Seperti saat sebelum Ayahnya meninggalkan mereka bertahun-tahun yang lalu.
Dara tidak ikut dalam euforia ini, ia hanya duduk di bangku yang ada dan menyoraki siapapun yang sedang bergiliran melempar bola.
"Bagaimana kabarmu?"
Dara sampai tidak menyadari kalau Ayahnya sudah duduk di sampingnya. Ia menoleh dan melihat Ayahnya yang memandang ke arah depan. "Baik."
"Ku dengar kau sedang sakit."
"Sekarang sudah sembuh."
"Jangan terlalu banyak menerima pekerjaan, kau bukan robot Dara."
Itu adalah nasihat pertama Ayahnya setelah semua membaik, Dara menatap pria yang sudah terlihat tua itu sambil tersenyum.
"Bagaimana hubunganmu dengan Jiyong?"
Dara mengerutkan keningnya bingung, bagaimana Ayahnya tahu?
"Dia sangat mencintaimu." Mr Park tersenyum lebar. "Terlihat amat jelas."
"Darimana Appa tahu kalau aku bersama dengannya?"
"Aku bertemu dengannya beberapa kali."
Kedua bola mata Dara membulat, jelas ia terkejut. "Apa?"
"Setiap staff YG mengajakku untuk bertemu, dia selalu ada. Dia selalu datang."
"Bagaimana bisa?"
"Dia begitu membelamu, dia begitu menginginkan keadilan untukmu, dia sama sekali tidak ingin kau sedih, kau jatuh sakit karena hal ini." Mr Park menoleh dan menatap anak pertamanya ini. "Bahkan saat Yang Hyun Suk sudah tidak sabar menghadapiku, dia masih sangat sabar dan masih sangat sopan jika berbicara denganku. Dia sangat menghargaiku sebagai Ayah dari wanita yang dia cintai, walau aku yakin dia pasti sangat ingin memukulku." Mr Pak tertawa geli sambil membayangkan kejadian-kejadiannya dengan Jiyong.
"Kau beruntung memilikinya Dara. Dia pria yang sangat bisa kau pegang ucapannya." Mr Park mengusap puncak kepala anak sulungnya. "Aku pria, aku bisa membacanya dengan jelas."
Dara hanya tersenyum tipis menanggapinya, tidak tahu harus berkata apa. Pikirannya masih dipenuhi oleh banyak pertanyaan. Bagaimana bisa Jiyong bertemu dengan Ayahnya, bahkan tanpa menceritakan padanya sama sekali? Apa saja yang sudah Jiyong katakan pada Ayahnya? Dan.. astaga. Jiyong bahkan sampai melakukan hal ini agar masalahnya cepat selesai.
Dara mengambil ponsel yang ada di tasnya. Ada 5 pesan. Dari pria yang baru saja ia dan Ayahnya bicarakan.
'Kenapa tidak mengangkat telfonku? Kau di mana? Kenapa tidak ada di rumah?'
'Oh astaga Dara. Mengapa Jjangmae sampai tidak tahu kau ada di mana? Angkat telfonmu.'
'Dara-ya. Kau mau membuatku gila huh? Apa karena aku tidak memberimu kabar kau jadi membalas dendam kepadaku? Angkat telfonmu.'
'Sandara Park, kau tahu kesabaranku terbatas bukan? Jangan sampai aku melakukan hal yang tidak-tidak di sosial media. Kau tahu aku bisa melakukannya.'
'SANDARA PARK!'