**
Jiyong tiba-tiba terpikirkan pernikahan. Awal tahun depan Top akan mulai menjalani wajib militer. Tahun depannya lagi sudah pasti giliran dirinya dan Taeyang. Mau tidak mau hal-hal seperti itu sangat terpikirkan oleh Jiyong. Bagaimana saat ia wajib militer nanti, bagaimana keadaan BIGBANG saat ia tinggal, apakah VIP masih tetap setia pada mereka saat mereka menjalankan wajib militer, apakah VIP tetap menunggu mereka, dan apakah Dara akan tetap setia padanya? Apakah Dara akan menunggunya?Pikiran-pikiran buruk bahwa Dara akan meninggalkannya, bahwa Dara akan terpincut oleh pria lain menggerogoti pikirannya dan itu membuatnya tidak tenang. Ia tidak mau Dara meninggalkannya, ia tidak bisa. Apalagi jika alasannya karena pria lain, Jiyong bersumpah benar-benar akan membunuh pria itu nantinya.
Jiyong kembali teringat pembicaraannya dengan Dongwook di restoran beberapa waktu lalu. Dongwook mengatakan padanya agar membuat semuanya jelas untuk Dara sebelum ia wajib militer nanti. Apakah itu maksudnya goes public? Berarti ia harus melakukannya kalau tidak di sisa tahun ini, di tahun depan?
Jiyong sedikit tersenyum, ia sangat menyukai ide itu. Bahkan kalau bisa lebih cepat lebih baik. Tapi mengingat Dara, banyaknya keresahan dan kecemasan dari sisi Dara membuat Jiyong memikirkan ulang. Ia tidak mau memaksa Dara. Ia ingin Dara goes public dengannya karena memang kekasihnya itu menginginkannya juga, bukan karena paksaan dari dirinya
Pintu ruang studio terbuka dan Jiyong melihat Taeyang masuk dengan botol minuman di tangan. "Darimana kau?" tanyanya langsung.
"Gym." jawab Taeyang dan duduk di kursi beroda yang berhadapan dengan Jiyong. "Sudah daritadi?"
Jiyong memperhatikan Taeyang tanpa sadar. Sahabatnya ini juga sedang menjalani hubungan yang serius dengan Min Hyorin. Bahkan dengan goes public-nya mereka, membuat mereka lebih bebas untuk berkencan di mana saja dan kapan saja. Hyorin juga sudah sangat sering membicarakan Taeyang di publik. Jiyong tidak kaget jika Taeyang adalah anggota pertama BIGBANG yang akan menikah nanti.
"Ada apa?"
Pertanyaan Taeyang membuat lamunan Jiyong buyar. Pria itu mengerjapkan mata beberapa kali sebelum memandang sahabatnya lekat.
"Ada apa?" tanya Taeyang lagi. "Kau seperti sedang memikirkan sesuatu."
Jiyong tersenyum tipis. "Bukan apa-apa."
"Ji, aku mengenalmu tidak sehari dua hari." balas Taeyang cepat dan mendekatkan kursinya ke meja, menyalakan laptop yang ada di sana.
Jiyong menghembuskan napasnya dalam dan sedikit jengkel karena tidak pernah bisa merahasiakan sesuatu dari sahabatnya ini.
"Apa kau dan Hyorin nuna menjalani hubungan kalian dengan serius?"
Taeyang mengangkat kepalanya dan memandang Jiyong sekilas. "Maksudnya?"
"Hubungan kau dan Hyorin nuna. Kau serius dengannya?"
Taeyang memutar kedua bola matanya. "Aku dan Hyorin sudah hampir 3 tahun dan kau baru bertanya apakah aku serius dengannya sekarang?"
"Lalu jawabannya?"
Taeyang melirik Jiyong lagi. "Tentu saja aku serius dengannya Ji. Kau pikir untuk apa aku sedang membangun rumah sekarang?"
Jiyong sedikit terkejut mendengar perkataan Taeyang barusan, lalu ia bertanya dengan bodohnya. "Oh, itu buat kau dan Hyorin nuna?"
"Ne. Persiapan." balas Taeyang sambil kembali memandang ke arah laptop. "Setidaknya sebelum aku wajib militer, aku harus melakukan sesuatu untuknya."
"Kau tidak menceritakan apapun tentang ini kepadaku."
"Kau tahu aku paling malas bercerita kepadamu."