47 full ver

4.3K 328 15
                                        

**
Jiyong menghisap rokoknya dengan dalam. Raut wajahnya terlihat tidak sabaran. Ia seharusnya sudah berada di perjalanan dari setengah jam yang lalu ke Monsant --kafe miliknya yang sudah di dekor khusus untuk Christmas Party-- hari ini bersama teman-teman terdekatnya dan juga Dara. Tapi sekarang ia masih terjebak di dalam villa, menunggu Dara yang tak kunjung selesai berdandan di kamarnya.

"Yaaa Sandara Park harus berapa lama lagi aku menunggu?!!!" seru Jiyong tidak sabar. Ia mematikan rokoknya dan hendak naik ke kamar Dara saat perempuan itu ternyata sedang menuruni tangga.

Dara berhenti di anak tangga dan menatap ke arah Jiyong kesal. "Aku tidak membawa baju apa-apa selain ini." keluhnya. Jiyong melarangnya memakai baju mini atau dress-dress kebesaran yang akhir-akhir ini sering Dara pakai, jadinya ia harus mengobrak-abrik kopernya tapi hanya baju lengan panjang berwarna hitam dan celana panjang yang berwarna senada juga. Jiyong memperhatikannya dengan lekat.

Dara memperhatikan pria itu juga lalu seketika terkesiap. "Yaa kenapa kau memakai hitam-hitam juga?! Aish." desisnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Jiyong tersenyum, bangkit dari kursinya, dan berjalan ke arah Dara. Ia berhenti tepat di hadapan kekasihnya itu. "Kenapa marah kepadaku? Aku yang memakai ini duluan." Jiyong berkata sambil merapikan rambut Dara.

Dara memutar kedua bola matanya. "Lebih baik aku cari baju yang lain." Ia hendak berbalik, tapi Jiyong menahannya.

"Untuk apa?"

"Kita tidak mungkin memakai pakaian yang sama Jiyong."

"Kenapa?"

"Bagaimana jika ada orang yang menyadarinya?"

Jiyong mendesis. "Tidak akan. Ini private party Dara, tidak akan ada siapapun selain teman-teman dekat."

"Ne, tap---"

"Anggap saja ini couple items huh?"

Pernyataan Jiyong itu membuat Dara terdiam sejenak, sebelum kembali memandang ke arah Jiyong.

"Jadi.. aku tidak perlu ganti baju?"

Jiyong menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu." katanya dan menggenggam tangan Dara lalu membawanya keluar dari villa. "Kita sudah telat dan aku tidak mau menunggu lama lagi. Kenapa perempuan selalu lama saat berdandan?"

"Seperti kau tidak lama saja G-Dragon."

"Tapi tidak selama dirimu Sandara Park." Balas Jiyong, lalu membukakan pintu untuk Dara. 

"Dimana pestanya akan dilaksanakan sebenarnya? Mengapa kau tidak memberitahuku??" tanya Dara saat mobil sudah berjalan.

"Monsant." Jawab Jiyong singkat. Dara terkesiap.

"Kafemu?"

"Uh-uh."

Dara berdecak. "Kenapa di Monsant saja harus merahasiakannya dari kemarin??"

Jiyong hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala Dara.

"Aku mengajakmu ke sini bukan untuk marah-marah Sandara Park."

Dara mengalihkan pandangannya keluar jendela, membuat Jiyong kembali tertawa. "Aku benar-benar merindukan Dara-ku yang selalu merajuk seperti ini."

Mendengar apa yang Jiyong katakan membuat hati Dara berdebar. Apalagi Jiyong sekarang mengaitkan tangan mereka. Dara meliriknya sekilas.

"Apakah kau benar akan merayakan tahun baru di China?"

Dara mendengus. "Tidak jadi." katanya datar. "Aku akan ikut dengan Sanghyun dan Omma ke Busan bersama keluarga Bom."

I Want You backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang