**
Bom mengerutkan kening saat melihat Dara menyetir mobilnya ke arah Incheon. Ia menoleh dan memandang ke arah Dara dengan heran. "Kita mau ke bandara?""Uhum."
"Untuk apa?"
"Apa kau membawa passportmu?"
"Apa?"
"Kau bawa passportmu kan?"
"Bawa, tapi--"
"Aku ada jadwal besok di Filipina dan aku ingin kau ikut denganku ke sana."
"Apa?"
"Ke Filipina." bilang Dara lagi. Matanya masih memandang ke arah jalanan di hadapannya, tidak menoleh sedikitpun.
"Dara, kau--"
"Aku sudah bilang pada Jjangmae dan dia sedang mengurus tiketmu sekarang." Dara melirik ke arah Bom. "Cek dulu passportmu. Kau benar bawa kan?"
Bom membuka tasnya dan mencari passport yang selalu ia bawa. Diambilnya passport itu dan ditunjukkan kepada Dara.
Dara melirik sekilas lalu menganggukkan kepala. "Baguslah."
"Berapa hari kita di sana?"
"3 hari."
"Teddy oppa bilang dia ingin bertemu denganmu."
"Aku akan menemuinya setelah pulang nanti."
"BIGBANG titip salam."
Pegangan Dara pada kemudi mengerat, tapi ia diam saja. Tidak mau berkata apa-apa.
"Apa jadwalmu besok?" Bom berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Fanmeeting." Dara membelokkan kemudinya masuk ke dalam bandara. Kepalanya menoleh ke sana-kesini mencari tempat parkir. Setelah mendapatkannya, Dara dan Bom turun dari mobil dan langsung berjalan menuju ke tempat Jjangmae menunggu mereka.
Setelah bertemu Jjangmae, manajer mereka itu langsung mengurus passport Bom sementara Dara pergi ke kamar mandi. Bom menunggu di belakang pilar lalu mengeluarkan ponselnya.
"Ada apa nuna?" tanya Jiyong langsung saat mengangkat telfon darinya.
"Aku akan ke Filipina bersama Dara."
"Hm?"
"Dara ada jadwal besok di Filipina dan dia mengajakku. Kami sudah berada di bandara sekarang."
Hening sesaat sebelum helaan nafas Jiyong terdengar, lalu pria itu bertanya. "Berapa lama?"
"3 hari."
"Baiklah. Jaga diri baik-baik nuna, aku titip Dara."
"Aku benar-benar minta maaf Ji." Bom bersuara dengan lirih.
"Untuk apa?"
"Jika aku tidak memakai obat-obatan ilegal itu, 2NE1 pasti tidak jadi seperti dan Dara tidak akan melakukan hal ini kepadamu. Aku benar-benar minta maaf."
"Bukan salahmu."
"Tapi akarnya adalah salahku. Aku sebenarnya sangat malu tiap bertemu denganmu, aku--"
"Nuna, sudahlah." sela Jiyong. "Aku sama sekali tidak pernah menyalahkanmu dan aku tidak mau mendengar kau menyalahkan dirimu sendiri."
"Tapi--"
"Atau kumatikan telfonnya?"
"Aku tidak tahu harus membalas kebaikanmu dengan apa Ji."
"Hanya jaga Dara baik-baik."